SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 1
Sebelumnya
Sinopsis Hwayugi Episode 4 Part 3
Woo
Ma Wang menghadiri acara pemberian sumbangan untuk pameran Film yang
diadakan di sebuah Museum. Pada kesempatan itu juga Woo Wa Mang turut
menyumbangkan salah satu film lama produksi tahun 30-an untuk acara tersebut.
Ketua
organisasi penyumbang mengatakan kalau film lama yang disumbangkan Woo Ma Wang
telah sangat membantu mereka. Karena itu, Woo Ma Wang akan menerima medali
penghormatan dari kepresidenan atas kontribusinya terhadap dunia seni film Korea. Woo Ma Wang tentu saja senang
mendengarnya.
Woo
Ma Wang mengatakan pada Ma Ji Young kalau medali yang akan diterimanya itu
merupakan satu langkah lebih dekat untuknya agar ia bisa menjadi Dewa segera. Meskipun medali itu hanya diberikan oleh manusia dan tak perlu dibanggakan. Ma Ji
Young lalu menawarkan pada Woo Ma Wang agar ia membantu menyebarkan berita Woo Ma Wang yang akan
menerima medali itu di internet.
Dua
orang pegawai museum tiba-tiba lewat di depan Woo Ma Wang dan Ma Ji Young. Mereka membawa
pedang bersejarah yang dulu digunakan oleh seorang Jenderal untuk melawan
penjajah. Di belakang mereka, berjalan seorang roh wanita sambil membawa pedang yang sama dengan pedang yang dibawa oleh kedua pegawai museum
itu. Roh itu membungkuk memberi salam pada Woo Ma Wang.
Ma
Ji Young berkomentar, manusia pasti tidak bisa membayangkan kalau
sebenarnya yang telah menggunakan pedang itu di masa lalu adalah seorang roh wanita tanpa nama, bukanlah Jenderal. Jika mereka
tahu, pasti mereka tidak akan menghormatinya. Woo Ma Wang lalu berbicara pada Ma Ji Young bahwa barang-barang di museum yang mereka kunjungi saat ini mungkin juga banyak memiliki rahasia
yang tidak diketahui orang-orang.
Dan
seperti yang dikatakan Woo Ma Wang, barang-barang di museum itu benar-benar memiliki rahasia
yang tidak diketahui orang lain. Seorang gadis kecil yang memakai kimono sedang berdiri
menatap cermin yang merupakan salah satu koleksi benda bersejarah di Museum
itu (Hmm).
Jin
Seon Mi dan Lee Han Ju mengunjungi sebuah motel yang dirumorkan berhantu.
Banyak orang yang sedang bermesraan di motel itu kabur, karena diganggu oleh
hantu penunggu motel.
Jin
Seon Mi dan Lee Han Ju masuk ke salah satu kamar hotel. Jin Seon Mi berkomentar
kalau ia tidak menemukan sesuatu yang aneh di ruangan itu. Lee Han Ju berkata kalau itu tidak
benar, ada sesuatu di kamar itu. Lee Han Ju menunjuk ke arah seseorang yang
tiba-tiba masuk ke kamar motel itu. Son O Gong.
Son
O Gong duduk di tempat tidur kamar itu dengan santai tanpa mempedulikan keberadaan Jin Seon Mi dan Lee Han Ju.
Ia tak henti-hentinya mengatakan suka ini, suka itu, dan suka semua yang ada di
dalam kamar itu.
Lee
Han Ju heran kenapa Son O Gong bisa datang di manapun mereka sedang bekerja.
"Bukankah
pria itu adalah orang yang ada di rumah CEO?" tanya Lee Han Ju pada Jin
Seon Mi, "saat itu dia menyuruhku pergi."
Jin
Seon Mi menyuruh Lee Han Ju untuk tidak mempedulikannya, karena dia seperti
pelindung baginya. Lee Han Ju malah mengira Son O Gong ini adalah orang yang
ditugaskan oleh Lucifer Entertainment untuk menjaga Jin Seon Mi, karena Jin
Seon Mi sudah tanda tangan kontrak dengan Lucifer Entertainment. Lee Han Ju memuji memiliki kontrak dengan Lucifer Entertainment ternyata sangat keren.
Son
O Gong masih saja mengotak-atik barang-barang yang ada di kamar itu. Melihat tingkah
Son O Gong yang seperti itu, Lee Han Ju berpikir kalau Lucifer Entertainment telah salah mempekerjakan Son O Gong yang sepertinya sudah kehilangan
akal sehatnya. Jin Seon Mi juga membenarkan. "Dia sedikit aneh, kan? Tapi kau
harus hati-hati, dia bisa saja mendengar perkataanmu," bisik Jin Seon Mi
pada Lee Han Ju.
Saat
itu ponsel Lee Han Ju berbunyi. Pemilik motel memintanya untuk menemuinya di
lantai atas motel. Lee Han Ju segera pamit pada Jin Seon Mi untuk menemui
pemilik motel.
Kini, Jin Seon Mi tinggal berdua dengan Son O Gong di kamar motel. Jin Seon Mi
bertanya pada Son O Gong benarkah di motel itu ada roh jahatnya.
"Entahlah...
Tapi kamar ini benar-benar menyenangkan. Aku ingin tinggal di kamar ini,"
jawab Son O Gong.
"Ini
bukan kamar yang bisa ditinggali."
"Tempat
ini tak bisa ditinggali? Ah.. Kalau begitu apa yang harus dilakukan di
sini?" tanya Son O Gong sambil melepas mantelnya.
"Cukup!
Berhenti bicara yang tidak perlu, lebih baik cari roh jahatnya!" perintah Jin Seon Mi.
"Loh
kenapa memangnya? Di sini, bahkan TV nya lebih besar daripada di rumahmu. Malam
ini di sini, haruskah kita nonton bersama?" Goda Son O Gong.
Tiba-tiba
Son O Gong menemukan kotak tisu bergambar ayam goreng. Son O Gong berkata kalau
ia sangat suka makan ayam goreng. Ia bisa memesan ayam goreng di motel itu. Son
O Gong jadi makin senang tinggal di kamar motel itu. Ia ingin tidur di kamar itu.
Jin
Seon Mi menatap tajam Son O Gong, "Apa kau sedang melakukan trik kepadaku?
Apa kau tidak malu terus membual seperti itu di hadapanku?"
"Aku
malu. Kau pikir aku tidak malu? Tapi mau bagaimana lagi, tak ada pilihan,
karena aku mencintaimu," jawab Son O Gong sambil memperlihatkan gelang
Geum Gang Go-nya.
"Cinta
memang seperti itu, memangnya kenapa dengan hal yang memalukan? Yang penting,
malam ini aku denganmu bisa tidur di sini."
"Akulah
yang merasa malu mendengar ucapan cinta itu," jawab Jin Seon Mi dengan kesal.
"Benar.
Sepertinya kita harus saling mencintai," kata Jin Seon Mi. Ia lalu mendekat ke
arah Son O Gong dan memegang pundaknya. Son O Gong bahkan sampai menjatuhkan kotak tisu yang dipegangnya, saking terkejutnya dengan sikap Jin Seon Mi yang tiba-tiba menggodanya.
"Tadi
kau sudah dengar, kan? Jika love love, maka roh jahat akan muncul," kata Jin Seon Mi pada Son O Gong.
Son
O Gong balas memegang pundak Jin Seon Mi. "Ah, love love? Itu solusi yang
bagus, tapi jika begini saja itu tidak akan cukup membuat roh jahat itu muncul," kata Son O Gong sambil memberi kode untuk tidur di kasur.
Jin
Seon Mi mendorong Son O Gong dan menjatuhkannya ke kasur.
"Jika
roh jahat itu muncul kau harus langsung tangkap dia!" perintah Jin Seon
Mi.
"Uh.
Tapi jika dia tidak muncul apa yang harus kita lakukan?"
Son O Gong mulai nakal dengan berani memegang pundak Jin Seon Mi dan mulai mendekatkan wajahnya pada Jin Seon Mi. Son O Gong hendak mencium Jin Seon Mi, tapi roh jahat tanpa mulut tiba-tiba muncul dan mengintip mereka. Sepertinya roh jahat itu cemburu karena ia tak punya mulut, jadi ia tidak bisa berciuman seperti mereka.
Son O Gong mulai nakal dengan berani memegang pundak Jin Seon Mi dan mulai mendekatkan wajahnya pada Jin Seon Mi. Son O Gong hendak mencium Jin Seon Mi, tapi roh jahat tanpa mulut tiba-tiba muncul dan mengintip mereka. Sepertinya roh jahat itu cemburu karena ia tak punya mulut, jadi ia tidak bisa berciuman seperti mereka.
"Tunggu
sebentar!" kata Son O Gong pada Jin seon Mi. Ia lalu segera berlari
menangkap roh jahat itu. Son O Gong memukuli roh jahat hingga roh jahat itu
lenyap. Jin Seon Mi hanya bisa melihat tanpa berkata-kata saat Son O Gong melenyapkan roh jahat itu dari balik jendela pemisah ruangan kamar.
Son
O Gong kembali mendekati Jin Seon Mi lagi.
"Apa
kau sudah menangkapnya?" tanya Jin Seon Mi.
"Uh.
Tapi sepertinya bukan hanya ada satu. Kita harus tetap melanjutkannya," Son O Gong mulai melancarkan trik-nya.
"Itu
cuma ada satu. Jangan coba-coba melakukan trik, ya!"
Son
O Gong hanya bisa menghela nafas mendengar perkataan Jin seon Mi. Ia mulai kesal sendiri
dan menginjak-injak kotak tisu yang bergambar ayam goreng tadi. Son O Gong
menemukan kamera tersembunyi di dalam kotak tisu itu. Ia lalu menyerahkannya pada
Jin Seon Mi.
Pemilik
motel dan Lee Han Ju masuk ke kamar motel. Jin Seon Mi menunjukkan kamera
tersembunyi itu pada pemilik motel. Pemilik motel terkejut melihatnya. Ia pun kabur dari sana. Jin Seon Mi berteriak pada Lee Han Ju untuk menangkap pemilik motel itu,
"Tangkap dia!"
Lee
Han Ju yang bingung dan tak tahu apa-apa segera mengejar pemilik motel itu. Son O Gong
meniup telapak tangannya ke arah Lee Han Ju hingga membuat Lee Han Ju terbang
dan mendarat tepat di atas pemilik motel itu. Lee Han Ju berhasil menangkap
pemilik motel itu.
Jin
Seon Mi dan Son O Gong berbicara berdua. Jin Seon Mi senang karena Son O Gong
berhasil menangkap hantu dan pemiliknya yang jahat itu. Dengan begitu Son O Gong juga telah melindungi dunia. Son O Gong mengatakan bahwa dia tidak peduli dengan dunia
ini, dia hanya peduli pada Jin Seon Mi, karena ia mencintai Jin Seon Mi. Jin
Seon Mi berterima kasih karena Son O Gong telah mencintanya. Walau begitu, ia
meminta pada Son O Gong untuk tidak melupakan dunia yang Jin Seon Mi cintai.
"Hal
terpenting bukan soal apa yang kau cintai, tapi aku hanya HARUS mencintaimu,"
kata Son O Gong yang seolah menegaskan bukan karena ia benar-benar mencintai
Jin Seon Mi sehingga harus peduli dengan apa yang Jin Seon Mi sukai, tapi ia hanya harus mencintai Jin Seon Mi karena gelang Geum Gang Go
itu.
Jin
Seon Mi tahu pasti akan hal itu. Ia lalu mengatakan bahwa ia akan segera pulang
ke rumah. Son O Gong menawarkan diri untuk mengantarnya. Jin Seon Mi menolak.
Ia beralasan kalau ia sedang ingin berjalan sendiri sambil mendengarkan musik
favoritnya. Son O Gong mengatakan kalau Jin Seon Mi seharusnya lebih suka jika
dia berjalan di sebelahnya. Tapi Jin Seon Mi bilang ia tidak suka, karena dia
tidak mencintai Son O Gong.
"Aku
juga bukan karena aku ingin mencintaimu," kata Son O Gong.
"Baik
kalau begitu ayo kita pulang sama-sama!"
"Tidak
kau pulang saja sendiri!" Son O Gong mulai ngambek.
"Ayo
kita pulang sama-sama!" ajak Jin Seon Mi lagi.
"Tidak
perlu. Kau pulang sendiri saja! Cepat pergi!"
Jin
Seon Mi akhirnya pulang sendiri. Ia teringat kata-kata Son O Gong tentang
perasaannya yang akan segera berkahir dan setelah itu Jin Seon Mi akan sendiri
lagi. Jin Seon Mi mengatakan pada dirinya sendiri untuk sadar akan hal itu.
(mungkin Seon Mi udah mulai jatuh cinta pada O Gong nih).
Di malam hari, seorang
penjaga keamanan museum yang mencurigakan sedang berpatroli di dalam museum itu. Dia sedang mencari cermin di museum itu (mungkin mau dicuri). Sebuah suara mengagetkan penjaga keamanan itu. Ia membalikkan badannya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling dengan bantuan senternya, tapi di belakangnya tak ada apa-apa. Padahal di sana tanpa ia sadari ada seorang
gadis kecil berkimono sedang berdiri menatap ke arahnya. Penjaga
keamanan itu berbalik lagi dan sekarang ia bisa melihat gadis kecil itu.
Gadis itu berbicara dengan Bahasa Jepang.
Penjaga keamanan terkejut dan bertanya bagaimana gadis itu bisa masuk ke sana. Gadis
itu lalu tiba-tiba menghilang, hingga membuat petugas keamanan itu lari dari sana, karena ketakutan. Setelah berlari jauh, petugas
keamanan berpikir kalau dia sepertinya sudah lolos dari gadis kecil tadi, tapi
kemudian saat dia
melihat ke bawah kakinya, gadis
itu sudah ada tepat di depannya. Petugas itu
berteriak bahkan ia sampai menjatuhkan lentera sepanjang jalan menuruni tangga.
Di
Lucifer Entertainment.
Ma
Ji Young menunjukkan berita di internet tentang Woo Ma Wang yang akan menerima medali
penghargaan. Woo Ma Wang merasa puas dengan berita
itu, apalagi fotonya sangat keren. Ma Ji Young mengusulkan, haruskah ia mengirim berita itu di chat group. Woo Ma Wang merasa tidak
perlu karena berita itu muncul di internet, jadi mereka pasti tahu.
Woo
Ma Wang pulang ke rumahnya dan disambut oleh Pak Satpam yang memberikannya
bungkusan paket untuk Jin Bu Ja. Woo Ma Wang mengomel karena Jin Bu Ja
terus-terusan belanja online.
Pak
Satpam memberitahukan pada Woo Ma Wang kalau ada banyak orang yang datang
menjenguknya dari luar, sehingga mereka harus memasang stiker parkir. Woo Ma Wang langsung mengira mereka datang untuk merayakan pesta selamat untuknya atas medali penghargaan yang diterimanya itu.
Pak Satpam kemudian memberikan ucapan selamat kepada Woo Ma Wang karena dia melihat di
berita, Woo Ma Wang akan mendapatkan medali kehormatan. Woo Ma Wang langsung
mulai membual tentang hal itu dan itu membuatnya sangat bahagia.
Woo
Ma Wang masuk ke rumahnya. Seperti biasa, mantel Son O Gong tergantung di patung kerbaunya.
Kali ini bukan hanya ada satu tapi ada banyak mantel yang tergantung di sana. Woo Ma Wang mencoba untuk tidak kesal dengan mengingat medali penghargaan yang akan diterimanya.
Bu
Ja tiba-tiba datang menyambut Woo Ma Wang. Woo Ma Wang mengira Bu Ja menunggunya, tapi ternyata Bu Ja cuma mau membawa paket miliknya. Bu Ja segera merebut paketnya dari Woo Ma Wang
dan membawanya ke ruang tamu. Di ruang tamu, ternyata sudah ada banyak paket yang telah dibuka oleh Bu Ja (hahahaha). Woo Ma Wang jadi kaget begitu melihatnya.
PK
datang menghampiri Woo Ma Wang sambil membawa segelas sampanye. Woo Ma Wang pikir
itu untuknya sebagai bentuk ucapan selamat untuknya, karena ia akan segera mendapatkan medali
penghargaan.
Tapi, PK ternyata meminum itu untuk dirinya sendiri. Woo Ma Wang kecewa, ia mulai mengomel pada PK kenapa dia sering datang ke rumah itu. PK menjawab ia datang untuk bermain-main dan numpang makan di rumah itu.
Tapi, PK ternyata meminum itu untuk dirinya sendiri. Woo Ma Wang kecewa, ia mulai mengomel pada PK kenapa dia sering datang ke rumah itu. PK menjawab ia datang untuk bermain-main dan numpang makan di rumah itu.
Woo Ma Wang menyindir PK, apakah ia babi kenapa kerjaannya cuma main dan makan seperti itu. Woo Ma Wang menyadari, ah kau memang adalah babi. Bu Ja langsung
bertanya pada PK apakah benar ia seorang babi. PK membenarkannya.
PK lalu membuka
salah satu paket milik Bu Ja yang isinya parfum mahal. Woo Ma Wang tak
menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menyombongkan diri dengan menyinggung
soal parfum itu yang digunakan dalam acara pemberian medali
penghargaan agar Bu Ja dan PK tahu kalau ia
akan mendapat medali penghargaan. Tapi, sayangnya Bu Ja dan PK
tidak peka karena mereka tidak tahu sama sekali soal Woo Ma Wang akan mendapat medali
penghargaan itu (haha).
Woo Ma Wang pergi meninggalkan mereka yang sedang heboh
membicarakan parfum mahal itu yang beraroma bunga teratai untuk membantu menutupi bau badan Bu Ja. Woo Ma
Wang pergi ke dapur dan menemukan Sa O Jeong sedang memasak untuk Son O Gong.
Woo Ma Wang kesal sekali melihatnya, apalagi tidak ada satupun masakan yang
dimasak Sa O Jeong sesuai dengan kesukaannya.
Sa O Jeong lalu menawarkan untuk memasak masakan
kesukaan Woo Ma Wang, apapun itu, tinggal bilang saja padanya. Woo Ma Wang merasa tidak perlu. Sa O
Jeong pun memutuskan untuk tidak memasak apapun untuk Woo Ma Wang. Diam-diam Woo Ma
Wang merasa kesal mendengar penolakan langsung Sa O Jeong seperti itu. Saking
kesalnya ia sampai mamatahkan daun bawang yang ada di sana (haha.. kasian padahal daun bawangnya ga salah apa-apa juga).
Woo Ma Wang pergi dari dapur sambil ngomel-ngomel dan
menemukan Son O Gong sedang memakai krim miliknya. Woo Ma Wang tambah ngomel-ngomel
lagi pada Son O Gong soal berbagai hal, sampai semua kekesalannya tertumpahkan. Tapi,
Son O Gong tak terlalu menanggapinya, karena suasana hatinya sedang buruk.
Son O Gong dengan santainya malah mengucapkan selamat pada
Woo Ma Wang atas penghargaan yang dia dapatkan. Mendengar ucapan selamat
itu, Woo Ma Wang yang tadinya ngomel-ngomel pada Son O Gong mulai bertindak
baik padanya. Ia mulai membantu Son O Gong membukakan botol krim wajah dan memakaikannya
di wajah Son O Gong (sweet).
Mereka kemudian mulai berbicara tentang Sam Jang. Son O
Gong curhat kalau suasana hatinya sedang
buruk, karena Sam Jang tidak menyukainya dan itu sangat menyakitkan. Dia
tidak tahu kalau akan sangat menyakitkan mendengar penolakan seperti itu darinya.
Woo Ma Wang mengatakan kepada Son O Gong kalau itu adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Saat Sam Jang sakit Son O Gong akan sakit, tapi saat
Son O Gong sakit Sam Jang tidak akan merasakan hal yang sama. Woo Ma Wang jadi merasa kasihan dengan Son O Gong. Ia lalu memberinya beberapa produk
perawatan wajah untuk membantu menghilangkan lingkaran
hitam di bawah mata Son O Gong karena patah hati.
Jin Seon Mi menemui Ha Seon Nyeo di barnya. Jin Seon Mi
curhat ia sedang tidak mau sendirian di rumah, jadi ia datang menemui Ha Seon Nyeo untuk minum.
“Tidak mau sendirian, perasaan itu pasti ada. Tapi,
kenapa kau harus sendirian, kau kan bisa memanggil Son O Gong-nim,” kata Ha
Seon Nyeo.
“Dia tidak bisa minum. Aku tidak mau memanggilnya tinggal
di sampingku.”
“Seberapapun dia merasa tidak suka, kalau kau
memanggilnya dia pasti datang.”
“Itu karena aku yang merasa tidak suka. Dia datang bukan
karena dia suka, dia tak ada pilihan lain karena Geum Gang Go itu, makanya dia
datang.”
“Sepertinya kau merasa sedih, karena itu bukan yang sebenarnya.”
“Apa? Siapa yang sedih? Dia sendiri yang telah membuat
perasaan palsu itu, jika aku memikirkannya sungguh-sungguh, aku pasti benar-benar
bodoh.”
“Walau begitu kau tidak boleh mengabaikannya.
Bagaimanapun dia mencintaimu. Karena itu, dia juga pasti akan terluka. Pasti benar-benar
menyakitkan baginya.”
Jin Seon Mi jadi memikirkan kata-kata Ha Seon Nyeo itu.
Esok paginya, Son O Gong menemui Jenderal Es. Jenderal Es
memberitahukan semalam Jin Seon Mi menemui adiknya. Sekarang mereka sudah
menjadi dekat dan akan sering berkunjung ke barnya.
“Benarkah. Jadi mulai sekarang tiap malam aku bisa
menunggunya di sana?” pikir Son O Gong.
Son O Gong lalu mengomentari gerombolan gadis penggemar PK yang sedang berkumpul di dekat kedai Es itu. Jenderal Es menjelaskan bahwa penggemar PK memang sering menunggu PK di sini, karena mereka mendengar rumor PK sering datang ke daerah sini.
Son O Gong lalu mengomentari gerombolan gadis penggemar PK yang sedang berkumpul di dekat kedai Es itu. Jenderal Es menjelaskan bahwa penggemar PK memang sering menunggu PK di sini, karena mereka mendengar rumor PK sering datang ke daerah sini.
Son O Gong tak habis pikir kenapa gadis-gadis itu
melakukan hal menyedihkan seperti itu dengan menunggu PK sia-sia.
“Karena mencintainya. Karena mereka mencintai PK, makanya
mereka mengejar-ngejar PK seperti itu, tapi PK tidak menyukainya,” jawab
jenderal Es.
“Karena mencintainya dan melakukan hal itu, tapi kenapa PK tidak suka?” tanya Son O Gong.
“Hal seperti itu sangat membebani. Selama berjam-jam mereka menunggunya
hanya untuk memberikan PK hadiah.”
Jenderal Es lalu memberikan Son O Gong bingkisan es krim untuk diberikan pada Sam Jang sebagai hadiah. Son O Gong mengatakan bahwa itu tidak perlu lagi. Dia tidak
akan melakukannya, kenapa juga ia harus
melakukan hal itu untuk Sam Jang.
“Karena Anda mencintainya. Bukankah Anda mencintainya?”
jawab Jenderal Es.
Son O Gong lalu bertanya, “Jenderal Es, apakah aku
terlihat seperti gadis-gadis penggemar PK? Aku selalu menunggu Sam Jang dan
memberinya hadiah juga.”
Jenderal Es hanya terdiam tak menjawab sedikitpun. Ia bingung harus menjawab bagaimana.
“Jika Jenderal Es berbohong, maka tubuhmu akan menjadi beku. Apakah aku seperti gadis-gadis itu? Walau begitu, aku ini Dewa Agung titisan Surga, bukankah ada sedikit perbedaannya?” tanya Son O Gong memaksa Jenderal Es menjawab kalau ia berbeda dengan mereka.
Saat itu, PK datang dan disambut para penggemarnya yang
antusias melihat PK di sana. Melihat PK dan penggemarnya, Son O Gong jadi
teringat saat ia mengatakan pada Jin Seon Mi bahwa ia mencintainya. Son O Gong jadi
sadar kalau ia juga mirip dengan penggemarnya PK. “Sial!” umpat Son O Gong.
Di kantornya, Lee Han Ju sedang membangga-banggakan dirinya, karena telah berhasil menangkap pemilik motel yang kurang ajar itu. Dia
sangat terkesan dengan dirinya sendiri. Sementara
itu Jin Seon Mi hanya tersenyum mendengarnya, karena ia tahu yang melakukan itu semua
adalah Son O Gong.
Lee Han Ju kemudian malah
menjelek-jelekkan Son O Gong yang saat itu tidak berbuat apa-apa. Ia meminta Jin
Seon Mi mengganti Son O Gong saja sebagai penjaganya. Jin Seon Mi bilang ia
tidak bisa, karena ia yang memilihnya langsung. Jin Seon Mi lalu meminta Lee Han Ju untuk pergi mengurus pekerjaan di luar. Lee Han Ju walau sedikit
tidak suka, tetap saja ia menurut. Ia segera bergegas melaksanakan tugas Jin Seon Mi.
Saat
Jin Seon Mi masuk ke ruangannya, Son O Gong sudah berada
di dalam kantornya dan membawakannya es krim dari Jenderal Es. Son O Gong tiba-tiba
meminta Jin Seon Mi untuk mengganti sekretarisnya, karena ia tadi mendengar sekretaris Jin Seon Mi memintanya
untuk mengganti dirinya sembarangan. Jin Seon Mi tidak mau. Ia dan Lee Han Ju
sudah
bekerja sama
selama tiga tahun, karena itu ia tidak mau memecatnya.
Memangnya siapa Son O Gong yang memintanya memecat Lee
Han Ju.
“Jadi karena itulah kau tidak suka padaku dan Lee Han Ju
sangat berharga bagimu?” tanya Son O Gong dengan kesal.
Jin Seon Mi lalu membuka bungkusan es krim dari Son O
Gong dan berkomentar pada Son O Gong, benar, setidaknya Lee Han Ju tahu kalau
ia tidak menyukai es krim kacang.
“Karena itulah, karena kau tidak menyukaiku, jadi kau tidak suka
es krim itu. Kau lebih suka dengan Lee Han Ju, kan?” kata Son O Gong.
“Apapun yang aku suka, kau bilang tidak ada urusannya
denganmu. Kau tak perlu tahu. Cukup seperti biasa saja, kau cukup bertingkah
mencintaiku saja,” kata Jin Seon Mi sambil berlalu pergi ke meja kerjanya.
“Kalau begitu kau akan mengatakan apa yang kau suka
padaku, jika aku peduli dengan apa yang kau sukai? Walaupun aku mencintaimu dan menganggumu, walaupun aku sakit, aku tahu
kau tidak akan peduli,” kata Son O Gong sedih.
Mendengar Son O Gong mengatakan rasa sakit seperti itu, Jin Seon Mi jadi
teringat perkataan Ha Seon Nyeo semalam. Son O Gong lalu
mengatakan bahwa dia akan berhenti mengatakan kalau
dia mencintai Jin Seon Mi, jadi Jin Seon Mi harus
mengatakan apapun yang disukainya padanya.
“Es krim apa yang kau sukai?” tanya Son O Gong.
“Aku suka es krim stroberi.”
“Mulai sekarang aku akan membawakan es krim stroberi
untukmu.”
Son O Gong dan Jin Seon Mi mulai membicarakan tentang
kesukaan Jin Seon Mi. Son O Gong ingin tahu apakah Jin Seon Mi suka warna hitam karena dia
selalu memakainya. Jin Seon Mi bilang
dia sebenarnya suka warna hijau.
Son O Gong tersenyum lebar dan mengatakan kalau ia juga suka warna hijau. Son O Gong merasa senang sekali bisa mencari tahu apa yang disukai Jin Seon Mi. Mulai sekarang ia meminta Jin Seon Mi menceritakan semua kesukaannya sedikit demi sedikit padanya.
Son O Gong menatap Jin Seon Mi dalam-dalam, saat dia menunggu Jin Seon Mi menceritakan semua yang
dia sukai. Tapi Jin Seon Mi hanya diam saja dan bilang
kalau ia tidak dapat memikirkan apapun (tapi kayanya dilihat dari ekspresinya saat diam, Jin Seon Mi seperti terpesona deh saat menatap Son O Gong).
Son O Gong membungkuk lebih dekat lagi pada Jin Seon Mi dan
berkata untuk menceritakan semua yang disukainya. Jin Seon Mi
mendorong Son O Gong untuk mundur.
Son O gongpun pergi untuk duduk. Son O Gong mulai makan es krim kacang yang dibawanya. Jin Seon Mi diam-diam tersenyum melihat
Son O Gong yang sedang memakan es krimnya. (Ciee)
Bersambung ke Sinopsis Hwayugi Episode 5 Part 2
Komentar