SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 3
Sebelumnya Sinopsis Hwayugi Episode 5 Part 2
Son O Gong sedang melihat cermin yang menjadi tempat tinggal roh gadis kecil berkimono sebelumnya. Son O Gong saat itu juga melihat foto seorang wanita tua
di dekat cermin itu yang juga memiliki tahi lalat yang sama dengan roh gadis
kecil itu.
Son O Gong menanyakan pendapat Ma Ji Young tentang kesamaan itu. Ma Ji Young lalu melihat sketsa roh gadis kecil yang telah dibuatnya dan menyamakannya dengan
foto wanita tua itu. Ia menyadari mereka adalah orang yang sama. Son O Gong
bertanya-tanya, jadi siapa yang sebenarnya masuk ke dalam film itu.
Jin Seon Mi sampai di rumah keluarga yang anak gadisnya memakai kimono yang dicarinya. Seseorang menghampiri Jin Seon Mi dan bertanya
kepadanya dengan Bahasa Jepang.
Jin Seon Mi menjawab orang itu dengan menggunakan Bahasa Korea. Mendengar Jin Seon Mi berbicara dengan Bahasa Korea, orang itu lalu mulai berbicara dengan Jin Seon Mi menggunakan Bahasa Korea juga. Ia menyangka Jin Seon Mi adalah salah satu tamu di tempat itu juga.
Jin Seon Mi menjawab orang itu dengan menggunakan Bahasa Korea. Mendengar Jin Seon Mi berbicara dengan Bahasa Korea, orang itu lalu mulai berbicara dengan Jin Seon Mi menggunakan Bahasa Korea juga. Ia menyangka Jin Seon Mi adalah salah satu tamu di tempat itu juga.
Orang itu membawa Jin Seon Mi ke suatu
ruangan perjamuan di mana orang-orang
Korea yang ada di sana
sedang berkumpul untuk mendapatkan medali dari Kaisar Jepang. Ada banyak orang yang hadir di perjamuan itu. Mereka membicarakan betapa pentingnya mendapatkan medali dari kaisar Jepang.
Semua orang di sana berbicara dalam bahasa Jepang,
meskipun mereka semua adalah orang Korea.
Jin Seon Mi mencoba mencari tahu pada
orang yang mengantarnya tentang gadis kecil yang ada di rumah itu. Orang
itu langsung mengira, pasti yang dimaksud Jin Seon Mi adalah Nona Akiko.
Sebelum Jin Seon Mi masuk ke ruangan perjamuan, Jin Seon Mi meminta ijin kepada orang yang mengantarnya itu, kalau ia ingin pergi ke kamar mandi. Orang itu tidak langsung mengerti dengan apa yang dikatakan Jin Seon Mi.
Jin Seon Mi sampai harus mencari kata yang tepat dan dimengerti orang itu untuk mengatakan ‘kamar mandi’. Setelah orang itu mengerti barulah ia mempersilahkan Jin Seon Mi untuk ke kamar mandi.
Sebelum Jin Seon Mi masuk ke ruangan perjamuan, Jin Seon Mi meminta ijin kepada orang yang mengantarnya itu, kalau ia ingin pergi ke kamar mandi. Orang itu tidak langsung mengerti dengan apa yang dikatakan Jin Seon Mi.
Jin Seon Mi sampai harus mencari kata yang tepat dan dimengerti orang itu untuk mengatakan ‘kamar mandi’. Setelah orang itu mengerti barulah ia mempersilahkan Jin Seon Mi untuk ke kamar mandi.
Jin Seon Mi sebenarnya tidak akan ke
kamar mandi. Ia hanya ingin mencari gadis kecil yang bernama Akiko itu. Ia pergi
melihat-lihat ke sekeliling tempat itu. Saat itu Akiko lewat di depan Jin Seon
Mi. Jin Seon Mi menyadarinya. Jin Seon Mi lalu memanggil-manggil nama Akiko dan
mengejarnya.
Hari di dunia film sudah berganti malam. Na Chal Nyeo
akan menyeberang jalan menuju ke Sakura Club, namun ia hampir saja tertabrak karena
tidak konsentrasi saat berjalan. Tangan Na Chal Nyeo menggenggam pisau yang ia
sembunyikan dibalik sapu tangannya. Sepertinya ia akan membunuh seseorang di
club itu.
Seorang lelaki Jepang turun dari sebuah kereta di depan Sakura
Club dan disambut salam dari anak buahnya. Na Chal Nyeo melihat lelaki itu dan
tanpa ragu ia langsung mengarahkan pisaunya pada lelaki itu. Lelaki itu dengan
sigap menghalau pisau Na Chal Nyeo. Rupanya Na Chal Nyeo ingin membalas
dendam pada lelaki itu, karena telah membunuh anak dan suaminya.
Na Chal Nyeo sudah siap akan mengayunkan pisaunya pada lelaki
itu. Lelaki itu menahan lengan Na Chal Nyeo dan balik memukuli Na Chal Nyeo.
Saat itu, Woo Ma Wang datang menyelamatkan Na Chal Nyeo dengan kekuatan
supernya. Woo Ma Wang mengulurkan tangannya pada Na Chal Nyeo untuk membantunya berdiri. Na Chal Nyeo pun membalas uluran tangan Woo Ma Wang.
Woo Ma Wang dan Na Chal Nyeo berbicara berdua di sebuah
restoran. Na Chal Nyeo bertanya siapa sebenarnya Woo Ma Wang. “Apa kau kenal
aku? Jangan ganggu aku! Aku lah yang akan membunuh bajingan itu,” kata Na Chal
Nyeo sambil membungkus luka di telapak tangannya dengan sapu tangan. Woo Ma Wang hanya diam saja. Ia terus menatap Na Chal Nyeo dengan
tatapan yang mendalam.
Na Chal Nyeo mengambil rokoknya dan mencari korek api
miliknya di sakunya, tapi korek api itu tidak ada. Woo Ma Wang lalu memberikan
korek api Na Chal Nyeo yang tadi siang terjatuh dan dipungut oleh Woo Ma Wang.
Na Chal Nyeo mengambil korek itu. Ia meminta Woo Ma Wang untuk datang lagi di
lain waktu.
Woo Ma Wang menahan tangan Na Chal Nyeo yang hendak pergi
meninggalkannya. Ia lalu membantu membungkus ulang luka di tangan Na Chal Nyeo
dengan sapu tangan agar lebih rapih. Na Chal Nyeo hanya menatap Woo Ma Wang saat Woo Ma Wang
membalut tangannya itu.
“Pada akhirnya kau akan membunuh orang Jepang itu. Dan
juga, kau akan mati karena ditangkap,” kata Woo Ma Wang sedih.
“Aku tahu. Lagipula aku juga ingin mati,” jawab Na Chal
Nyeo sambil menarik tangannya dari genggaman Woo Ma Wang dan pergi meninggalkan
Woo Ma Wang.
Jin Seon Mi masih mencari keberadaan Akiko. Jin Seon Mi
menemukan cermin yang sama dengan cermin yang ada di museum. Jin Seon Mi duduk
di depan cermin itu. Jin Seon Mi akan menyentuh meja dari cermin itu, namun
tiba-tiba Akiko datang dan menyuruhnya untuk tidak menyentuh barang itu. Akiko mengatakan dalam Bahasa Jepang, kalau ia menyimpan harta karun dalam
cermin itu. Ia marah pada Jin Seon Mi karena mencoba menyentuhnya.
Akiko ternyata sebenarnya adalah orang Korea, tapi ia
berpura-pura menjadi gadis Jepang. Jin Seon Mi ingin tahu apa alasan Akiko menyembunyikan identitasnya. Akiko menjelaskan dengan Bahasa Jepang, kalau
ayahnya menerima penghargaan dari Kaisar Jepang, jadi tentu saja dia sudah menjadi orang Jepang. Jin
Seon Mi sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan Akiko. Ia meminta Akiko
untuk bicara dengan Bahasa Korea. Akiko menyebut Jin Seon Mi baka (bodoh)
sambil pergi meninggalkan Jin Seon Mi.
Saat itu, telepon di ruangan Jin Seon Mi berada berdering.
Ternyata, Ma Ji Young yang meneleponnya untuk mengatakan pada Jin Seon Mi bahwa
roh jahat yang sebenarnya bukanlah seorang gadis kecil, tapi roh seorang nenek
yang masih hidup. Ma Ji Young menyuruh Jin Seon Mi cepat pergi ke tempat pertama ia datang di dunia film, Woo
Ma Wang sudah menunggunya.
Raga nenek yang merupakan roh jahat itu, ternyata
sedang terbaring koma di suatu kamar. Nenek itu bernama Kang Myung Ja.
Saat Jin Seon Mi akan pergi dari tempat itu, sebuah
tembakan ditembakan tepat mengenai punggung Jin Seon Mi. Jin Seon Mi
membalikkan badannya. Ia melihat Akiko dan beberapa orang termasuk orang yang
membawa senjata berdiri di hadapannya. Akiko menunjuk ke arah Jin Seon Mi.
Jin
Seon Mi lalu jatuh ke tanah tak sadarkan diri. Film yang diputar telah selesai.
Kehidupan dalam dunia film itu pun juga ikut berhenti. Akiko tersenyum jahat
pada Jin Seon Mi dan menghilang.
Jin Seon Mi bergumam dalam hatinya kalau ia tidak boleh
mati seperti ini. Ia harus keluar dari sini, karena ada film kesukaannya yang
ingin ia tonton bersama... bersama... Jin Seon Mi tak bisa melanjutkan
kata-katanya. Dalam samar-samar, Son O Gong datang dan memanggil Jin Seon Mi.
Son O Gong menyuruh Jin Seon Mi untuk sadar.
Jin Seon Mi terbangun saat ia mendengar suara Son O Gong
yang menyuruhnya untuk segera sadar. Ia terkejut karena saat ia tersadar, ia mendapati dirinya sendiri sudah ada di bioskop sambil memegang es krim dengan memakai gaun warna hijau dan ada Son O Gong di sampingnya.
Jin Seon Mi bertanya pada Son O Gong, apa yang sebenarnya terjadi.
“Aku kan sudah bilang, aku akan mewujudkan apa saja yang
kau sukai. Es krim stroberi, baju warna hijau, film, dan juga... aku,” kata Son
O Gong.
Woo Ma Wang dan Ma Ji Young membicarakan soal film yang
terbakar di museum, tapi untungnya semua masih baik-baik saja, hanya teater yang sedabg memutar film itu saja yang terbakar. Ma Ji Young
merasa penasaran bagaimana Son O Gong bisa menyelamatkan Jin Seon Mi yang tertembak
di dunia film itu. Woo Ma Wang mengatakan kalau Son O Gong masuk dalam film
itu dan telah membakar semua yang ada di dalam film itu.
Saat itu, Son O Gong menggendong Jin Seon Mi yang tak
sadarkan diri setelah ditembak. Son O Gong menghentikan waktu
dalam film itu. Ia berjalan sambil
menggendong Jin Seon Mi dan membakar semua hal yang ia lewati saat ia akan
keluar dari film itu. Son O Gong telah membakar dunia di mana Jin Seon Mi tertembak, karena itulah Sam Jang bisa keluar dari sana dengan
selamat.
Jin Seon Mi akhirnya bisa menikmati film kesukaannya
bersama Son O Gong. Son O Gong menatap Jin Seon Mi dengan senyuman di wajahnya.
Woo Ma Wang masih berbicara dengan Ma Ji Young. Ia berkata kalau demi
menyelamatkan Sam Jang, Son O Gong telah menghancurkan satu dunia.
Ma Ji Young lalu menyuruh Woo Ma Wang untuk tidak
khawatir soal film itu, karena orang-orang tahunya film itu terbakar di museum,
jadi reputasi Woo Ma Wang akan baik-baik saja. Ma Ji Young pun pamit pada Woo
Ma Wang.
Setelah kepergian Ma Ji Young, Woo Ma Wang teringat akan ucapan Na Chal Nyeo yang memintanya untuk datang lagi di lain waktu. Woo Ma Wang merasa sedih, ia tidak bisa lagi kembali ke sana, karena semuanya telah terbakar.
Setelah kepergian Ma Ji Young, Woo Ma Wang teringat akan ucapan Na Chal Nyeo yang memintanya untuk datang lagi di lain waktu. Woo Ma Wang merasa sedih, ia tidak bisa lagi kembali ke sana, karena semuanya telah terbakar.
Acara pemberian medali penghargaan pada Woo Ma Wang
akhirnya tiba. Woo Ma Wang datang ditemani Ma Ji Young. Di acara itu, nenek yang
rohnya menjadi roh jahat turut hadir juga dengan menggunakan kursi roda. Rupanya ia sudah sadar dari komanya. Ia diantar
oleh Kang Dae Sung. Karena mereka berasal dari
keluarga terhormat dan pejuang kemerdekaan. Para wartawan langsung memotret mereka.
Woo Ma Wang
berkomentar kalau ternyata ia tidak sendirian dalam menerima medali penghargaan
itu. Memangnya apa yang membuat wanita itu hebat sampai harus mendapat penghargaan juga. Ma Ji Young menimpali perkataan Woo Ma Wang dengan mengatakan rahasia
mengerikan bahkan ada tepat di depan mata mereka.
Kang Myung Ja sedang ada di kamarnya dan melihat medali
yang diterimanya. Ia berkata kalau dulu bahkan hingga sekarang keluarganya tetap sejahtera. Kang
Myung Ja lalu membuka medali lainnya yang ada di laci cermin miliknya.
Tiba-tiba ia merasakan kehadiran seseorang di kamarnya itu. Roh Akiko ternyata ada di
kamar itu dan sedang memperhatikan Kang Myung Ja.
Kang Myung Ja berkata pada Akiko, kalau dulu orang yang
menerima medali dari Kaisar Jepang adalah Akiko, tapi sekarang orang yang menerima medali kepresidenan adalah dirinya, Kang Myung Ja.
Akiko marah mendengarnya dan membuat medali yang sedang dipegang Kang Myung Ja
terjatuh.
Akiko mengatakan siapaun yang tahu tentang Akiko, ia harus mati. Kang
Myung Ja ketakutan mendengar ancaman Akiko. Akiko lalu mendekati Kang Myung Ja.
Kang Myung Ja pun meninggal karena serangan jantung saat itu juga. (Jadi, Akiko ini masa kecilnya Kang Myung Ja yang keluarganya adalah pro-Jepang. Dulu ia hidup berpura-pura jadi gadis Jepang dan tidak mau disebut sebagai orang Korea. Sekarang setelah Korea merdeka, mungkin Kang Myung Ja ingin melupakan identitasnya sebagai Akiko yang pro-Jepang. Kang Myung Ja tipe orang yang serakah dengan segala bentuk penghargaan dan penghormatan. Dan pada akhirnya, Kang Myung Ja ini mati dibunuh oleh roh jahat dirinya sendiri yang berwujud dirinya saat masih kecil).
Di kantor Hanbit Real Estate.
Lee Han Ju memamerkan piagam penghargaan dari polisi atas
keberaniannya dalam menangkap pemilik motel yang suka merekam pelanggannya
sendiri, beberapa waktu lalu. Ia tak pernah menyangka dalam hidupnya bisa mendapatkan piagam
penghargaan seperti itu.
Lee Han Ju ingin mentraktir Jin Seon Mi atas kebahagiaanya menerima piagam itu. Tapi, Jin Seon Mi menolak ajakan Lee Han Ju, karena ia sudah ada janji untuk nonton dengan seseorang. Jin Seon Mi mengatakan penolakannya sambil tersenyum. Hal itu membuat Lee Han Ju berpikir Jin Seon Mi sedikit berubah akhir-akhir ini.
Lee Han Ju ingin mentraktir Jin Seon Mi atas kebahagiaanya menerima piagam itu. Tapi, Jin Seon Mi menolak ajakan Lee Han Ju, karena ia sudah ada janji untuk nonton dengan seseorang. Jin Seon Mi mengatakan penolakannya sambil tersenyum. Hal itu membuat Lee Han Ju berpikir Jin Seon Mi sedikit berubah akhir-akhir ini.
Lee Han Ju mengatakan agar Jin Seon Mi
menikmati waktunya bersama pacarnya. Jin Seon Mi berkata kalau ia tidak punya
pacar. Lee Han Ju menimpali kalau ia merasa sepertinya Jin Seon Mi menyukai lelaki
yang ia temui di motel waktu itu, jadi apa masalahnya. Jin Seon Mi meralat ucapan Lee Han Ju, kalau dia
bukan pacarnya, walaupun memang orang itu menyukainya. Tapi Lee han Ju tidak
berpikir demikian, ia merasa Jin Seon Mi lah yang paling menyukai lelaki itu.
“Aku?” tanya Jin Seon Mi.
“Kau terlihat sangat menyukainya. Setiap
saat kau selalu menunggu lelaki itu, semuanya sangat terlihat jelas,” kata Lee
Han Ju.
“Benarkah? Kalau begitu itu tidak boleh,” gumam Jin Seon Mi.
Jin Seon Mi duduk sendirian sambil
memikirkan perkataan Lee Han Ju. Jin Seon Mi mengingat kembali saat Son O Gong
mengatakan ia mencintainya dan memintanya untuk memanggil Son O Gong kapanpun juga,
karena ia akan menunggu Jin Seon Mi memanggilnya. Ia juga ingat perkataan
menyakitkan dari Son O Gong yang mengatakan semuanya akan segera berakhir dan
Jin Seon Mi akan sendiri lagi setelah semuanya berakhir. Perasaan Son O Gong pada
Jin Seon Mi juga merupakan perasaan palsu.
Jin Seon Mi lalu memanggil Son O Gong.
Son O Gong langsung muncul di hadapannya. Jin Seon Mi mengatakan bahwa ia tidak mau
menonton film bersama Son
O Gong. Son O Gong bertanya memangnya kenapa lagi, apa ada masalah sampai Jin
Seon Mi tidak mau menonton dengannya.
“Karena aku menyukainya. Aku suka saat bersamamu, karena kau mengatakan bahwa kau akan melakukan
segalanya untukku. Karena itu, sepertinya aku akan mulai menyukaimu, karena kau terus mengatakan kalau
kau mencintaiku. Tapi, itu hanya perasaan palsu, kan? Aku seperti orang bodoh dan
merasa menderita. Kau bilang kau akan melakukan
apapun yang aku sukai, kan? Kalau begitu, jangan lakukan hal-hal yang tidak aku sukai! Aku
benar-benar tidak suka, kalau aku menyukaimu.
Jadi jangan membuatku menyukaimu lagi!” kata Jin Seon Mi
“Jika kau menginginkan itu, baiklah aku akan
melakukannya,” jawab Son O Gong.
Woo Ma Wang pulang ke rumahnya. Kali ini
ia tidak menemukan ada mantel yang
tergantung di patung kerbau miliknya. Hal itu, membuatnya merasa senang. Woo Ma Wang juga merasa senang, karena di
seluruh sudut rumah, sekarang dipasangi lilin aroma terapi yang membuat
rumah menjadi wangi.
Woo Ma Wang melihat Son O Gong yang sedang menuangkan wine di gelas. Woo Ma Wang bertanya ada
apa dengan semua ini. Son O Gong mengucapkan selamat pada Woo Ma Wang yang
telah mendapatkan medali penghargaan.
Son O Gong lalu memberikan gelas wine yang baru saja dituangkannya pada Woo Ma Wang dan mengajaknya merayakan kebahagiaan Woo Ma Wang. Woo Ma Wang senang karena hari ini pun yang tahu tentangnya hanya Son O Gong seorang. Ia pun menerima wine itu dari Son O Gong.
Son O Gong lalu memberikan gelas wine yang baru saja dituangkannya pada Woo Ma Wang dan mengajaknya merayakan kebahagiaan Woo Ma Wang. Woo Ma Wang senang karena hari ini pun yang tahu tentangnya hanya Son O Gong seorang. Ia pun menerima wine itu dari Son O Gong.
Woo Ma Wang dan Son O Gong lalu duduk
bersama. Woo Ma Wang meminum wine yang
diberikan Son O Gong padanya tanpa rasa curiga. Son O Gong memberitahu Woo Ma Wang bahwa Sam Jang memberinya waktu yang sulit, tapi dia juga sedang mengalami masa sulit. Son O Gong mengatakan
karena mereka mengalami masa sulit akibat Geum Gang Go itu, jadi Woo Ma Wang juga harus ikut menderita seperti mereka.
“Ayo berbagi rasa sakit kami!” kata Son O Gong.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Woo Ma Wang mulai curiga.
"Aku sudah memasukkan sesuatu ke dalam wine itu."
"Apa yang kau masukkan?"
"Darah Sam Jang."
Woo Ma Wang tertawa mendengarnya, "Jangan main-main! Aku tidak bodoh, aku pasti akan segera mengenali baunya."
"Itu sebabnya aku mengisi
rumah dengan aroma bunga teratai."
Woo Ma Wang jadi teringat saat Bu Ja
mengatakan Son O Gong telah mempersiapkan lilin-lilin aroma terapi untuk Woo Ma
Wang. Woo Ma Wang baru tersadar sekarang, jadi ini niat busuk Son O Gong memasang lilin aroma
terapi di rumah.
Son O Gong dengan liciknya ternyata menggunakan darah Sam Jang dari cincin Woo Ma Wang sendiri untuk ia masukan ke dalam wine Woo Ma Wang. Woo Ma Wang melihat cincinnya sekarang sudah berubah menjadi warna putih.
Son O Gong dengan liciknya ternyata menggunakan darah Sam Jang dari cincin Woo Ma Wang sendiri untuk ia masukan ke dalam wine Woo Ma Wang. Woo Ma Wang melihat cincinnya sekarang sudah berubah menjadi warna putih.
“Sebentar lagi Sam Jang akan datang. Kau sudah tahu kan cara
kerja darah Sam Jang? Rasa sakit yang
tak bisa tertahankan karena menginginkan sesuatu yang tak bisa kau dapatkan. Ma Wang, kau juga harus merasakannya,” kata Son O Gong.
Saat itu, Jin Seon Mi datang ke rumah Son
O Gong. Sementara Woo Ma Wang berubah menggila setelah meminum darah Sam Jang.
Son O Gong hanya tersenyum licik melihatnya.
Bersambung ke Sinopsis Hwayugi Episode 6
Komentar
Ternyata sifat orang itu tidak bisa berubah dengan mudah,
ya. Son O Gong masih saja licik seperti dulu. Ia dengan sengaja membuat Woo Ma
Wang meminum darah Sam Jang agar Woo Ma Wang akan merasa lebih haus lagi dan
menginginkan darah Sam Jang. Jika Woo Ma Wang kehausan seperti itu dan tidak
meminum darah Sam Jang saat itu juga, ia pasti akan merasakan kesakitan yang
amat hebat sama seperti dirinya yang merasa kesakitan dengan gelang Geum Gang
Go yang diberikan Woo Ma Wang.
Bagaimanapun Son O Gong merasa penderitaannya yang berasal dari Geum Gang Go disebabkan oleh
Woo Ma Wang yang memberikannya gelang itu padanya. Ia sadar ternyata bukan hanya ia
yang menderita karena Geum Gang Go itu, Sam Jang juga secara tidak langsung menderita karena
perasaannya pada Son O Gong. Karena itulah, Son O gong ingin membalas perbuatan
Woo Ma Wang padanya. Bisakah nantinya Woo Ma Wang menahan nafsunya untuk tidak memakan
darah Sam Jang? Hmm.
Komentar