SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 8 PART 2



Di Lucifer Entertainment
Jin Seon Mi melaporkan pada Woo Ma Wang tentang keberadaan Dokchi, iblis jahat bermulut racun yang telah membuat sebuah keluarga hancur dan restoran bangkrut, bahkan menyebabkan bunuh diri juga.

“Apapun yang terpengaruh oleh Dokchi akan hancur, tapi para manusia yang menyumpahi sesamanya akibat berada di bawah kontrol Dokchi, kehidupannya juga sama hancurnya. Kau menemukan sebuah kasus yang sangat besar,” kata Woo Ma Wang.
“Kurasa, hal itu menyebar melalui SNS. Aku tidak tahu di mana harus mencari Iblis jahat ini.”
“Jika ingin menangkap Singa, kau harus masuk ke kandangnya. Mari kita lakukan rencana SNS kita!”

Ma Ji Young mengatakan kalau ia akan membuat sebuah akun atas nama Sam Jang. Jin Seon Mi merasa bingung, karena biasanya ia memanggil Iblis jahat dengan menggunakan aroma bunga teratai yang ia miliki, tapi sekarang ia harus memanggil Iblis jahat melalui SNS. Woo Ma Wang lalu menyuruhnya untuk “Follow, follow me!”


Pertama-tama, Woo Ma Wang menyuruh Jin Seon Mi untuk mengambil beberapa foto agar dapat diunggah ke medsos.
“Tataplah ke arah dua lensa kameranya!” perintah Woo Ma Wang.
“Ya, aku akan mengambil foto,” kata Jin Seon Mi yang lalu segera mengambil foto selfie dengan kaku.

Woo Ma Wang yang melihatnya langsung menegur Jin Seon Mi dan mengarahkannya cara mengambil foto yang benar, “Tunggu! Tunggu! Apa kau sedang mengambil foto untuk Surat Izin Mengemudi? Poin terpenting dari foto ini adalah agar sofa cantiknya dapat terlihat. Peganglah tas tangan ini! Tas yang cantik. Juga, matamu harus menunjukkan ketidakpedulian agar membuat orang lain merasa tidak nyaman. Jangan menatap langsung kameranya. Ambil foto lain!”

Setelah hasil fotonya keluar, Jin Seon Mi berpikir kalau ia benar-benar kelihatan seperti orang yang kaya raya.
“Kunci agar mendapatkan perhatian sekaligus menyerang pada saat bersamaan dari sebuah unggahan foto di SNS adalah menjadi orang kaya dan memamerkannya,” kata Woo Ma Wang. Woo Ma Wang lalu menyuruh Ma Ji Young untuk mengambilkan barang-barang edisi terbatas, pakaian, jam tangan, sepatu, dan tas tangan.


Sekarang Woo Ma Wang mulai berperan sebagai fotografer-nya Jin Seon Mi. “Baiklah, aku akan memotretmu. Sebentar! Jangan tampak terlalu baik dan ramah! Seperti kataku sebelumnya, tegakkan dagu dan lemparkan tatapan yang arogan. Kakimu! Kakimu! Kakimu terlalu kaku! Cobalah untuk menyilangkan kakimu! Silangkan seperti ini! Kakimu! Jangan bersandar! Ya, tegakkan tubuhmu!”


Sekarang Woo Ma Wang menyuruh Jin Seon Mi untuk berfoto sambil berdirii. “Berdirilah sebentar! Duduk tampaknya bukan pose yang pas! Jangan berdiri seperti laki-laki! Letakkan kakimu agak ke depan begini!  Tidak, jangan berpose dengan tanganmu! Kau tampak sangat tidak natural saat ini. Lihat ke sini! Aku akan memoteretnya,” Woo Ma Wang terus-terusan menyuruh Jin Seon Mi untuk bergaya begini dan begitu.

Woo Ma Wang menyuruh Ma Ji Young untuk membuat semua akun bintang top Lucifer Entertainment mengikuti akun Sam Jang.

Dalam waktu singkat, akun Jin Seon Mi berhasil menarik banyak perhatian pengguna medsos. Lee Han Ju juga merasa kagum dengan kehebatan bosnya yang mampu menarik banyak follower dalam waktu singkat.


“CEO, aku tidak pernah melawan arus. Aku selalu "Hormat, hormat" begini. Anda tahu itu, 'kan?” kata Lee Han Ju pada Jin Seon Mi.
“Tapi, banyak orang yang bahkan tidak kukenal membicarakanku. Aku jadi merasa aneh.”
“Karena gambar-gambar ini terkesan sangat pamer, ada banyak kritik berdatangan, tapi jangan merasa terganggu. Itu karena mereka merasa iri.”
“Aku tidak memikirkannya. Aku sengaja melakukannya untuk disumpahi.”
“Apa?” Lee Han Ju bingung dengan perkataan Jin Seon Mi.
“Aku harus mendapatkan kritik yang lebih keras, apa yang harus kulakukan agar aku disumpahi?” tanya Jin Seon Mi.
“Hmm, karena aku selalu "Hormat, hormat" pada Anda, mari kita coba pikirkan. Biasanya, orang-orang yang bersikap terlalu imut untuk usianya benar-benar disumpahi.”


Lee Han Ju memberikan contoh tingkah imut yang mungkin akan dibenci orang jika itu dilakukan oleh orang seusia Jin Seon Mi. Ia membuat tanda “V” di matanya dan berkata dengan imut, “Daehet”. Jin Seon Mi lalu meniru tingkah imut yang dicontohkan Lee Han Ju, “Daehet”.


Jenderal Es melihat akun media sosial milik Sam Jang, ia bertanya-tanya kenapa Sam Jang bertingkah seperti ini. Tetua Soo Bo Ri yang kebetulan sedang ada di kedainya untuk makan es krim menjelaskan kalau Sam Jang sedang dalam proses menangkap Iblis jahat Dokchi.

“Bukankah Son O Gong-nim harus menangkap Iblis jahat bersama dia?” tanya Jenderal Es.
“O Gong berandal itu membuat bumbu untuk menyantapnya dan ketahuan oleh Sam Jang.”
“Aigoo... Sam Jang pasti merasa sangat kecewa!” kata Jenderal Es, prihatin.
“Apa yang perlu dikecewakan? O Gong itu ‘kan memang monster. Aey, omong-omong, dingin sekali. Bersantailah sedikit. Kekuatanmu terlalu besar belakangan ini,” kata Tetua Soo Bo Ri.
“Saat ini adalah masa di mana kekuatan saya mencapai puncaknya.”
“Sebab itukah kau membekukan Geumganggo?” tanya Tetua Soo Bo Ri.

Jenderal Es terkejut mendengarnya, “A-Anda tahu soal itu? Sam Jang ingin tahu perasaan sebenarnya dari Dewa Agung, jadi saya menggunakan sebentar kekuatan saya. Saya tidak bisa melakukannya lagi.”
“Kau melakukan sesuatu yang salah. Sampai tugas Sam Jang selesai, perasaan tidak boleh terlibat di dalamnya.”
“Jadi agar keduanya tidak saling mengetahui perasaan masing-masing, Anda memakaikan Geum Gang Go padanya?” tanya Jenderal Es.
Tetua Soo Bo Ri tak menjawabnya, ia malah mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan kalau ia merasa kedinginan. “Oh, dingin sekali sampai rasanya telingaku membeku. Aku pergi!” kata Tetua Soo Bo Ri, kabur.


Untuk meningkatkan jumlah followers-nya, Jin Seon Mi memutuskan untuk  mengambil foto dengan PK dan Alice. PK mengatakan kalau dengan satu foto itu saja, jumlah pengikut Jin Seon Mi akan meningkat drastis. Bahkan mungkin sebuah artikel akan dirilis.

PK menyuruh mereka untuk mengambil satu foto lagi. Pangeran gurita yang ada dalam tubuh Alice dengan pede-nya berpose sambil memegang bagian dadanya. PK yang melihatnya langsung menegurnya, “Hei! Sudah kularang kau melakukannya, 'kan?”

Pangeran gurita beralasan kalau itu karena dia tidak terbiasa memiliki dua benda yang menempel di bagian depan tubuhnya. Pangeran gurita lalu bertanya pada Jin Seon Mi, akankah rasanya nanti bisa jadi mudah ketika pergi ke manapun, saat sudah terbiasa. Jin Seon Mi menjawabnya dengan terbata-bata dan malu, karena pertanyaan pangeran gurita sangat sensitif, “Apa? Ya.. Yah..”

“Kau dipanggil Sam Jang?” tanya pangeran gurita. “Aku... putra kedua dari Raja Naga Laut Timur, Ong Yong.”
“Aku sudah dengar. Kau seorang Pangeran,” kata Jin Seon Mi.
“Saat keadaan sudah membaik, aku akan memberimu tur di Kerajaan Laut,” kata pangeran gurita sambil mengedipkan matanya dan membuat kecupan jauh untuk menggoda Jin Seon Mi.
“Hei, gurita! Bagaimana bisa kau merayu wanita dengan tubuh itu?” tegur PK.
Pangeran gurita tak terima ditegur oleh PK. “Kenapa, sih? Ini insting alamiku. Aku punya kaki gurita.” Pangeran gurita lalu memain-mainkan kedua tangannya menyerupai kaki gurita yang sedang bergerak-gerak.

PK memperingatkan pangeran gurita, “Jika kau mengikatkan kaki itu pada Sam Jang dan tidak berhati-hati, Dewa Agung akan menjadikanmu Takoyaki.”
“Takoyaki? Aku jadi merasa sangat menyedihkan,” gumam pangeran gurita.
“Kau wanitanya Son O Gong?” tanya pangeran gurita pada Jin Seon Mi, kemudian.
“Bukan. Ekspresi semacam itu membuatku merasa buruk. Aku juga tahu caranya membuat Takoyaki. Jadi, tolong berhati-hatilah!” Pangeran gurita langsung menelan ludahnya setelah mendengar perkataan Jin Seon Mi. Jin Seon Mi lalu berterima kasih pada mereka, karena sudah mau mengambil foto dengannya dan pergi meninggalkan mereka.

PK merasa senang karena sesuai dugaannya, Sam Jang tidak memiliki perasaan sedikitpun untuk Son O Gong, “Rrgh... Dewa Agung sangat menyedihkan.”
“Omong-omong Babi, gadis ini tidak bisa minum alkohol?” tanya pangeran gurita.
“Oh, Alice tidak bisa minum... Hei! Kapan kau meminumnya?” PK langsung terkejut sekaligus panik saat melihat gelas alkohol di atas meja sudah kosong.


Pangeran gurita lalu berkata ia akan pergi ke Kerajaan Naga, sebelum akhirnya dia pingsan dan membuat PK panik.
“Oh, hei, hei, hei! Gurita! Hei, hei, Alice. Bangun! Apa maksudmu pergi ke Kerajaan Naga? Aku bisa gila, benar-benar!”


Sa O Jeong melaporkan pada Son O Gong kalau Dokchi sangatlah mengerikan. Belum lama ini, salah seorang karyawan perusahaannya jadi korbannya dan sampai meloncat bunuh diri dari atap. Bu Ja menimpali, bukankah kalau begitu Jin Seon Mi juga berada dalam bahaya, karena berusaha mengejar dokchi. Bukankah Son O Gong perlu mendampinginya.


Son O Gong pun akhirnya memutuskan untuk mendampingi Jin Seon Mi, tapi setelah ia menyaksikan hal yang sedang ia nanti-nantikan. Son O Gong melihat jam tangannya. “Dia seharusnya sudah sampai. Kenapa belum datang juga?” gumam Son O Gong.

“YAAAAA!” tiba-tiba terdengar suara Woo Ma Wang berteriak.
“Dia sudah melihatnya,” kata Son O Gong, puas.


Woo Ma Wang mengumpat pada Son O Gong saat melihat patung sapinya sudah diwarnai dengan warna hitam, sehingga berubah menjadi sapi belang-belang. “Aih, dasar berandal keparat sialan! Apa-apaan ini? Penampilan macam apa ini? Dia bahkan tidak punya puting susu, tapi beraninya dia mengubahnya menjadi sapi perah? Ah... Kecuali tanduknya, dia sudah mengacaukan semuanya! Dasar berandal!”


Son O Gong bersama Sa O Jeong dan Bu Ja tiba-tiba datang menghampiri Woo Ma Wang yang sedang mencak-mencak karena sapinya perubah jadi sapi perah.
“Ma Wang! Oh astaga, Ma Wang jadi sapi perah. Bukankah kau aslinya memang seekor sapi perah?” ledek Son O Gong.
“Beraninya kau mengubah patung sapi milikku menjadi sapi perah? Mari kita akhiri semuanya di sini! Aku akan membakar kera sialan itu sekarang. Lihat baik-baik!” Woo Ma Wang lalu bersiap untuk membakar patung monyet Son O Gong. Son O Gong cepat-cepat mencegahnya. “Simpan tenagamu! Aku bahkan tidak melakukan apa-apa,” kata Son O Gong.
“Kau bercanda denganku, ya? Ish...”
“Pelakunya orang lain,” ungkap Son O Gong.


Bu Ja tiba-tiba maju dan mengacungkan tangannya, “Ma Wang-nim, aku yang melakukannya.”
“Apa?”
“Aku masih belum dewasa dan mulai mewarnainya,” kata Bu Ja.
“Lihat, 'kan? Zombie mengaku melakukannya.”
Woo Ma Wang tak mudah percaya begitu saja, “Jangan menipuku! Tidak ada orang lain selain kau yang bisa menyuruh dia melakukannya.”
“Ada saksinya, kok,” kata Son O Gong.


Sa O Jeong maju dan mengakui ia menyaksikan Bu Ja melakukannya.
“Kalian ini benar-benar,” gerutu Woo Ma Wang.
“Zombie kan sudah mengaku melakukannya. Kalau mau marah, ya marah saja kepadanya,” kata Son O Gong.
Bu Ja langsung menoleh pada Son O Gong yang malah mengompori Woo Ma Wang untuk memarahi dirinya.
“O Jeong-ah, kau... Agh... lirikanmu jelek sekali. Bersihkan untuk dia!” perintah Son O Gong pada Sa O Jeong.


Son O Gong sekarang mulai meledek Woo Ma Wang dengan mengatakan Woo Ma Wang ‘kan aslinya juga sapi perah. Son O Gong mulai menyanyi dan menari ala Gangnam Style, “Ma Wang Milk Cow Style! Ma Wang Milk Cow Style!” (hahahaha)
“Hei, Son O Gong!” teriak Woo Ma Wang.
“Kenapa? Kenapa? Kenapa?” tanya Son O Gong, kesal.
“Apa alasan untuk lelucon tidak lucu ini?”
“Aku mengakhirinya dengan lelucon nakal. Lelucon nakal. Karena aku tidak bisa bertarung sampai mati dengan Ma Wang di sini. Mari kita tertawakan lelucon ini dan mengakhirinya. Kali ini... Aku kalah,” kata Son O Gong yang kemudian pergi dari sana.
“Dasar keparat menjijikkan. Kurasa dia sungguh marah kepadaku kali ini,” kata Woo Ma Wang.


Saat itu, Bu Ja mulai melancarkan aksi untuk menyenangkan hati Woo Ma Wang dengan memuji patung sapi Woo Ma Wang, “Ma Wang-nim, meski begitu kurasa sapi perah lebih imut.”
“Bu Ja-ya, kalau kau merasa itu imut, mau kuwarnai kau seperti itu juga?” tanya Woo Ma Wang. Bu Ja tentu saja tidak mau. Ia pun langsung kabur dari sana.


Sa O Jeong juga tak mau ketinggalan untuk menyenangkan hati Woo Ma Wang dengan menawarkan kebaikan padanya, “Ma Wang-nim, kalau sapi perah itu tidak enak dilihat, haruskah kukembalikan warnanya seperti semula?
“Jangan lakukan! Memangnya dia wagyu?”
Sa O Jeong mengerti, ia tidak akan melakukannya. Ia lalu pergi meninggalkan Woo Ma Wang.

Woo Ma Wang menghampiri patung sapinya dan mulai menangisinya, “Astaga, lihat dirimu... Jangan khawatir! Aku akan membersihkan dan mewarnaimu ulang dengan sangat baik. Kalau berniat mewarnai ini, seharusnya dia melakukannya dengan benar. Kenapa dia memberikan lingkaran hitam? Jangan khawatir! Jangan khawatir! Aku akan mewarnaimu lebih putih dibandingkan sebelumnya. Dasar keparat menjijikkan!”


PK merasa frustasi dengan pangeran gurita yang mabuk di dalam mobilnya. Pangeran gurita yang mabuk terus-terusan mengganggu PK dan berusaha untuk dekat-dekat dengan PK. PK menelepon Bu Ja untuk membantunya mengurus pangeran gurita.
“Oh, Bu Ja-ya. Di mana kau?” tanya PK pada Bu Ja di telepon.
“Aku hampir sampai di pintu masuk agensi. Kau di mana?”
“Aku di area parkir agensi. Gurita sedang mabuk berat sekarang. Dia menyerangku.”
Sementara itu, pangeran gurita terus menggoda PK, “Babi, bagaimana kalau kita menghangatkan malam ini?”
“Ini terlalu sulit untuk kukendalikan, aku tidak bisa menelepon seorang manusia. Kau cepatlah datang ke sini! Bawa dia!” perintah PK pada Bu Ja.
“Ya, aku akan segera ke sana,” jawab Bu Ja di telepon.

Pangeran gurita terus-terusan menyerang PK. PK menyurhnya untuk berhenti melakukannya, karena jika mereka berdua berhubungan mereka akan menjadi ohsambul. Saat itu, seorang paparazzi berhasil memotret mereka berdua yang sedang bersama di atas mobil. PK menyadari, barusan seseorang telah memotretnya. PK langsung mengejar orang yang memotretnya itu.


Dua orang pria pengubur Bu Ja datang ke Lucifer Entertainment untuk menyelediki Bu Ja. Mereka sempat melihat PK yang sedang mengejar dua orang pria yang tadi memoto PK.
“Kudengar mereka merekam video itu di agensi ini. Gadis itu, jika dia masih hidup, dia pasti ada di sini,” kata salah seorang dari mereka.
“Waktu itu aku memastikan dia sudah mati. Dia sesosok mayat dengan lengan dan kaki patah,” kata pria yang satunya lagi.


Bu Ja akhirnya sampai di gerbang Lucifer Entertainment dan dilihat oleh kedua pria itu. Pria itu lalu sembunyi di balik mobil dan mulai mengawasi Bu Ja.
“Dia benar-benar masih hidup,” kata pria pengubur Bu Ja yang berkepala botak. “Jadi bagaimana sekarang?” tanya pria yang satunya lagi.
“Pertama-tama, mari kita tangkap dulu dia.”
“Lalu selanjutnya bagaimana?”
“Kalau dia mengenali kita, maka harus dibunuh.”


Tak lama kemudian, PK datang menghampiri Bu Ja sambil berteriak, “Bu Ja-ya! Kau melihat seorang reporter lewat?”
“Tidak,” jawab Bu Ja.
“Argh, kacau. Mereka akan menulis artikel tentangku. Semua gara-gara gurita itu. Ah! Terlalu memalukan memiliki skandal dengan gurita. Aku merasa sesak.”
Bu Ja bertanya, “Pangeran di mana sekarang?”
“Di area parkir sana. Oh, ya. Mari ke sana dan urus dia dulu. Ayo!” ajak PK.

Dua pria pengubur Bu Ja masih membicarakan Bu Ja. Mereka heran bagaimana bisa seorang gadis yang seharusnya sudah mati masih hidup dan berkeliaran bersama dengan bintang top.


Dua pria pengubur Bu Ja lalu pergi ke rumah sakit tempat ibu Jung Se Ra dirawat. Mereka bertanya-tanya, siapa sebenarnya identitas gadis yang mirip Jung Se Ra itu. Kenapa gadis itu tidak menemui ibunya jika ia masih hidup. Salah seorang dari mereka mengusulkan untuk memberitahu Bos mereka kalau gadis itu belum mati dan masih hidup. Pria satunya lagi yang berkepala botak mengatakan untuk jangan dulu melapor, tapi awasi dulu saja gadis itu sedikit lebih lama, karena mungkin saja gadis itu hilang ingatan. Kalau begitu keadaannya, maka mereka bisa menyelesaikannya diam-diam dengan tenang.


Ma Ji Young melaporkan pada Woo Ma Wang kalau Sam Jang telah mendapatkan lebih dari 130 ribu pengikut dan ia sedang mencari orang yang meninggalkan komentar jahat secara konsisten di medos-nya. Woo Ma Wang mengomentari kalau Dokchi memang melekat pada orang-orang yang suka berkomentar jahat. Woo Ma Wang lalu bertanya soal Son O Gong. Ma Ji Young mengatakan Son O Gong masih belum berbaikan dengan Jin Seon Mi.

“Ma Wang-nim, tampaknya Anda sukses membuat mereka bertengkar satu sama lain. Selamat,” kata Ma Ji Young
“Son O Gong sudah membuang semua toples bumbu-bumbu itu.”
“Jika Sam Jang sampai tahu, mereka bisa berbaikan,” Ma Ji Young lalu menawarkan, “haruskah saya membuat toples-toples bumbu palsu untuk membuat kesalahpahaman bertahan selama mungkin?”
“Itu adalah ide yang sangat bagus dan bijaksana. Sekarang, kerjakanlah!” perintah Woo Ma Wang.
“Saya mengerti. Saya akan berusaha memastikan dia terus merasa takut disantap ketika Geum Gang Go dilepaskan.”
“Tapi Sekretaris Ma, apakah sungguh hal itulah yang ditakutkan Sam Jang?” tanya Woo Ma Wang.
“Apa?” tanya Ma Ji Young, bingung.
“Apakah memang yang ditakutkannya adalah kemungkinan dimakan?”

Woo Ma Wang teringat saat Jin Seon Mi menangis begitu tahu Son O Gong telah menyiapkan bumbu untuk menyantapnya. Woo Ma Wang merasa sepertinya Jin Seon Mi tidak menangis karena merasa takut dimakan. Ma Ji Young bertanya, memangnya selain dijadikan makanan, hal apa yang bisa ditakutkan oleh Jin Seon Mi lagi.

“Hati manusia lebih rumit dan sulit dimengerti. Hal itu harus diketahui bila ingin amarah Sam Jang reda. Aku harus mengetahuinya lebih dulu agar dapat memastikan Son O Gong tidak akan pernah bisa meredakan amarahnya,” kata Woo Ma Wang.


Jin Seon Mi mengunjungi sebuah supermarket tempat orang yang telah mengirim komentar jahat padanya, biasa berbelanja.
“Katanya orang itu seharusnya berada di sini saat ini,” gumam Jin Seon Mi.
Sebelumnya, Lee Han Ju telah menemukan orang yang telah menulis komentar jahat terbanyak di medsos Jin Seon Mi. “Dia sering mengunggah foto dari dalam M-Mart di pagi hari. Coba saja ke sana!” saran Lee Han Ju.

Jin Seon Mi mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru supermarket dan berkeliling mengikuti orang-orang mencurigakan di supermarket itu. “Cekrek!!” tiba-tiba seseorang memotretnya dari belakang. Jin Seon Mi menyadari seseorang telah memotretnya dari belakang. Berbekal payungnya, Jin Seon Mi mulai mencari orang yang memotretnya itu.


Jin Seon Mi melihat seorang wanita sedang berbelanja dengan anaknya, yang sebelumnya pernah diperlihatkan Lee Han Ju yang menurutnya telah mengirim komentar jahat terbanyak di medsos Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mulai berjalan dengan hati-hati mendekati wanita itu. Namun, tiba-tiba ia merasakan seseorang mendekatinya dari arah belakang. Jin Seon Mi dengan sigap membalikkan badannya sambil membuka payungnya.


“Oh! Woah! Hei!’ seru orang yang tadi mendekati Jin Seon Mi dari belakang punggungnya. Jin Seon Mi segera menurunkan payungnya. Ia melihat orang itu ternyata adalah Jonathan.
“Hai!” sapa Jonathan sambil menahan keterkejutannya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Jin Seon Mi.
“Yeah, aku baik-baik saja.”
“Omong-omong, kenapa kau di sini?” tanya Jin Seon Mi lagi.
“Aku menelepon kantor real estate dan Han Joo memberitahuku kalau mungkin kau ke sini.”
“Han Joo? Maksudmu Lee Han Joo?”
“Han Joo. My friend. Surprise!” kata Jonathan.
Jin Seon Mi hanya tersenyum menanggapinya. 


Jonathan lalu melihat wanita yang tadi hendak didekati oleh Jin Seon Mi. Jonathan langsung menghampiri wanita itu.
“Permisi. Barusan Anda memotret temanku, 'kan?” tanya Jonathan pada wanita itu. Wanita itu hanya diam saja.
“Kau yang meninggalkan komentar di akun SNS milikku, 'kan?” tanya Jin Seon Mi pada wanita itu sambil menunjukkan buktinya di handphone-nya. Wanita itu terkejut melihatnya.


Jin Seon Mi dan wanita itu akhirnya bicara berdua.
“Aku melakukan ini dan selalu pergi ke supermarket bersama dengan putriku. Melihatmu berfoto seperti itu membuatku marah. Aku mulai menyumpahimu tanpa pikir panjang sebagaimana orang lain, tapi kemudian komentar-komentarku menjadi semakin dan semakin jahat. Maafkan aku,” kata wanita itu, menyesal.
“Itu perbuatan Iblis jahat yang terikat kepadamu. Tolong jangan goyah olehnya! Apalagi kau memiliki putri yang cantik sepertinya.”
“Aku merasa malu,” kata wanita itu lagi.
Dari kejauhan Jonathan diam-diam menatap Jin Seon Mi dan payung kuningnya sambil tersenyum.


Sekarang Jin Seon Mi duduk berdua dengan Jonathan. Jonathan mengatakan padanya, setiap kali ia teringat akan Jin Seon Mi saat masih kecil, rasanya seperti kisah dongeng. Tapi hari ini, bahkan saat ia menatap Jin Seon Mi yang telah tumbuh dewasa, rasanya tetap seperti sedang melihat karakter utama kisah dongeng.

“Kenapa? Karena aku membawa-bawa payung ini dan bicara hal-hal aneh seperti Iblis jahat?” tanya Jin Seon Mi.
“Itu tidak aneh. Kau cocok sekali melakukannya. Kau tidak pergi bersama dengan Tuan Perimu? Apa dia sibuk?”
“Tidak, Tuan Periku sangat jahat.Dia bahkan mungkin akan memakanku.”
“That's disgusting. Itu namanya bukan Peri, tapi monster,” kata Jonathan.
“Benar. Dia monster. Jahat.”

Jonathan memegang tangan Jin Seon Mi, “Hei. Jika kau hendak berkelahi dengan monster, maka kau membutuhkan energi. Semangat!” Jonathan lalu memberikan sebuah cemilan ke tangan Jin Seon Mi. Jin Seon Mi tersenyum menerimanya.


Jin Seon Mi dan Jonathan menuju tempat parkir supermarket untuk segera pulang. “Um, terima kasih telah membantuku memilih bahan untuk makan malam besok,” kata Jonathan.
“Bukan apa-apa.”


Son O Gong ternyata diam-diam memperhatikan mereka di tempat parkir. Jin Seon Mi juga melihatnya, tapi ia malah mengacuhkan Son O Gong dan mengajak Jonathan untuk pergi bersama. Son O Gong tak tinggal diam. Ia menjentikkan jarinya dan seketika troli yang dipegang Jonathan tidak bisa bergerak.


Jin Seon Mi memberi kode pada Son O Gong untuk kembali menggerakkannya. Son O Gong kesal. Ia malah membuat troli itu bergerak maju sendiri dan menarik Jonathan juga.

“Hentikan!” perintah Jin Seon Mi pada Son O Gong.
Son O Gong tak peduli dengan perintah Jin Seon Mi itu. Ia lalu menghampiri Jin Seon Mi. Ia mengatakan kalau ia sudah membuang semua bumbunya.
“Baiklah!” kata Jin Seon Mi, tak peduli.
“Aku sudah membuang semua bumbu dan tidak berencana membuatnya lagi.”
“Kenapa kau membuangnya? Buatlah lagi!”


Son O Gong berkata ia tidak mau membuatnya lagi. Jin Seon Mi tak peduli, itu terserah Son O Gong saja. Ia lalu pergi meninggalkan Son O Gong.
“Jangan pergi! Ikutlah denganku!” kata Son O Gong sambil menahan lengan Jin Seon Mi.
“Tidak mau. Kenapa harus? Berapa banyak kau akan membayarku? Bahkan meski kau memberiku 500 juta won, aku tidak akan ikut bersamamu.”
“Hei!” seru Son O Gong.


Jin Seon Mi mulai kesal, “Kenapa? Apa? Makan saja aku. Karena kau ada di supermarket sekarang, beli saja bahan-bahannya dan buat lagi!”
“Baiklah. Aku akan membuatnya lagi. Aku akan membuatnya lagi untuk melumuri pria itu dengan bumbu itu, kemudian menikmati dan memakannya. Ah, dia pasti sangat lezat.”
“Lihat saja kalau kau berani!” ancam Jin Seon Mi.

“Kau pikir aku tidak bisa? Kau yang paling tahu seberapa buruknya aku. Aku akan terus mengawasimu.” Son O Gong lalu pergi meninggalkan Jin Seon Mi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2