SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 3
Sebelumnya
Sinopsis Hwayugi Episode 9 Part 2
Tetua Soo
Bo Ri kembali mengunjungi Woo Ma Wang untuk membicarakan soal iblis yang
mencuri jiwa anak-anak. Woo Ma Wang mengatakan ia akan mencoba menangkap iblis
jahat yang mencuri jiwa anak-anak itu. Woo Ma Wang tidak butuh poin apa pun,
dia hanya ingin diberitahu soal satu hal saja.
“Apa itu soal
Na Chal Nyeo?” tanya Tetua Soo Bo Ri.
“Di mana
dan bagaimana kehidupannya kali ini, cukup beritahu itu saja padaku!”
“Meskipun
tahu. Ma Wang, kau tetap tidak bisa ikut campur dalam kehidupannya.”
“Aku
sangat mengerti, aku tidak boleh ikut campur. Ya... Kalau begitu, kau bisa beri
tahu aku, apakah dia sudah terlahir kembali atau belum?”
“Jika kau
ingin tahu tentang kematian dan kehidupan manusia, maka cepatlah menjadi Dewa!”
saran Tetua Soo Bo Ri sambil tertawa.
Tetua Soo
Bo Ri lalu mengomentari macaroon yang
disajikan Ma Ji Young sangat enak. Ia akan mengambil macaroon-nya lagi, tapi Ma Ji Young buru-buru mengambil piring macaroon itu. Tetua Soo Bo Ri jadi kikuk
sendiri. Ia pun mengambil gelas teh-nya untuk diminum, tapi Woo Ma Wang malah
menggeser gelas teh itu sebelum Tetua Soo Bo Ri berhasil mengambil gelas
teh-nya. Woo Ma Wang menyuruh Ma Ji Young untuk membawa kembali ke dapur semua makanan
dan minuman yang disajikan untuk Tetua Soo Bo Ri (Hahaha). Tetua Soo Bo Ri
menggerutu pada Ma Ji Young sebagai anjing yang setia sekali.
Jenderal
Es sekarang sudah punya toko baru. Ia pun sudah kedatangan pelanggan pertamanya
yang merupakan arwah Lee Soo Jeong, gadis kescil yang melarikan diri dari dalam
buku dongeng.
“Sejak
memindahkan lokasi tokoku, kau adalah pelanggan pertama. Kau bisa datang dan
makan ini kapan saja.”
Jenderal
Es hendak memberikan es krim pada Lee Soo Jeong, tapi Lee Soo Jeong malah diam
saja dan kemudian menghilang. Jenderal Es jadi merasa khawatir pada Lee Soo
Jeong, karena ia mendengar akhir-akhir ini ada Iblis jahat yang suka menangkap
jiwa anak-anak. Jenderal Es berpikir hal ini akan menjadi berbahaya, sehingga
ia harus melaporkannya pada Dewa Agung.
Dua orang
siswa SMA akan pergi ke sekolah dengan mengambil jalan pintas melalui kolong
jembatan yang angker. Salah seorang siswa menolaknya, karena jalanan itu
terlalu menakutkan baginya. Siswa satunya lagi mencoba membujuknya dengan
mengatakan bahwa mereka akan lebih cepat sampai jika melewati jalan itu. Tapi
siswa yang sebelumnya menolak, tetap tidak mau lewat ke sana. Ia lebih memilih
lewat jalan lain, lagipula mereka sudah terlanjur telat pergi ke sekolah, jadi
mau apalagi. Akhirnya siswa itupun pergi duluan lewat jalan lain.
Pada saat
yang bersamaan Son O Gong dan Jenderal Es datang ke kolong jembatan itu untuk
memburu jiwa-jiwa yang gentayangan di sana.
“Di
terowongan inilah jiwa-jiwa yang gentayangan berkumpul. Saya dengar jiwa
anak-anak yang menghilang beberapa waktu lalu juga datang ke sini,” kata
Jenderal Es pada Son O Gong.
Son O
Gong mengajak Jenderal Es untuk masuk ke kolong jembatan itu. Ia lalu berkomentar
saat melihat banyaknya hantu yang sembunyi dari dirinya, “Sepertinya semua jiwa
yang bergentayangan memang ada di sini.”
“Ini anak
itu!” kata Jenderal Es begitu melihat Lee Soo Jeong sedang duduk di salah satu
pojokan kolong jembatan.
Jenderal
Es langsung menghampiri Lee Soo Jeong dan bertanya padanya, “Nak, apa kau tahu
orang yang telah menangkapmu?”
Lee Soo
Jeong hanya diam saja tak mau menjawab.
Jenderal
Es mengeluh pada Son O Gong kalau anak itu tidak mau bicara. Son O Gong lalu
menanyakan pada Lee Soo Jeong apa ia suka Dinosaurus.
“Kau mau
melihat Brontosaurus?” tanya Son O Gong. Lee Soo Jeong mengangguk pelan. Son O
Gong pun tersenyum bangga telah berhasil membujuk Lee Soo Jeong.
Han Byeol
dan adiknya kembali bermain lagi bersama Jin Seon Mi di perusahaan. Han Byeol
menceritakan pada Jin Seon Mi soal temannya yang tiba-tiba pergi setelah
menarik tambang yang muncul dari langit, seperti kisah dongeng Matahari dan
Bulan.
Jin Seon
Mi kemudian menanyakan perihal kebenaran cerita yang diceritakan Han Byeol itu
pada Lee Han Ju. Lee Han Ju mengatakan bahwa memang ada insiden yang berkaitan
dengan anak-anak di kompleks apartemennya. Ada seorang anak kecil jatuh dari
beranda, tapi kakak anak itu mengatakan dia menyaksikan seluruh kejadiannya.
Lee Han Ju berpikir kakaknya itu masih kecil juga, jadi ia rasa anak itu cuma
mempercayai sesuatu yang ada dalam buku dongeng atau semacamnya.
Jin Seon
Mi mendapat telepon dari Woo Ma Wang. Ia pun mendatangi Woo Ma Wang di Lucifer Entertainment untuk melaporkan soal
kejadian yang diceritakan Lee Han Ju tadi. Woo Ma Wang mengatakan kalau Iblis
jahat yang mengambil jiwa anak-anak itu sedang dicari oleh Son O Gong.
“Sendirian?”
tanya Jin Seon Mi.
“Dia
mencoba mencarinya bersama Jenderal Es. Berkat kerja keras Sam Jang, tampaknya
Son O Gong mengumpulkan poin untukku atas kemauan sendiri.
“Aku
merasa sangat bersalah karenanya. Tapi, kenapa Anda meneleponku?” tanya Jin
Seon Mi.
“Ada
sebuah benda hilang yang aku ingin kau carikan untukku. Benda itu sangat
berbahaya.”
“Kau
membuatku melakukan segala sesuatu,” gerutu Jin Seon Mi
“Bagaimanapun,
aku perlu meningkatkan poinku. Banyak, banyak, banyak sekali.”
“Aku
tidak memakaikan Geum Gang Go pada Son O Gong hanya untuk mengumpulkan poin
untuk Ma Wang.”
“Ya, aku
tahu. Kau memakaikan itu padanya agar dia tidak bisa memangsamu, tentu saja.”
“Karena
itulah, bagaimana kalau aku melepaskan Geum Gang Go-nya sekarang?”
“Apa?”
tanya Woo Ma Wang, terkejut.
“Itu
karena aku merasa sepertinya ada takdir lain di antara kami selain ikatan
antara pemilik dan budak Geum Gang Go.”
Woo Ma
Wang mencoba menjelaskan sebagaimana yang sudah Jin Seon Mi lihat pada guci
ketidakberuntungan, satu-satunya ikatan yang ia miliki dengan Son O Gong selain
Geum Gang Go adalah takdir kemalangan. Jin Seon Mi tetap pada pendiriannya,
bisa saja ada kemungkinan takdir yang lebih baik untuk ia dan Son O Gong. Woo
Ma Wang berkata itu tidak mungkin, karena Jin Seon Mi dan Son O Gong hanya
memiliki ikatan kemalangan.
“Bagaimana
Anda bisa seyakin itu?” tanya Jin Seon Mi.
“Karena
yang mengubah takdirmu adalah Son O Gong. Hukuman atas kau membebaskan Son O Gong
membuatmu menjadi Sam Jang.”
“Apa
maksudnya itu?” tanya Jin Seon Mi lagi.
Jin Seon
Mi jadi teringat saat dulu Son O Gong mengatakan mungkin ia akan mendapat
hukuman juga, karena telah melepaskan monster jahat sepertinya. Jin Seon Mi kini
menyadari yang dimaksud hukuman itu adalah takdirnya sebagai Sam Jang sekarang.
“Gara-gara
Son O Gong, kau menjadi Sam Jang. Dia sangat mengerti hal ini juga. Jadi kalau
kau tidak percaya kepadaku, panggil dia dan pastikan sendiri,” kata Woo Ma
Wang.
“Apakah
itu benar? Itukah kebenarannya, Son O Gong?” tanya Jin Seon Mi.
Son O
Gong langsung muncul di sana.
Jin Seon
Mi bertanya lagi pada Son O Gong, “Apakah itu benar?”
“Ya,”
jawab Son O Gong, “alasan kau menjalani kehidupan spesial itu adalah gara-gara
aku.”
“Begitu
rupanya. Aku rasa pertemuan denganmu hanyalah kemalangan besar belaka. Seandainya
kau tidak pernah muncul dalam kehidupanku, aku tidak akan pernah menjadi Sam
Jang. Aku seharusnya tidak pernah bertemu denganmu.”
Jin Seon
Mi pun pergi dengan mata berkaca-kaca. Son O Gong hanya menatap kepergian Jin
Seon Mi dengan diam.
PK
memberikan batu kehidupan yang ia kumpulkan selama konsernya di Singapura pada
Bu Ja. Itu adalah batu kehidupan yang terbaik. PK telah berusaha menyembunyikan
itu dari Woo Ma Wang. Bu Ja berkata, bagaimana kalau Ma Wang-nim jadi marah
saat mengetahuinya. PK pun menenangkan Bu Ja, PK bisa mengantongi energi
sebanyak ini, karena memang selama ini ia sudah mengumpulkan banyak untuknya
secara cuma-cuma.
PK malah
mengkhawatirkan kondisi Bu Ja yang belakangan ini penglihatannya menjadi
semakin memburuk. PK ingin Bu Ja bisa melihat agar Bu Ja bisa berkeliling ke sekitarnya.
Bu Ja pun berterima kasih pada PK, karena ia selalu berbuat baik padanya. PK memuji
dirinya sendiri, tentu saja PK sangat baik pada Bu Ja. PK pun mengingatkan Bu
Ja, kalau ialah yang telah memberi Bu Ja nama. Ia bahkan memberikan Bu Ja makan
sekarang.
“Kalau
begitu, berarti aku adalah kaki tangannya Jeo Pal Gye-nim?” tanya Bu Ja. PK
berpikir sejenak dan ia merasa tidak suka menyebut Bu Ja sebagai kaki
tangannya. “Bukan, daripada kaki tangan, jadilah saudariku! Adik,” kata PK.
“Kau
tidak masalah punya adik seorang Zombie?”
PK mulai
bertingkah sebagai oppanya Bu Ja, “Hei, saudariku. Oppa Babimu ini akan kembali
setelah sesi rekaman selesai, jadi makanlah ini dan berkelilinglah di stasiun
siaran. Jika kau pulang dalam keadaan sangat sehat karena memakan energi-energi
ini, Ma Wang mungkin akan curiga. Jadi, mari kita pergi jalan-jalan! Ada tempat
yang ingin kau kunjungi?”
Bu Ja
sedang menunggu PK di stasiun TV sambil mencari tempat yang bagus untuk di
kunjungi melalui internet. Kang Dae Sung tiba-tiba datang menghampirinya.
“Sedang
apa kau di sini?” tanya Kang Dae Sung mengejutkan Bu Ja. Bu Ja pun memberi
salam padanya.
“Aku menyapamu
kali ini karena mengenalimu,” kata Kang Dae Sung.
“Ah, kita
bertemu lagi.”
“Aku ke
sini untuk menghadiri rapat acara TV. Kau ada urusan di sini?” tanya Kang Dae
Sung.
“Saya
hanya sedang menunggu seseorang di sini,” jawab Bu Ja.
“Aku juga
harus menunggu seseorang di sini, tidak masalah kalau aku duduk di sini, ‘kan?
Bu Ja pun
mempersilahkannya duduk dengan senang hati. Diam-diam Kang Dae Sung terus
memperhatikan Bu Ja. Saat Bu Ja melihat ke arahnya, Kang Dae Sung lalu
tiba-tiba jadi tersenyum manis, Bu Ja pun ikut membalas senyumannya. Tapi,
setelah Bu Ja tak melihatnya lagi, senyuman Kang Dae Sung langsung hilang.
Jin Seon
Mi yang sedang bersedih setelah mengetahui fakta di balik dirinya menjadi Sam Jang, datang kembali ke kantornya seorang diri. Ia melihat
gambar yang tadi dibuat oleh Han Byeol di mejanya. Jin Seon Mi teringat
perkataan Woo Ma Wang soal Iblis jahat yang menculik jiwa anak-anak yang sedang
dicari oleh Son O Gong. Jin Seon Mi bergumam sendiri, ia tidak menyukai Sam
Jang atau apa pun itu. Ia berpikir ia adalah orang yang paling malang di dunia.
Oppa-nya
Lee Soo Jeong sedang meringkuk sendirian di kamarnya dalam kesedihan. Di
hadapannya terdapat buku dongeng “Gadis Korek Api” yang terbuka. Sebuah korek
api di dekatnya tiba-tiba bersinar dan menarik perhatiannya. Ia pun segera
mengambil korek api itu.
Di tempat
lain, Wanita iblis sedang membuka buku dongeng “Gadis Korek Api” dan membaca
kisahnya.
“Anak yang sedang lapar menyalakan korek api
pertamanya, kemudian makanan pun muncul di hadapannya.”
Oppa Lee
Soo Jeong menyalakan korek apinya dan melihat ada makanan enak di hadapannya.
Ia tersenyum melihatnya. Korek api itupun mati dan makanan yang ada
dihadapannya tadi pun lenyap seketika.
“Anak yang kesepian itu menyalakan korek api
kedua, dan di depannya muncul keluarga yang paling dia rindukan.”
Oppa Lee
Soo Jeong kemudian menyalakan korek api yang kedua dan ia melihat Lee Soo Jeong
ada dihadapannya. Ia berkata pada adiknya itu, “Soo Jeong-ah. Bawa aku
bersamamu. Aku juga. Aku ingin pergi bersamamu.”
Oppa Lee
Soo Jeong membakar buku dongeng yang ada dihadapannya dengan korek api kedua
tadi. Ia menangis sambil
memanggil-manggil nama adiknya.
Wanita
iblis akan membuka halaman selanjutnya dari buku “Gadis Korek Api” itu, tapi
ternyata halamannya kosong. Ia terkejut melihatnya.
Jin Seon
Mi datang pada oppa Lee Soo Jeong dan mematikan api yang membakar buku itu.
Oppa Lee Soo Jeong akan menghidupkan kembali korek api, Jin Seon Mi segera
mencegahnya agar ia tak melakukan itu. Jin Seon Mi pun memeluk anak itu dengan
erat.
Wanita
iblis tiba-tiba datang sambil berkata tampaknya ia harus mengganti dongeng dan
menculiknya. Jin Seon Mi segera menyuruh oppa Lee Soo Jeong untuk pergi dari
sana. Ia memberikan handphone-nya
yang sudah terhubung dengan Lee Han Ju. Ia memintanya untuk meminta bantuan
pada ahjussi Lee Han Ju ditelepon itu.
Jin Seon
Mi kini berbicara berdua dengan Iblis wanita itu.
"Siapa
kau?” tanya Jin Seon Mi.
“Aku
penjual buku yang menceritakan dongeng bahagia untuk anak-anak,” jawab Wanita
Iblis itu.
“Lalu
kenapa kau mencuri jiwa anak-anak itu?”
“Aku
tidak mencurinya. Aku hanya mengizinkan anak-anak malang itu hidup bahagia di
negeri dongeng.”
“Ke mana
kau membawa anak-anak itu?”
Jenderal
Es dan Son O Gong mengunjungi sebuah toko buku yang ditunjukkan oleh Lee Soo
Jeong.
“Jiwa
anak-anak itu terperangkap dalam buku-buku ini. Kita harus membuka semua buku
untuk mencari anak-anak yang terperangkap,” kata Jenderal Es.
Son O
Gong bertanya-tanya di mana pemilik toko buku ini berada sekarang. Jenderal Es
menyarankan untuk memanggil Sam Jang untuk menemukan Iblis jahat. Son O Gong
tidak mau, karena dia mungkin sedang sangat depresi setelah mengetahui fakta di balik dirinya
sebagai Sam Jang.
Wanita
Iblis penjual buku mengatakan pada Jin Seon Mi kalau ia bisa mengenali jiwa
yang tidak bahagia dari seorang anak dengan sekali lihat. Anak-anak itu memohon
kepadanya untuk membawa mereka. Jadi, anak-anak itulah yang sebenarnya
memanggilnya.
“Jangan
bohong. Siapa yang memanggilmu?” tanya Jin Seon Mi.
“Kau juga
tahu jawabannya, Seon Mi-ah. Kau sebelumnya juga memanggilku. Aku bisa mengenali
ketidakbahagiaan dari dirimu yang masih anak-anak hanya dengan sekali lihat. Betapa
kesepian dan tidak bahagianya anak itu, kau pasti tahu benar. Haruskah kubawa
anak itu pergi darimu? Saat anak itu pergi, kau tidak akan merasa kesulitan
lagi. Aku akan membawa pergi anak dengan kemampuan khusus itu agar kau dapat
bahagia.”
Jin Seon
Mi teringat kembali saat masa-masa ia masih kecil yang penuh kemalangan. Sosok
Jin Seon Mi saat masih kecil kemudian muncul di ruangan itu. Jin Seon Mi pun
bertanya pada iblis itu, “Kau... sungguh bisa membawanya pergi?”
“Tentu
saja. Aku datang dan memilihkan sebuah buku dongeng yang sangat menarik. Haruskah
kubacakan untukmu?”
Sosok Jin
Seon Mi kecil berjalan mendekat pada Iblis Wanita itu, sementara Jin Seon Mi
dewasa pingsan seketika.
Bu Ja
juga pingsan secara tiba-tiba di pangkuan Kang Dae Sung, hingga membuat Kang Dae
Sung terkejut dibuatnya.
Woo Ma
Wang juga bisa merasakan darah Sam Jang yang beberapa waktu terakhir berada
dalam tubuhnya, tiba-tiba tidak dirasakannya lagi sekarang.
“Sam
Jang... menghilang!” gumam Woo Ma Wang.
Sebuah
suara tiba-tiba memanggil Son O Gong dan membuat gelang Geum Gang Go menjadi bercahaya.
Son O Gong merasakan sesuatu yang aneh telah terjadi. Jenderal bertanya
memangnya ada apa.
“Seseorang
memanggilku?” gumam Son O Gong.
“Sam Jang?”
tanya Jenderal Es.
Son O Gong merasa itu bukan suara Jin Seon Mi yang biasanya, “Sesuatu
yang aneh pasti telah terjadi.”
Wanita
Iblis menyimpan buku cerita tempat jiwa Jin Seon Mi kecil tersimpan, dalam rak
bukunya. Son O Gong mendatangi tempat Wanita Iblis itu.
“Kau datang?”
tanya Wanita Iblis itu pada Son O Gong.
“Siapa
kau? Di mana Sam Jang?”
Sam Jang yang asli ternyata masih belum sadarkan diri di kamar oppa Lee Soo Jeong. Woo Ma Wang dan Ma Ji Young mendatangi Sam Jang di sana.
“Itu Sam
Jang!" kata Ma Ji Young sambil menunjuk ke arah Jin Seon Mi yang tergelatak di lantai.
"Wanita itu bukan lagi Sam Jang,” kata Woo Ma Wang.
Son O Gong bertanya pada Wanita Iblis itu, di mana
orang yang memanggilnya.
“Aku yang
memanggilmu,” jawab Wanita Iblis.
“Apa?
Memang kau siapa?” tanya Son O Gong.
“Aku
pemilik baru Geum Gang Go."
Komentar