SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 1
Sebelumnya Sinopsis Hwayugi Episode 5 Part 3
Jin Seon Mi tiba di rumah Son O Gong. Sementara itu, Woo Ma Wang sudah berubah menggila karena telah mencicipi darah Sam Jang. Son O
Gong tersenyum licik melihat Woo Ma Wang yang menggila seperti itu.
"Kau sudah meminum darah Sam Jang, sekarang
apa yang akan kau lakukan? Darah Sam Jang mengalir di tubuhmu, kau merasa gila,
kan?" tanya Son O Gong sambil tertawa, tapi tawanya tiba-tiba menghilang saat
Woo Ma Wang melepas cincin yang sebelumnya mengandung darah Sam Jang
di jarinya.
Woo Ma Wang kembali menjadi
normal, begitu cincin itu dilepas. Ia mulai bicara santai lagi
dengan Son O Gong. Son O Gong kesal melihat rencananya gagal seperti itu.
"Aku sudah menyiapkan diri selama 1.000 tahun
untuk menjadi Dewa, jadi aku tidak akan mudah hancur hanya karena setetes darah seperti itu," kata Woo Ma Wang.
"Ah.. apa-apaan ini? Kau baik-baik saja, jadi ini
sama sekali tidak lucu. Padahal aku sudah bekerja keras untuk menyiapkan semua
ini," sesal Son O Gong.
"Memangnya sudah berapa lama kau mempersiapkannya?"
"Segera setelah kau memberikanku rasa sakit, "Sakitnya sakitku," aku sudah mempersiapkannya. Ah.. Sakitnya, kau juga harus merasakannya. Rasa
sakit itu, aku pasti akan memberikannya juga padamu."
"Tapi sekarang bagaimana? Aku sama
sekali tidak merasa kesakitan. Sepertinya aku telah mengecewakanmu," kata Woo Ma Wang.
"Ah tidak... Tidak... Aku tidak akan merasa
kecewa dengan mudah. Baiklah, mulai sekarang kau
harus menantikannya. Tes ketahanan. Tadadada... tada..." Son O Gong mengeluarkan jam pasir untuk Woo
Ma Wang.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan
lagi?" tanya Woo Ma Wang.
Son O Gong
menyuruh Woo Ma Wang untuk menghabiskan waktunya bersama Sam Jang. Son O Gong
membalikkan jam pasir itu. Ia meminta Woo Ma Wang untuk menahan nafsunya untuk
memakan Sam Jang saat di dekat Sam Jang sampai Son O Gong kembali lagi. Son O
Gong lalu menghilang setelah mengatakan pada Woo Ma Wang, "Fighting!"
Jin Seon Mi yang sudah sedari tadi ada di bagian
depan rumah Son O Gong, segera masuk ke
bagian dalam rumah Son O Gong. Ia menggantungkan tas dan jaketnya pada patung kerbau milik Woo Ma Wang, sebelum masuk ke rumah. Jin Seon Mi menyapa Woo Ma Wang, sementara Woo
Ma Wang sedang berusaha setengah mati untuk mengontrol dirinya sendiri. Woo Ma
Wang mendekati Jin Seon Mi.
"Sam Jang," sapa Woo Ma Wang.
"Pintu rumah tadi terbuka, jadi aku masuk
begitu saja. Aku datang untuk merayakan pesta selamat untuk Anda. Sepertinya
aku orang yang pertama datang. Kudengar Anda mendapat medali penghargaan,
selamat atas hal itu," ucap Jin Seon Mi.
Woo Ma Wang dengan susah payah mengatakan terima
kasih dan menyuruh Jin Seon Mi untuk duduk. Woo Ma Wang masih terus berusaha
mengontrol nafsu dalam dirinya. Jin Seon Mi mengomentari kalau bau dari aroma terapi di
rumah itu sangat enak. Ia bertanya memangnya itu aroma apa. Woo Ma Wang
menjawab kalau itu aroma bunga teratai.
"Ah bunga teratai. Mereka bilang karena aku
Sam Jang, aroma darahku seperti aroma bunga teratai. Jadi seperti ini aroma dari
darahku?"
Mata Woo Ma Wang semakin memerah saat
mendengarnya. Ia kembali menggeram dan berubah menjadi monster. Jin Seon Mi tak
melihat perubahan pada diri Woo Ma Wang, karena Woo Ma Wang membelakanginya. Ia hanya berpikir Woo Ma Wang seperti sedang kesakitan, karena itu Jin Seon Mi
menanyakan apa ada yang bisa ia bantu.
Woo Ma Wang menyuruh Jin Seon Mi untuk
tidak dekat-dekat dengannya. Woo Ma Wang tak bisa menahan lagi untuk tidak
berubah jadi monster. Jin Seon Mi mendekat pada Woo Ma Wang dan bertanya apa ia
baik-baik saja. Waktu yang telah diatur Son O Gong dalam jam pasir telah habis.
Woo Ma Wang tiba-tiba berteriak memanggil nama Son O Gong dengan penuh kemarahan.
Lilin-lilin aroma terapi di dalam rumah itu seketika padam, begitupun dengan lampu-lampu di
rumah Son O Gong.
Son O Gong kembali datang dengan cepat dan membawa Jin Seon Mi
ke luar rumahnya. Jin Seon Mi bertanya sebenarnya apa yang terjadi, kenapa ia tiba-tiba membawanya keluar.
"Oh, Ma Wang sedang sakit. Ia sedang merasa kesakitan dan aku merasa
senang karena Ma Wang kesakitan," kata Son O Gong.
"Apa kau sedang bercanda di saat cuaca
dingin seperti ini?" tanya Jin Seon Mi kesal. Jin Seon Mi tidak menyadari kalau tadi di dalam rumah Woo Ma Wang telah berubah menjadi monster, sehingga ia berpikir Son O Gong hanya main-main dengannya dan membawanya keluar.
"Dingin?"
"Tentu saja dingin," jawab Jin Seon Mi.
Walau Jin Seon Mi mengeluh kedinginan seperti itu, Son O Gong tak mau memberikan
jaketnya pada Jin Seon Mi, meskipun ia memang mencintai Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mulai
bertingkah imut dan berkata kalau ia merasa sangat kedinginan. Gelang Geum Gang Go di
tangan Son O Gong kembali bereaksi. Son O Gong kembali merasa kesakitan di dadanya. Son O
Gong lalu mengajak Jin Seon Mi ke Sureumdong dulu.
"Apa itu tempat sauna?" tanya Jin Seon
Mi.
Son O Gong menarik tangan Jin Seon Mi ke dalam
lift. Son O Gong menjentikkan jarinya pada nama Sureumdong yang terdapat pada
poster di dalam lift itu. Son O Gong dan Jin Seon Mi akhirnya sampai di
Sureumdong dengan cepat.
Jin Seon Mi merasa takjub dengan tempat itu,
"Jadi ini bukan tempat sauna, tapi rumah tempat menyimpan minuman?"
"Ini bukan tempat menyimpan minuman, ini adalah rumahku," jawab Son O Gong.
Son O Gong menyuruhnya duduk dan menyarankannya untuk
minum agar tubuh Jin Seon Mi menjadi hangat.
"Apa yang harus kau minum?" pikir Son O
Gong sambil memilih minuman yang pas untuk Jin Seon Mi.
"Aku ingin yang ini," kata Jin Seon Mi
sambil menunjuk ke arah botol nomor 2.983 yang merupakan minuman paling berharga
bagi Son O Gong. Mau tak mau, Son O Gongpun menuangkan minuman itu di gelas Jin Seon Mi, tapi hanya sedikit
saja. Jin Seon Mi menatap Son O Gong. Son O Gong pun kembali menuangkan minuman itu.
Setelah meminum itu, Jin Seon Mi memintanya lagi
karena rasanya enak. Son O Gong dengan setengah hati menuangkan lagi minuman
itu.
"Kau kan tidak bisa minum. Banyak minuman seperti
ini, itu hanya akan jadi sia-sia. Karena itu biarkan aku meminumnya untukmu," kata Jin Seon Mi.
"Aku akan meminumnya. Setelah hukumanku
berakhir, aku akan meminumnya."
Bicara tentang hukuman, Jin Seon Mi jadi
penasaran, kejahatan apa yang sebenarnya Son O Gong lakukan. Son O Gong
menjawab kalau itu adalah urusan kahyangan. Manusia tak perlu tahu.
"Dulu kau juga pernah bilang, kau adalah
orang yang sangat sangat jahat. Kau terjebak di tempat itu, nama tempatnya apa ya?" tanya Jin Seon Mi sambil mengingat-ingat nama tempat yang mengurung Son O Gong.
"Gunung Marmer."
"Ah, benar. Gunung Marmer. Berapa lama kau
terjebak di sana?" tanya Jin Seon Mi lagi.
"Entahlah, aku hanya menghitungnya sampai 500
tahun. Setelah itu aku tidak menghitungnya lagi."
Jin Seon Mi merasa prihatin mendengarnya, "Selama 500 tahun itu, apa kau tinggal sendirian di
sana?"
"Ya. Mereka tak bisa membunuhku atau membakarku selama 49 hari, jadi mereka
mengurungku di sana."
"Pasti sangat sulit. Selama itu kau hidup sendirian, kau pasti sangat kesepian. Itu adalah hukuman yang paling berat.
Saat kau terbebas dari hukuman larangan minum itu nanti, aku janji akan membelikanmu minuman
yang terbaik."
Son O Gong tertawa, "Saat hukuman itu
berakhir, saat itu aku mungkin sudah tidak bertemu denganmu lagi."
Son O Gong memperingatkan Jin Seon Mi agar tak
memaksakan rasa simpatinya padanya. Bahkan saat ini pun Jin Seon Mi
lah yang telah menahannya dengan gelang Geum Gang Go. Bagi Son O Gong, Jin Seon
Mi sama saja seperti Gunung Marmer yang mengurungnya dulu.
Jin Seon Mi sedih mendengar perkataan Son O Gong.
Ia berpikir sama halnya seperti Gunung Marmer dulu, Son O Gong pasti ingin membuangnya
juga. Son O Gong membenarkannya bahkan akan lebih baik lagi
jika Jin Seon Mi menghilang darinya.
Jin Seon Mi semakin sedih mendengarnya.
Ia meminum minumannya dan menanyakan bagaimana caranya agar ia keluar dari
tempat itu. Ia ingin pergi. Son O Gong memberitahunya bahwa jalannya masih sama
seperti yang tadi mereka lewati.
Son O Gong memberikan jaketnya pada Jin Seon
Mi karena Jin Seon Mi pasti akan kedinginan begitu keluar dari Sureumdong. Jin Seon
Mi merasa itu tidak perlu, ia hanya cukup menahan rasa dingin itu saja. Son O
Gong melarangnya, karena bagi Son O Gong melihat Jin Seon Mi kedinginan serasa
lebih buruk dibandingkan saat ia dibakar api selama 49 hari.
Son O Gong memberikan Jin Seon Mi minuman
kesayangannya yang disukai Jin Seon Mi. Jin Seon Mi tak mau menerimanya. Jika Son
O Gong berbuat baik seperti itu, perasaan Jin Seon Mi akan menjadi tidak
nyaman. Son O Gong tersenyum mendengarnya. Ia lalu memberikan minuman itu ke
tangan Jin Seon Mi langsung.
“Kalau begitu, jangan merasa nyaman! Aku merasa menderita karenamu,
jadi setidaknya kau jangan merasa nyaman dalam hidupmu. Aku bisa mencintaimu
dan melindungimu, tapi aku tidak mau membuatmu bahagia, karena kau Gunung Marmer
bagiku.”
“Baik, dengan perasaan tidak nyaman aku
akan menerimanya. Aku akan meminumnya dengan ketidakbahagiaan.”
“Kalau kau melakukan itu, tentu aku akan
berterima kasih.”
Jin Seon Mipun pergi meninggalkan Son O
Gong.
Di rumah Son O Gong.
PK terkejut saat diberitahu Sa O Jeong kalau
Sam Jang menghilang.
“Jaket dan
tasnya ada di sini, tapi orangnya tidak ada di sini,” kata Sa O Jeong.
“Ma Wang dan
O Gong hyung-nim katanya juga menghilang?” tanya PK.
Sa O Jeong
membenarkannya. Berdasarkan penciuman babinya, PK mencium hal yang aneh pasti telah terjadi di sana, tapi ia sendiri tak tahu apa itu.
“Ini
benar-benar masalah besar,” ujar Sa O Jeong tiba-tiba.
“Benar, kan?
Pasti ada masalah besar, kan?” tanya PK antusias. Padahal sebenarnya yang
menjadi masalah bagi Sa O Jeong adalah noda yang ia temukan di dalam cangkir yang
sedang dibersihkannya (haha). Sa O Jeong bertanya-tanya apa yang harus ia
lakukan untuk membersihkannya.
“Bagaimana
aku bisa tahu itu? Tinggal buang saja cangkirnya!” kata PK kesal.
Sa
O Jeong akhirnya memutuskan untuk membersihkannya dengan baking soda. PK berkomentar, Sa O Jeong itu kan orang super kaya tapi kenapa
ia harus melakukan hal-hal tak penting seperti itu.
PK tiba-tiba tak sengaja melihat cincin Woo Ma Wang di atas meja dan melihat isinya sudah kosong.
Ia bertanya-tanya ke mana perginya darah Sam Jang dalam cincin itu. PK tersenyum
saat menyadari pasti ada sesuatu yang sangat menarik telah terjadi di
situ.
Woo Ma Wang sedang berada di kantornya. Ma Ji Young bertanya
pada Woo Ma Wang apakah ia perlu membawakan batu kehidupan lagi untuknya. Woo Ma Wang
menjawabnya itu tidak perlu. Suara Woo Ma Wang berubah menjadi parau hingga membuat Ma Ji Young
terkejut. Woo Ma Wang sendiri terkejut dengan suaranya yang tiba-tiba seperti
itu.
Woo Ma Wang tidak bisa mengatakan
apapun. Dia mengatakan dengan
susah payah pada Ma Ji Young, kalau
dia harus minum obat yang
bisa menekan kekuatan darah Sam Jang. Woo
Ma Wang mulai mengatakan pada
dirinya sendiri bahwa dia baik-baik saja, dia baik-baik saja, dia baik-baik
saja. Tapi suaranya terus berubah
semakin parau, hingga membuatnya menangis (hahahaha saat sakit aja, si om tetep aja lucu).
Ma Ji Young pergi ke Toko Umum untuk mendapatkan obat
yang dimaksud Woo Ma Wang. Ma Ji Young melihat cucu pemilik toko ada di sana. Ia
langsung mengatakan padanya kalau ia perlu obat yang
bisa menekan kekuatan darah Sam Jang. Cucu pemilik toko mengatakan
neneknya sedang tidak ada.
“Ah.. ini akan jadi masalah,” gumam Ma Ji Young. Ia lalu
bertanya kapan neneknya akan pulang.
“Aku tak tahu. Kali ini sepertinya ia akan pergi lama,”
jawab cucu pemilik toko sambil terus memainkan ponselnya.
Ma Ji Young lalu merebut ponsel dari tangan cucu pemilik
toko itu yang sejak tadi sibuk main game dengan ponselnya itu.
“Ini sedang ada masalah
penting, jadi cepat jawab dengan benar!” bentak Ma Ji Young.
Cucu pemilik toko jadi kesal karena Ma Ji Young berani
merebut ponselnya. Mata cucu pemilik toko berubah menjadi merah. Ma Ji Young
kemudian memberikan kembali ponselnya dan memohon dengan sopan agar cucu
pemilik toko membantunya. Akhirnya, cucu pemilik toko menyetujuinya asalkan ia
dibayar mahal dan neneknya tidak tahu akan hal itu.
Diam-diam ternyata sejak tadi PK menguping pembicaraan Ma
Ji Young dan cucu pemilik toko itu. Ia berpikir, apakah Woo Ma Wang sedang sakit.
PK tersenyum menyadari sesuatu.
Seorang wanita sedang berusaha mencari sebuah gembok di
antara ribuan gembok yang terpasang di dinding gembok cinta. Saat ia menemukan
gembok yang dicarinya, ia berusaha melepaskannya, namun ia tidak bisa
melepaskannya. Seseorang dengan gunting di tangannya datang mendekati wanita
itu dari arah belakang. Orang itu memegang rambutnya. Saat ia berbalik, orang
itu tiba-tiba menggunting rambutnya. Wanita itu menjerit ketakutan.
Son O Gong sedang bersama dengan Jenderal
Es membicarakan tentang Woo Ma Wang yang pasti tidak akan tahan dengan darah
Sam Jang dalam tubuhnya. Son O Gong berkomentar dengan puas, Woo Ma Wang telah
bermeditasi selama 1.000 tahun tapi ia tidak bisa menahan diri selama waktu
dalam jam pasir habis. Jika saja ia tidak cepat-cepat datang, mungkin Woo Ma
Wang sudah akan membunuh Sam Jang-nya.
Jenderal Es lalu menawarkan pada Son O Gong agar
ia bisa membantunya untuk menahan waktu sebentar dengan jam pasir. Dengan begitu Woo Ma Wang bisa melenyapkan Sam Jang. Son O Gong
sedikit tertarik dengan penawaran Jenderal Es. Tapi sebelum ia memutuskan menerimanya,
ia ingin Jenderal Es membuatkan es krim stoberi untuknya.
Woo Ma Wang masih
merasa kesakitan di kantornya. Ma Ji Young bertanya apakah Woo Ma Wang akan
tetap ikut syuting acaranya hari ini, haruskah ia membatalkannya. Woo Ma Wang berusaha untuk berbicara pada Ma Ji Young kalau ia baik-baik saja berkat obat yang
diberikannya kemarin. Tapi, ternyata Woo Ma Wang masih belum bisa bicara dengan benar dan lancar.
Woo Ma Wang mencoba bersikap baik-baik
saja, tapi dia malah menggigil dan tergagap. Woo Ma Wang tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tangannya terus gemetar dan dia tidak bisa menghentikannya.
Ma Ji Young menyarankan pada Woo Ma Wang untuk memakan Sam Jang saja. Jika dia memakan Sam Jang, maka
semua rasa
sakitnya akan hilang. Woo Ma Wang menyuruh Ma
Ji Young untuk berhenti
menyebutkan Sam Jang, karena
dia akan menjadi gila saat mendengarnya saja.
Tangan Woo Ma Wang semakin gemetar dan tak bisa dikendalikan
begitu Ma Ji Young menyebut nama Sam Jang. Tangannya tiba-tiba terangkat ke
atas dengan sendirinya. Woo Ma Wang mencoba mengendalikan tangannya dengan
mengatupkan kedua tangannya di atas kepalanya. Dengan susah payah Woo Ma Wang
menyuruh Ma Ji Young mempersiapkan jadwal syutingnya sesuai kontrak.
Jin Seon Mi memberitahu Lee Han Ju, ia akan pergi ke stasiun
TV. Lee Han Ju antusias
mendengarnya, apakah ini tandanya sekarang Jin Seon Mi bisa muncul di TV. Jin
Seon Mi mengatakan bahwa dia hanya akan
bertemu dengan PK, jadi itu bukan masalah besar. Lee Han Ju makin iri mendengarnya. Jin
Seon Mi mencoba menjelaskan kalau apa yang dilakukannya tidaklah sekeren yang
Lee Han Ju pikirkan. Lee Han Ju bisa memahami itu, tidak selamanya kehidupan selebriti itu indah.
Lee Han Ju ingin
tahu apakah putrinya bisa berfoto dengan PK. Jin Seon Mi menjawab, ia akan berusaha mewujudkannya. Lee
Han Ju lalu bertanya kenapa Jin Seon Mi pergi sendiri ke stasiun TV, harusnya
ia diantar sopir, bukankah Jin Seon Mi juga akan segera jadi selebriti. Ia
menyuruh Jin Seon Mi memanggil orang yang kemarin di motel itu yang dipanggil Jin Seon Mi sebagai pelindungnya. Jin Seon Mi tak
mau memanggilnya, karena itu akan mengganggunya dan juga akan menjadi beban
baginya.
Lee Han Ju bergumam sendiri setelah Jin Seon Mi pergi,
kalau Jin Seon Mi harusnya memilih orang
yang baik. Kenapa Jin Seon Mi memilih lelaki itu karena wajahnya, padahal lelaki itu tidak bisa bekerja dengan baik sama sekali. Lee Han Ju berpikir memang tak ada orang lain yang bisa seperti
dirinya bagi Jin Seon Mi.
Sebuah buku tiba-tiba melayang mengenai kepala Lee
Han Ju, tapi Lee Han Ju tak menemukan siapa-siapa di sana. Ternyata, Son O Gonglah yang melakukan itu semua. Dari kedai milik Jenderal Es, ia mendengar Lee Han
Ju sedang membicarakan hal buruk tentangnya, karena itu ia melayangkan buku itu pada kepala Lee Han Ju.
Woo Ma Wang sudah kembali normal dan dia sudah bisa ikut
syuting acara lagi. Woo Ma Wang merasa senang sekali karena ia sudah normal lagi. Woo
Ma Wang
berpikir kalau energi dari penonton memang adalah hal yang terbaik bagi kesembuhannya. Dia merasa jauh lebih baik karena energi itu.
Woo Ma Wang didekati oleh tiga orang gadis yang ingin
meminta tanda tangannya. Woo Ma Wang dengan senang hati melayani mereka. Ia juga mengambil foto dengan ketiga gadis
penggemarnya itu.
Saat itu, Jin
Seon Mi datang ke stasiun TV tempat Woo Ma Wang berada untuk menemui PK. Seketika tangan Woo Ma Wang mulai bergetar tak terkendali lagi. Matanya berubah
menjadi merah dan terfoto pada foto yang ia ambil
bersama tiga gadis penggemarnya.
Ketiga gadis itu langsung buru-buru pergi setelah selesai
difoto. Woo Ma Wang menyuruh Ma Ji Young untuk menghapus foto yang tadi diambil
ketiga gadis itu, karena tak sengaja memfotonya saat matanya memerah. Tangan Woo Ma Wang terus gemetar. Woo Ma Wang menggerutu
sendiri, ada apa dengannya, bahkan Sam Jang tidak ada di sini. Woo Ma Wang
tiba-tiba mencium keberadaan Sam Jang di stasiun TV itu.
Saat membalikan badannya, Woo Ma Wang melihat Jin Seon
Mi berdiri di depannya. Jin Seon Mi memanggil Woo Ma Wang. Nafsu Woo Ma Wang langsung
muncul dan siap untuk menerkam Jin Seon Mi, namun ia segara berlari menghindari
Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mengejarnya. Son O Gong melihat mereka dari lantai
atas dan mengeluarkan jam pasirnya.
PD-nim acara Superstar dan asistennya menemukan Woo Ma
Wang sedang berlari terburu-buru. Ia menghentikan Woo Ma Wang untuk mengucapkan
terima kasih atas kerja kerasnya tadi. PD-nim memuji Woo Ma Wang kalau ia
memang benar-benar peri rating. PD-nim terus memegang tangan Woo Ma Wang. Woo
Ma Wang mengatakan terima kasih atas pujiannya itu, tapi saat ini ia harus
cepat-cepat pergi.
Woo Ma Wang lalu melepaskan tangannya dari pegangan PD-nim
dan langsung berlari kabur. Asisten PD berkata pada PD-nim mungkinkah Woo Ma
Wang sakit, karena tangannya terlihat gemetar. PD-nim mengira mungkin itu
karena Woo Ma wang terlalu bekerja keras dalam acaranya. Saat itu, Jin Seon Mi
melihat PD-nim dan asistennya sedang membicarakan Woo Ma Wang.
Woo Ma Wang terus berlari menghindari Jin Seon Mi, namun
pada akhirnya ia tak bisa menahan nafsunya lagi. Mata Woo Ma Wang berubah
menjadi merah. Tangannya mengepal penuh nafsu. Woo Ma Wang sembunyi di balik tembok dekat lift dan menunggu kedatangan Jin
Seon Mi.
Jin Seon Mi sudah hampir dekat dengan tempat persembunyian Woo Ma
Wang. Waktu dalam jam pasir Son O Gong sudah habis. Woo Ma Wang seketika
berubah menjadi monster.
Bersambung ke Sinopsis Hwayugi Episode 6 Part 2
Komentar