SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 2




Sa O Jeong mengatakan pada Son O Gong bahwa pangeran gurita akan memberikan tanduk pada putri duyung saat ia berhasil menemukannya. Putri duyung yang tidak bisa mendapatkan cinta manusia tak bisa kembali lagi ke laut. Dengan menikam jantung manusia yang mengkhianati putri duyung menggunakan tanduk itu, maka putri duyung akan menghilang.

Sa O Jeong kemudian memberitahukan bahwa pangeran gurita meminta bantuan Son O Gong untuk menemukan putri duyung itu dan sebagai balasannya ia akan memberikan Shingiryu (air mata duyung yang bisa membuat kejadian palsu seolah nyata) pada Son O Gong.

“Shingiryu? Tapi aku tidak sedang menginginkan apapun,” jawab Son O Gong.
“Bagaimana dengan minum?” tanya Sa O Jeong.

Son O Gong langsung tertarik mendengarnya. Ia langsung setuju dan segera buru-buru pergi untuk menangkap putri duyung. Son O Gong bertanya di mana ia bisa menemukan putri duyung itu. Sa O Jeong malah menyarankan Son O Gong untuk menangkap putri duyung itu bersama-sama dengan Sam Jang sebagai umpan untuk menangkap putri duyung itu. 


Son O Gong senang mendengar ide dari Sa O Jeong. Ia bahkan sampai mencubit kedua pipi Sa O Jeong saking senangnya dengan ide Sa O Jeong.


Son O Gong akhirnya bertemu dengan Jin Seon Mi di sekolah yang menjadi tempat bekerja lelaki yang dicintai putri duyung.
“Oh, bagaimana bisa kau datang ke sini?” tanya Jin Seon Mi pada Son O Gong.
“Aku akan mencari putri duyung bersamamu.”
“Aku bisa mencarinya sendirian, kok.”
“Aku sudah bilang, kan? Jika kau sedikit saja dalam bahaya, hatiku juga akan dalam bahaya,” kata Son O Gong.

Son O Gong lalu mengatakan kalau berdasarkan rumor putri duyung ada di sekolah itu. “Apa kau tidak menemukan wanita yang aneh di sini?” tanya Son O Gong.
“Dia pasti akan segera muncul, lelaki yang dicintai putri duyung ada di sekolah ini. Dia pasti akan datang untuk membunuh lelaki itu.”
“Kalau begitu cepat cari ke segala arah, umpan harus bergerak cepat agar ikan menggigitnua,” kata Son O Gong, keceplosan.
“Umpan?” tanya Jin Seon Mi bingung.
“Umpan? Siapa? Kau? Siapa yang bilang kalau kau itu umpan? Apa Ma Wang yang bilang begitu? Sapi brengsek itu, beraninya bicara sembarangan. Dia pikir dia berurusan dengan siapa?” bentak Son O Gong yang pura-pura marah dan pergi meninggalkan Jin Seon Mi. Jin Seon Mi speechless melihat tingkah Son O Gong.


Jin Seon Mi dan Son O Gong sekarang berada di perpustakaan.
“Orang yang dicintai oleh putri duyung adalah seorang pustakawan di sini,” kata Jin Seon Mi, “Oh, sepertinya orang itu!” Jin Seon Mi menunjuk ke arah seorang lelaki yang sedang membereskan buku-buku di atas meja baca.
Jin Seon Mi bertanya-tanya kenapa putri duyung tidak bisa mendapatkan cinta dari orang itu, padahal ia sangat mencintai orang itu.


“Dia pasti jatuh cinta pada manusia lagi,” kata Son O Gong sambil menunjuk lelaki itu yang sekarang sedang bersama pacarnya.
“Ah, jadi lelaki itu menyukai orang lain. Saat melihat ini, hati putri duyung pasti akan sakit sampai ia mau mati.”
“Kau salah. Dia pasti ingin membunuhnya.”
“Mampukah ia membunuh orang yang dicintainya?”
Son O Gong menggeleng. Ia lalu menyandarkan kepalanya pada tumpukan buku di atas meja.


“Harusnya ia tidak memulai cinta seperti ini sama sekali,” kata Jin Seon Mi.
Son O Gong memandang ke arah Jin Seon Mi dan bertanya padanya, “Apakah putri duyung itu menyedihkan?
Jin Seon Mi mengangguk, “Um.”


“Kalau begitu bagaimana denganku?
Jin Seon Mi terdiam sejenak. Ia lalu balik memandang ke arah Son O Gong, “Kau?”


“Aku juga sama saja dengannya. Seharusnya aku juga tidak memulai cinta seperti ini. Ah, sakit kepala.... Memang buku-buku ini tidak cocok denganku,” keluh Son O Gong sambil berlalu pergi, “jika ada sesuatu yang aneh panggil saja aku!”


Ma Ji Young bertanya pada Woo Ma Wang apa yang terjadi jika Sam Jang mencintai manusia. Woo Ma Wang mengatakan kalau itu pasti akan menghancurkan hati Son O Gong. Woo Ma Wang bahkan sudah berencana untuk mempertemukan Sam Jang dengan Sutradara film di rumahnya.


Woo Ma Wang dengan sangat antusias menjelaskan saat Sam Jang dan Sutradara itu bertemu, Son O Gong hanya akan melihatnya dengan sedih di balik dinding seperti di dalam drama. Woo Ma Wang lalu tertawa puas hanya dengan membayangkan itu saja. Itu benar-benar membuatnya sangat bahagia.

Ma Ji Young bertanya apakah sutradara itu akan bisa mengenali Jin Seon Mi sebagai cinta pertamanya setelah sekian lama tak bertemu.
“Tentu saja dia tidak bisa mengenalinya, karena itu aku akan memberitahunya duluan, kalau aku telah menemukan cinta pertamanya.”

Ma Ji Young mengomentari walaupun pertemuan itu sudah pasti, tapi itu tidaklah terlihat romantis. Bukankah jika mereka sudah ditakdirkan, akan lebih baik jika mereka akan bertemu sesuai takdir mereka.
“Ah, sepertinya kau terlalu sering nonton drama. Hal seperti itu mana mungkin bisa,” ledek Woo Ma Wang.


Ma Ji Young tersenyum mendengarnya. Ia teringat saat pertama kali bertemu sutradara itu. Sutradara itu meminta bantuan Ma Ji Young untuk mencarikannya seorang wanita yang ia foto beberapa waktu lalu di tempat gembok cinta. Pada saat itu, Ma Ji Young mengenali orang di foto itu adalah Jin Seon Mi.


Ma Ji Young lalu bertanya pada Woo Ma Wang, “Ma Wang, bertemu sesuai takdir atau bertemu sesuai rencana, manakah yang lebih kau inginkan?”
“Tentu saja bertemu sesuai rencana. Itu sudah pasti.”
“Ya.. Aku mengerti,” jawab Ma Ji Young sambil tersenyum.


Sutradara film itu ternyata sekarang sudah mengetahui tempat Jin Seon Mi bekerja berkat Ma Ji Young. Ia menemui Jin Seon Mi di kantornya, tapi Jin Seon Mi sedang tidak ada di kantornya. Hanya ada Lee Han Ju di dalam kantor itu. Lee Han Ju mencoba menelepon Jin Seon Mi, tapi Jin Seon Mi tidak mengangkatnya. Sutradara itu kemudian menitipkan foto-foto Jin Seon Mi yang diambilnya pada Lee Han Ju.


Lee Han Ju tiba-tiba mendapat panggilan dan menyuruh sutradara itu menunggunya sebentar di ruangan Jin Seon Mi. Sutradara berniat meninggalkan catatan saja di meja Jin Seon Mi. Tapi saat itu, ia menemukan foto Jin Seon Mi saat ia masih kecil. Sutradara menyadari kalau Jin Seon Mi adalah gadis kecil yang sedang dicarinya, cinta pertamanya. Sutradara tersenyum senang mengetahui fakta itu.

“Hei! Han Ju!” panggil Sutradara.
Lee Han Ju datang menghampiri sutradara itu, tapi ia sama sekali tak mengerti dengan ucapan sutradara, karena sutradara berbicara dengan Bahasa Inggris. Lee Han Ju hanya bisa melongo mendengarnya.


What?” tanya Lee Han Ju, bingung.
Destiny. She is my destiny!” teriak Sutradara dengan bahagia sambil memeluk Lee Han Ju.


“Kau adalah seorang gurita?” tanya PK pada pangeran gurita yang ada dalam tubuh Alice.
“Aku anak kedua dari laut timur, Ong Yong. Kau adalah seekor babi?”
“Aku adalah bintang di Lucifer Entertainment, Jo Pal Gye-nim,” kata PK.


“PK! Alice!” Seseorang tiba-tiba memanggil mereka. PK langsung menyahut dengan sopan sambil mengangkat tangan pangeran gurita. Pangeran gurita buru-buru melepas tangannya.

PK lalu menjelaskan kalau staff memanggilnya, ia harus menjawabnya dengan sopan. Dan juga selama syuting, pangeran gurita harus makan dan tersenyum dengan baik, itu saja sudah cukup. Pangeran gurita berkata ia akan melakukan itu semua dengan baik. Tapi, baru saja ia akan berdiri dari tempat duduknya, dia sudah hampir keseleo. 


Pangeran gurita merasa tidak nyaman dengan baju yang dipakainya itu. Dengan pedenya dia membetulkan bajunya di hadapan PK. PK melarangnya untuk melakukan itu. Pangeran gurita malah tetap melakukannya. PK merasa malu dan meninggalkannya.


Baju bagian pundak pangeran gurita tiba-tiba terbuka, karena kecerobohan pangeran gurita sendiri. Lampu di tempat syuting tiba-tiba menjadi padam. PK datang ke tempat pangeran gurita dan menutupi pundak pangeran gurita yang terbuka dengan kain. Pangeran gurita sepertinya sedikit terpesona dengan perbuatan PK.


“Barusan kau yang melakukannya?” tanya pangeran gurita.
“Ini bahkan bukan tubuhmu. Jika kau meminjamnya, kau harusnya hati-hati!” kata PK.
“Babi, apa hubunganmu dengan wanita ini (Alice)?”
“Tidak ada hubungan apapun,” jawab PK.
PK kemudian menyuruh staff untuk mengurus Alice dan meninggalkanya. Anehnya jantung pangeran gurita (atau Alice, ya) malah berdetak kencang setelah ditinggalkan PK, “Wanita ini kenapa?” kata pangeran gurita dalam hatinya.


“Alice ada apa?” tanya manager Alice yang tiba-tiba datang menghampirinya.
“Oh, kau... apa mungkin wanita ini (Alice) menyukai orang itu (PK)?” tanya pangeran gurita.
“OMO! Apa kau sudah mengaku pada PK?”
Pangeran gurita mendesah kesal setelah mendengarnya, “Sial! Aku berada dalam tubuh wanita yang menyukai babi itu!”


Sa O Jeong menawarkan untuk menyiapkan minuman yang ingin diminum oleh Son O Gong. Son O Gong menyuruhnya untuk menyiapkan arak Jepang, hatinya tak akan pernah berubah, ia ingin minum arak Jepang. Tapi, Son O Gong tiba-tiba malah berubah pikiran. Ia jadi ingin minum soju. Sebentar kemudian, pilihannya berubah lagi menjadi makgeolli. Akhirnya, Son O Gong pun memilih makgeolli.


Tiba-tiba Bu Ja datang dan mengatakan tentang pizza yang cocok di maakn dengan baekju. Pilihan Son O Gong lalu berubah menjadi baekju. Saat sadar Bu Ja telah mempengaruhi pilihannya, Son O Gong mengomeli Bu Ja, “Hei, zombie. Karenamu aku jadi sulit menentukan pilihan, hatiku jadi terus berubah-ubah!”
“Hatimu kan memang selalu berubah-ubah, kenapa menyalahkanku?”
“Sekarang aku sedang memutuskan sesuatu yang penting. Kau masuk ke kulkas saja sana!” perintah Son O Gong.
“Sa O Jeon-nim membuat Kimchi sangat banyak, sehingga tak ada lagi tempat dalam kulkas,” jawab Bu Ja.
“Kau menyimpan kimchi dalam kulkas? Lalu di mana anak ini akan tinggal?” tanya Son O Gong pada Sa O Jeong.
“Akhir-akhir ini karena cuacanya dingin, dibandingkan dengan kulkas, tinggal di balkon lebih baik untuknya,” jawab Sa O Jeong.

Sa O Jeong kemudian mengatakan pada Son O Gong untuk tak perlu cepat-cepat memutuskan minuman yang ingin diminumnya.

“Son O Gong-nim, kau mendapatkan kesempatan bagus seperti itu, tapi kenapa kau malah menggunakan shingiryu agar bisa minum? Kalau itu aku, aku akan menggunakannya untuk bertemu dengan orang yang kurindukan,” kata Bu Ja.
“Hei, bagaimana bisa kau ingin bertemu dengan orang yang kau rindukan, kau bahkan tak ingat apa-apa,” bentak Son O Gong.
“Walaupun aku kehilangan ingatan, tapi aku juga punya seseorang yang kurindukan. Karena aku tadinya manusia.”
“Meskipun kau merindukan mereka, mereka pasti tidak mau melihatmu. Karena kau sekarang bukan manusia, tapi zombie,” ledek Son O Gong.


Bu Ja menatap Son O Gong dengan tatapan kesal.
“Apa yang kau lihat? Kau seperti mau menggigitku! Gigitlah! Gigitlah!” bentak Son O Gong sambil menyodorkan tangannya pada Bu Ja.
Son O Gong lalu berkata pada Sa O Jeong, "O Jeong-ah, sesuai keputusan pertama aku akan meminum itu."


Bu Ja kemudian malah berkata soal soju dan mengacaukan pilihan Son O Gong lagi hingga membuat Son O Gong kesal. “Hei! Zombie! Aku akan menusukmu, ya?” ancam Son O Gong. Bu Ja pun langsung kabur dari sana.


Malam itu, Jin Seon Mi berada dalam perpustakaan seorang diri. Putri duyung tanpa kaki datang ke perpustakaan dan mengawasi Jin Seon Mi yang sedang duduk sambil membaca buku dari kejauhan.


Jin Seon Mi pergi ke kamar mandi dan mengisi ember dengan air. Ia ingat perkataan Woo Ma Wang kalau putri duyung akan menunjukkan wujud aslinya jika disiram air. Putri duyung itu mengintip Jin Seon Mi dari balik pintu kamar mandi.


Jin Seon Mi kemudian membawa ember yang telah diisinya itu ke perpustakaan. Sebuah bayangan hitam mengikuti Jin Seon Mi dari belakang punggung tanpa ia sadari. Jin Seon Mi berbalik dan melihat putri duyung itu. Ia segera menyiramkan air dalam embernya pada putri duyung itu. Putri duyung menghilang, tapi ia kemudian muncul lagi.

“Jadi kau rupanya?" tanya Jin Seon Mi pada putri duyung. "Katanya kalau aku menyiramkan air padamu, ekormu akan muncul, tapi kenapa tidak terjadi apa-apa?”  Putri duyung hanya diam saja. Ia lalu pergi meninggalkan Jin Seon Mi.


Son O Gong ternyata malam itu juga datang ke perpustakaan. Ia berjalan sambil bersenandung mencari putri duyung. Putri duyung muncul di belakang Son O Gong.
“Aku menangkapmu!” kata Son O Gong, senang.


Wajah Son O Gong yang tadinya senang seketika berubah, begitu ia melihat wajah putri duyung. Jin Seon Mi datang dan melihat mereka dari kejauhan. Son O Gong kemudian memberikan tanduk pada putri duyung itu sebelum putri duyung akhirnya pergi meninggalkannya.


“Itu putri duyung, kan? Tapi mengapa ia tidak punya kaki atau ekor?” tanya Jin Seon Mi.
“Aku sudah selesai dengan urusanku, ayo pergi!” ajak Son O Gong.
Selesai? Dia sudah kembali ke laut?” tanya Jin Seon Mi lagi.
“Dia akan mengurusnya sendiri.”
“Apa yang kau berikan padanya tadi?
“Hadiah dari teman lautku? Dia akan mengurusnya dan memutuskan sendiri.”
“Apakah itu berbahaya?” tanya Jin Seon Mi.
“Untuk siapa? manusia?
“Kita harus menghentikannya untuk menyakiti orang!”
“Tidak, aku tidak mau melakukan itu, aku sudah selesai dengan urusanku. Jadi aku akan pergi!” kata Son O Gong.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2