SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2



Pagi itu, Woo Ma Wang menyapa Bu Ja yang sedang asyik menonton acara  “Superstar” miliknya di TV. Ia berkomentar kalau udara di rumahnya sangat menyegarkan sekali berkat lilin aroma terapi yang dipasang di sana. Bu Ja mengatakan semua itu berkat Son O Gong-nim. Son O Gong-nim melakukan itu semua sepanjang hari hanya untuk Woo Ma Wang-nim, karena ia tahu Woo Ma Wang-nim tidak suka dengan bau. Woo Ma Wang sedikit terkesan dengan sikap Son O Gong kali ini.

Woo Ma Wang kemudian mulai menceramahi Bu Ja untuk menonton acara miliknya saja daripada nonton home shopping terus. Bu Ja berkomentar karena ia terus melihat acara itu, ia jadi punya keinginan untuk ikut audisi seperti itu. Bu Ja meminta Woo Ma Wang untuk menjadi jurinya. 



Bu Ja kemudian mulai menari di hadapan Woo Ma Wang. Woo Ma Wang sangat terkesan dengan tariannya Bu Ja. Ia mengatakan pada Bu Ja dengan gaya khasnya, “Kau lolos!”  Bu Ja hanya diam saja. Woo Ma Wang bertanya, apakah Bu Ja merasa tidak nyaman. Bu Ja berkata panggulnya serasa mau copot setelah selesai menari.


Akhirnya, Woo Ma Wang membawa Bu Ja keluar rumah dengan memakai tas besar. Pak Satpam datang lagi dan dengan sigap akan membantu Woo Ma Wang. Woo Ma Wang langsung mengepak-ngepakkan tangannya menyebarkan bau tubuhnya seperti dulu untuk mengusir Pak Satpam agar tidak membantunya (hahaha). Pak Satpam langsung kabur melihat tingkah Woo Ma Wang yang seperti itu.


Woo Ma Wang membawa Bu Ja ke ruangan rahasianya di Lucifer Entertainment agar Bu Ja bisa menghirup batu kehidupan miliknya. Sebuah benda tiba-tiba terjatuh dari meja. Woo Ma Wang mengambilnya dan tak sengaja malah menekan benda itu dengan terlalu kuat, hingga lukisan wanita Woo Ma Wang terbuka. 



Bu Ja bertanya siapa wanita cantik dalam lukisan itu. Woo Ma Wang mengatakan kalau  orang-orang memanggil wanita itu sebagai Na Chal Nyeo (Putri Kipas Besi). Dia sebenarnya adalah seorang Dewi bernama Cha Eun. Dia berbuat kesalahan di surga dan dihukum turun ke bumi sebagai manusia. Dia hidup dengan menyedihkan hingga harus mati dengan cara menyakitkan lagi dan lagi.


Tetua Soo Bo Ri sedang bersama Ha Seon Nyeo dan membicarakan tentang hubungan Woo Ma Wang dengan Na Chal Nyeo dan juga nasib menyedihkan yang menimpa Na Chal Nyeo yang harus mati dengan cara yang menyakitkan seberapa kalipun ia bereinkarnasi lagi. Tetua Soo Bo Ri mengatakan satu-satunya cara agar Woo Ma Wang bisa menyelamatkan Na Chal Nyeo adalah dengan segera menjadi Dewa. Jika saja Dewa Agung tidak berbuat masalah, ia sudah akan menjadi Dewa. 

Ha Seon Nyeo berkata mungkin sekarang Woo Ma Wang bisa segera jadi Dewa, karena Son O Gong sudah tunduk pada Geum Gang Go, sehingga ia pasti akan membantunya untuk menjadi Dewa. Tetua Soo Bo Ri tidak yakin dengan hal itu, karena kepribadian Son O Gong sangat buruk, dia bukan tipe orang yang akan berbuat baik pada orang lain.


Bu Ja sedang menyalakan lilin-lilin aroma terapi saat Son O Gong datang dan menegurnya untuk melakukannya dengan cepat agar rumahnya tidak bau. Bu Ja akan bicara pada Son O Gong, tapi Son O Gong malah menyelanya dan berkata kenapa. Bu Ja mengatakan kalau ia baru saja menghirup batu kehidupan milik Woo Ma Wang, jadi tubuhnya tidak akan bau.

Son O Gong lalu berkomentar kenapa sekarang suara Bu Ja sangat nyaring. Bu Ja memberitahukan bahwa batu kehidupan yang barusan dihirupnya berasal dari energi piala dunia, karena itulah suaranya jadi nyaring. Son O Gong berpikir, kalau Woo Ma Wang pasti yang memberikannya pada Bu Ja. "Benar. Karena kita hidup bersama seperti ini, kita harus rukun dan saling berbagi satu sama lain," pikir Son O Gong sambil tersenyum. (Son O Gong kayanya punya niat terselubung nih, kaya ga tulus dengan perkataannya. Apakah yang dikatakan Tetua Soo Bo Ri itu akan benar-benar terjadi?).


Ma Ji Young sedang berada di Museum dan berbicara dengan kurator di sana untuk memindahkan piringan film lama ke sisi lain menggantikan tempat cermin misterius yang ada di museum itu. Kurator tidak setuju, karena cermin itu sangat berharga dan pemiliknya adalah keturunan orang Korea yang sangat terkenal sehingga mereka tidak bisa memindahkannya begitu saja. Ma Ji Young akhirnya mengalah dan mengerti akan hal itu. Ia kemudian permisi untuk menerima telepon dari Woo Ma Wang.


Asisten kurator yang mendampinginya saat itu mengatakan kepada kurator bahwa dia mendengar pemilik cermin itu pro-Jepang, dan bukan dari gerakan Kemerdekaan dan orang-orang di internet juga membicarakan pernah melihat hantu di sini. Kurator menyuruh asistennya itu untuk tutup mulut. Kurator lalu menyuruhnya untuk melanjutkan pekerjaannya saja.


Saat kurator itu sendirian, ia mengamati cermin itu dengan seksama. Saat itu, kurator melihat bayangan gadis kecil berkimono yang sedang berdiri di belakangnya terpantul di dalam cermin. Kurator membalikkan badannya, tapi tak ada siapa-siapa di sana. Ia jadi ingat kata-kata asistennya tadi tentang cermin itu yang berhantu. 

Ia melihat ke arah cermin sekali lagi dan saat ia membalikan badan, gadis kecil itu sudah ada di hadapannya dan berbicara dengan Bahasa Jepang, apakah ia tahu siapa dirinya. Gadis itu ingin melenyapkan orang-orang yang mengenalnya. Kurator menjadi ketakutan sampai pingsan di sana.


Ma Ji Young lalu datang dan menghentikan gadis kecil itu yang akan mendekati kurator. Ma Ji Young berusaha berunding dengan gadis itu dan mengatakan bahwa dia mendengar semua benda ini berasal dari zaman pertempuran kemerdekaan yang terkenal, jadi mengapa seorang gadis Jepang keluar dari situ. Gadis itu tiba-tiba menghilang dari hadapan Ma Ji Young.  


Gadis kecil itu muncul lagi di tempat lain saat Ma Ji Young akan keluar dari ruangan itu. Ma Ji Young masuk ke ruangan pemutaran film di museum itu dan memanggil gadis kecil itu. Gadis kecil itu entah bagaimana bisa kabur dan muncul dalam film lama yang sedang diputar dalam ruangan itu. Gadis itu tersenyum pada Ma Ji Young. Sementara Ma Ji Young merasa kesal, karena gadis itu bisa kabur darinya.


Ma Ji Young lalu melaporkan soal roh gadis kecil yang masuk dalam film lama di museum itu. Woo Ma Wang terkejut mendengarnya. Ia berpikir untuk segera menangkapnya, karena khawatir jika gadis kecil itu bisa muncul di dalam film saat film itu ditonton oleh orang-orang pada acara pameran besok.


Woo Ma Wang menanyakan seperti apa rupa roh gadis kecil itu. Ma Ji Young memberikan sketsa gadis kecil itu pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang malah mengejek hasil gambar Ma Ji Young, mana mungkin ia bisa menemukan roh itu kalau gambarnya jelek seperti dibuat oleh kaki anjing. Ma Ji Young tersinggung dengan perkataan Woo Ma Wang, tapi ia berusaha menahannya dengan meminta maaf karena gambarnya jelek. Woo Ma Wang lalu menyuruh Ma Ji Young memanggil Sam Jang.


Sam Jang ternyata sedang kencan dengan Son O Gong di bioskop. Mereka masih memilih-milih film yang akan mereka tonton. Karena film kesukaan Jin Seon Mi akan ditayangkan satu jam lagi, Son O Gong menawarkan bagaimana kalau mereka menonton film kesukaanya dulu. 

Son O Gong malah memilih film panas. Ia mengatakan, ia suka film seperti itu. Lagipula sejak awal ia memang terlahir dari hal-hal yang panas. Jin Seon Mi kesal mendengarnya. Tiba-tiba Ma Ji Young menelepon Jin Seon Mi dan menyuruhnya menemui Woo Ma Wang. Son O Gong jadi kesal karena Woo Ma Wang seenaknya mengganggu kencannya.


Jin Seon Mi dan Son O Gong menemui Woo Ma Wang. Jin Seon Mi mendapat perintah untuk masuk ke dalam film untuk menangkap roh gadis kecil dalam film itu. Woo Ma wang ingin menangkap gadis kecil itu, tapi ia tidak bisa membakar langsung film itu, karena ia masih butuh film itu. Terlebih ia akan mendapat medali penghargaan, jika ia membakar film yang disumbangkannya reputasinya bisa jadi buruk.

Son O Gong protes karena ia ingin menonton di bioskop dengan Jin Seon Mi, tapi malah disuruh menangkap roh jahat. Kenapa Woo Ma Wang tidak pergi sendiri saja. 

Jin Seon Mi tiba-tiba mengatakan agar Son O Gong tidak ikut dengannya. Son O Gong kaget mendengarnya. Bahkan bukan hanya Son O Gong yang kaget, Woo Ma Wang dan Ma Ji Young juga kaget saat mendengarnya. Jin Seon Mi memberikan syarat  pada Woo Ma Wang, ia akan masuk ke film itu, asalkan O Gong-nya (cie panggilannya) tidak ikut masuk, karena sebelumnya Woo Ma Wang pernah membuat O Gong-nya terjebak dalam dunia foto. 

Jin Seon Mi ingin kali ini Woo Ma Wang yang masuk bersamanya. Son O Gong merasa senang karena Jin Seon Mi memanggilnya dengan sebutan O Gong-nya. Ia lalu mulai membanggakan diri di depan Woo Ma Wang agar ia tidak disertakan  masuk, karena Jin Seon Mi membelanya. Woo Ma Wang akhirnya setuju dengan syarat dari Jin Seon Mi. 

Son O Gong menyuruh Jin Seon Mi untuk cepat kembali karena mereka harus menonton film bersama. Jin Seon Mi tersenyum mendengarnya. Woo Ma Wang menatap mereka curiga dan menangkap ada benih-benih cinta.


Jin Seon Mi dan Woo Ma Wang akhirnya masuk ke dalam film. Ma Ji Young dan Son O Gong menyaksikannya di ruangan pemutaran film. Ma Ji Young mengatakan mereka hanya punya waktu satu jam saja, sebelum film itu selesai diputar. Son O Gong yakin mereka akan segera keluar sebelum waktunya habis, karena ia dan Jin Seon Mi akan menonton film bersama satu jam lagi.


Jin Seon Mi dan Woo Ma Wang sekarang berpakaian ala zaman pendudukan Jepang di Korea. Jin Seon Mi sangat antusias berada di sana. Ia melihat poster film yang tertempel di sana dan menunjukkannya pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang lalu menjelaskan panjang lebar tentang film itu. Ia mengajak Jin Seon Mi untuk menontonnya sebentar. Tapi Jin Seon Mi tidak mau ia harus segera menyelesaikan tugasnya dan kembali.


“Apa karena kau akan menonton di sana (dunia nyata), jadi hatimu menjadi terburu-buru?” tanya Woo Ma Wang.
“Aku hanya ingin menonton film kesukaanku,” jawab Jin Seon Mi sambil tersenyum. (cie yang sebenarnya Seon Mi suka itu bukan filmnya, tapi orang yang akan nonton bareng dengannya haha).


Jin Seon Mi menanyakan bagaimana rupa roh gadis kecil itu. Woo Ma Wang lalu menunjukkan sketsa gadis kecil itu yang dibuat Ma Ji Young, walaupun ia pikir itu tidak akan membantu. Jin Seon Mi memuji sketsa yang dibuat Ma Ji Young. Karena dengan sketsa itu mereka bisa menemukan gadis kecil itu dengan mudah. 



Woo Ma Wang tak percaya dengan perkataan Jin Seon Mi, bagaimana bisa sketsa seperti itu disebut bagus. Jin Seon Mi merasa sketsa itu sangat detail, dari mulai rambutnya, mata, bajunya, dan bahkan tahi lalat di bawah matanya itu. Mereka tinggal menemukan anak yang seperti itu saja.

Misi pertama mereka adalah menemukan tempat pembuatan baju kimono di sana. Baju kimono yang dipakai anak itu terlihat mahal, jadi pasti mudah menemukannya. Woo Ma Wang mengetahui salah satu tempat pembuatan kimono di sana. Mereka akan pergi ke tempat itu dan menunggu kereta lebih dulu. 


Saat sedang menunggu kereta, Woo Ma Wang melihat Na Chal Nyeo ada di depannya. Ia tak berhenti menatapnya, bahkan saat kereta datang ia malah meminta Jin Seon Mi  untuk pergi sendiri saja. Ia menyuruh Jin Seon Mi untuk memanggil saja Son O Gong, kalau ia dalam bahaya. 

Saat kereta sudah lewat wanita yang mirip Na Chal Nyeo sudah menghilang dari hadapan Woo Ma Wang. Woo Ma Wang hanya menemukan korek api milik wanita itu di tempat wanita itu tadi berdiri. Woo Ma Wang bertanya pada salah seorang di sana sekarang tahun berapa. Orang itu menjawab sekarang tahun 1938. Itu berarti, saat itu adalah satu tahun sebelum Na Chal Nyeo meninggal.


PK mengajak Bu Ja ke tempat latihan dance di Lucifer Entertainment, karena ia tahu Bu Ja suka dance. PK bertanya apa ia tidak ingat apapun setelah berada di ruangan latihan dance itu. Bu Ja merasa ia seperti sedang merindukan sesuatu  saja. 

PK menyuruh Bu Ja menunggunya sebentar, ia akan mengambil batu kehidupan untuk Bu Ja. Bu Ja menatap dirinya di cermin, ia teringat, ia pernah melakukan dance di suatu ruangan latihan sendirian. Bu Ja bertanya-tanya apa itu yang dilakukannya saat ia masih hidup.


Alice tiba-tiba datang ke ruangan itu dan bertanya siapa Bu Ja. Alice dengan ketus menyuruh Bu Ja keluar dari sana dan membuangkan botol minuman miliknya. Alice mencium bau yang tidak sedap di ruangan itu. Bu Ja malah meminta maaf dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Alice tidak suka dan membuat parfum Bu Ja terjatuh ke lantai. 

Alice merasa jengkel sampai mati. Bu Ja tersinggung karena Alice membicarakan soal mati. Ia berkata kalau Alice terus berkata seperti itu, ia mungkin bisa mati sungguhan. Alice malah menyuruhnya keluar dan mendorong Bu Ja hingga jatuh ke lantai. Bu Ja tak bergerak sedikitpun. Alice ketakutan dan mengira Bu Ja mati (emang sudah mati kok). 


PK datang ke ruangan itu dan memanggil Bu Ja. Alice langsung mengadu pada PK, kalau mungkin ia telah membunuh seseorang. Bu Ja tiba-tiba terbangun dan membuat Alice menjerit kekakutan. PK membuat Alice pingsan. Ia menyuruh Bu Ja untuk tidak menakut-nakuti manusia seperti itu. Bu Ja membela diri, kalau yang keterlaluan itu dia, karena telah membuat marah orang yang sudah mati.


PK membawa Alice ke bar milik Ha Seon Nyeo. Ia membuatkan ingatan baru untuk Alice dengan membuatnya hanya ingat kalau ia minum bersama PK sampai tak sadarkan diri. Ha Seon Nyeo bertanya pada Bu Ja, benarkah ia sudah mengingat rupa dirinya sendiri saat ia masih hidup. Bu Ja mengangguk, “Saat aku melihat cermin aku ingat saat aku sedang menari, apakah aku ini seorang dancer?” tanya Bu Ja.

PK berjanji akan mencari tahu tentang hal itu dari para dancer yang dikenalnya.
“Kenapa aku bisa mati?” tanya Bu Ja kemudian.
“Kau tidak mati dengan alami. Kau mati dibunuh. Kematianmu bukan sesuatu yang indah. Saat kau mencari tahu tentang ingatanmu, sesuatu pasti akan muncul. Apa kau sudah siap?” tanya PK.

Bu Ja sedih mendengarnya, ia lalu pamit mencari udara segar di luar. Ha Seon Nyeo menegur PK yang sudah keterlaluan pada Bu Ja. PK berdalih terkadang bersikap sedingin kaki babi diperlukan untuk hal seperti ini.


Di luar, Bu Ja melihat salah seorang pria yang dulu akan menguburnya di gunung. Pria itu akan naik ke sebuah mobil. Ia membungkuk memberi salam pada seseorang di dalam mobil itu, sebelum ia masuk ke mobil. (Apa itu tuannya? Si Kang Dae Sung? Yang membunuh Bu Ja? hmm). Bu Ja hanya memperhatikan orang itu dari kejauhan.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2