SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 3



PK berbicara dengan Tetua Soo Bo Ri di bar Ha Seon Nyeo tentang Sam Jang.
“Jika seorang monster memakan Sam Jang, seberapa besar kekuatan yang akan dimilikinya? Misalnya jika aku mencoba mencicipinya sedikit saja, bisakah aku mengalahkan Dewa Agung?”
“Kenapa kau bertanya begitu? Memangnya apa kau sanggup untuk memakannya? Kau bilang kau akan berkencan dengannya?”
“Ey.. kapan aku bilang akan berkencan dengannya.. aku sama sekali tidak punya perasaan untuknya. Apapun yang terjadi pada Sam Jang, aku samaaa sekali tak peduli.”


Tetua Soo Bo Ri kemudian memperingatkan PK untuk jangan coba-coba mengganggu Sam Jang. Jika sesuatu terjadi pada Sam Jang, maka banyak hal buruk yang akan terjadi. Tetua Soo Bo Ri tidak akan dipromosikan, Woo Ma Wang tidak akan menjadi Dewa, Son O Gong tidak akan pergi ke langit dan juga Bu Ja pun akan lenyap.

“Memangnya apa hubungan Bu Ja dengan Sam Jang?”
“Bu Ja terbangun karena darahnya Sam Jang. Jika Sam Jang lenyap, tentu saja Bu Ja juga akan lenyap,” kata Tetua Soo Bo Ri.
“Dia kan tinggal memakan batu kehidupan saja.”
“Apa kau pernah melihat mayat hidup mampu hidup dengan energi batu kehidupan itu?”
PK jadi memikirkan perkataan Tetua Soo Bo Ri. Tapi, satu-satunya hal yang dipikirkan PK adalah Bu Ja. Dia tidak ingin Bu Ja mati. (cie... tuh kan, jangan-jangan ada cinta di sini).


Woo Ma Wang sedang bersama Ma Ji Young di kantornya. Warna merah yang ada di pipi Woo Ma Wang sudah hilang, tapi warna merah itu sekarang sudah berpindah ke dadanya. Woo Ma Wang menanyakan pada Ma Ji Young apakah ia ingin melihat warna merah di dadanya itu. Ma Ji Young tentu saja menolak untuk melihatnya.

“Bagaimanapun syukurlah, warna merah itu tidak kelihatan, karena aku memakai baju,” kata Woo Ma Wang.

Ma Ji Young kemudian berjanji akan melakukan apapun yang diperlukan untuk Woo Ma Wang agar ia tidak menderita lagi (sweet). Woo Ma Wang heran kenapa Ma Ji Young tiba-tiba berpikiran serius seperti itu.


Di luar kantor Woo Ma Wang, Ma Ji Young menelepon Jin Seon Mi dan menanyakan ia sudah sampai di mana. Rupanya Ma Ji Young menyuruh Jin Seon Mi untuk datang ke Lucifer Entertainment. Saat itu PK menguping pembicaraan Ma Ji Young dan Jin Seon Mi di telepon.


“Apa kau sedang memanggil Sam Jang ke sini?” tanya PK mengejutkan Ma Ji Young.
“Benar.”
“Apa yang akan kau lakukan?”

Ma Ji Young mengeluarkan pisau dari dalam saku jaketnya, “Aku akan menusuk Sam Jang. Jika bau darah Sam Jang ada di sekitar sini, Ma Wang pasti tidak akan bisa menahan dirinya lagi.”

PK mengatakan Dewa Agung pasti tidak akan diam saja. Ma Ji Young mengungkapkan ia akan menahan Dewa Agung, sehingga Woo Ma Wang bisa memakan Sam Jang.

“Tapi Kau bukan orang yang bisa menandingi Dewa Agung. Kau tahu sendiri, kan?”
“Meskipun hanya sampai lima detik pun, itu sudah cukup bagi Ma Wang untuk membunuh Sam Jang?”

PK menghela nafas. Sepertinya PK sedang mempertimbangkan haruskah ia membantu melenyapkan Sam Jang atau tidak.


PK akhirnya memutuskan menemui Woo Ma Wang di kantornya, tapi ia hanya mengintip Woo Ma Wang dari kejauhan. Ia masih mempertimbangkan apa yang harus dilakukannya saat ini.


Jin Seon Mi sudah sampai di tempat parkir Lucifer Entertainment. Ma Ji Young berjalan menuju tempat parkir dengan membawa pisau di balik punggungnya.


PK mendekati Woo Ma Wang yang sedang tertidur di kursi kerjanya. PK mencoba membangunkan Woo Ma Wang.

“Kenapa?” tanya Woo Ma Wang begitu ia terbangun.
PK terbata-bata menyampaikan maksudnya pada Woo Ma Wang, “Itu...”
“Kenapa?” tanya Woo Ma Wang lagi.


Ma Ji Young sudah semakin dekat ke tempat Jin Seon Mi berada. Jin Seon Mi langsung menyapa Ma Ji Young begitu ia melihatnya. Ma Ji Young tak basa-basi lagi dengan Jin Seon Mi. Ia langsung mengayunkan pisaunya pada Jin Seon Mi dan mengatakan ia sungguh-sungguh minta maaf padanya. Pisau itu berhasil tertancap di dada. Jin Seon Mi shock.


Son O Gong tiba-tiba sudah ada di hadapan Jin Seon Mi. Woo Ma Wang juga ada di sana. Ia berdiri di balik punggung Son O Gong sambil menahan kesakitan karena dadanya lah yang terkena tusukan pisau dari Ma Ji Young. Ma Ji  Young terkejut karena pisaunya malah menusuk Woo Ma Wang.


“Ma Wang, kau pasti kesakitan,” kata Son O Gong.
“Benar.. Aku sakit.”
“Hey, Sekretaris Anjing (ini bukan umpatan, ya), jika kau melakukan ini sekali lagi, kau akan mati,” ancam Son O Gong pada Ma Ji Young.
“Meskipun dia tidak mati di tanganmu, dia akan mati di tanganku,” kata Woo Ma Wang. Ma Ji Young merasa bersalah dan meminta maaf.


Sementara itu, Jin Seon Mi hanya bisa menghela nafas dan tak percaya melihat apa yang terjadi di hadapannya. Ia bertanya pada ketiga orang itu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, karena ia satu-satunya manusia yang ada di sana sehingga tidak bisa memahami situasi yang barusan terjadi.

“Apakah barusan Sekretaris Ma akan mencoba menusukku?” tanya Jin Seon Mi pada Ma Ji Young. Ma Ji Young mengakuinya. Jin Seon Mi bertanya apa alasannya.

“Karena Ma Wang menginginkanmu,” jawab Ma Ji Young.
“Ma Wang-nim? Memangnya kenapa?” tanya Jin Seon Mi.

Woo Ma Wang menjelaskan kalau ia telah meminum sedikit darah Jin Seon Mi. Jin Seon Mi bertanya bagaimana itu bisa terjadi.

“Aku yang memberikannya,” kata Son O Gong.
“Kau yang memberikannya? Kenapa? Karena kau ingin aku lenyap?” tanya Jin Seon Mi pada Son O Gong.
“Ya.”

Jin Seon Mi kemudian pergi dari sana dengan perasaan sedih setelah mendengarnya.


Di dalam kantor Lucifer Entertainment, Woo Ma Wang sedang menahan rasa sakit di dadanya akibat tusukan tadi.

“Ma Wang, apa kau merasa sangat kesakitan?” tanya Ma Ji Young.
“Aku bisa menahanya. Tapi, dibandingkan denganku, Son O Gong pasti lebih merasa kesakitan. Semua ini, dialah yang telah menciptakannya. Dia kena batunya sendiri,” kata Woo Ma Wang sambil tertawa, tapi tawanya langsung lenyap berganti rintihan begitu dadanya terasa sakit lagi.

Ma Ji Young kembali minta maaf pada Woo Ma Wang. Ia meminta Woo Ma Wang untuk membunuhnya saja seperti yang dikatakan Woo Ma Wang tadi di tempat parkir.

“Ya, aku akan membunuhmu. Tapi bukan sekarang. Aku akan segera mengurusnya. Sampai saat itu, jangan biarkan orang lain membunuhmu. Ini perintah. Jadi mulai sekarang tanpa izinku, jangan biarkan dirimu dibunuh orang lain,” kata Woo Ma Wang. 

Ma Ji Young terharu mendengar perkataan Woo Ma Wang. Ia berjanji akan melakukan yang diperintahkan Woo Ma Wang.


Jin Seon Mi menangis sendirian di dalam mobilnya. Ia mengingat semua perkataan menyakitkan dari Son O Gong yang menginginkannya lenyap. Jin Seon Mi akan menghapus air matanya dengan tisu. Saat ia mengambil tisu itu, ia menemukan kunci gembok di dalam tisu itu. 

Jin Seon Mi jadi teringat saat Son O Gong mengatakan sesuatu yang manis akan tetap manis, sesuatu yang disukai akan tetap disukai. Jin Seon Mi menjadi menyesal telah mempercayai omongan Son O Gong.


Jin Seon Mi pergi ke gembok cinta untuk melepaskan gembok yang telah dipasangkannya. Lelaki yang sebelumnya, mengawasi Jin Seon Mi saat membeli gembok melihat Jin Seon Mi berlari menuju ke gembok cinta. Lelaki itu tersenyum melihatnya. 


Jin Seon Mi mencari-cari gemboknya. Lelaki yang tadi melihat Jin Seon Mi, berjalan mendekat dari arah belakang Jin Seon Mi dan siap memotong rambut Jin Seon Mi. Jin Seon Mi menyadari keberadan orang itu di belakangnya. Ia segera berbalik melihatnya.


“Jadi kau rupanya? Roh jahat yang suka memotong rambut itu?”
“Melupakan kenangan sedih karena cinta, tentu harus dengan memotong rambut. Jika aku memotong rambutmu, hatimu tak akan merasakan sakit lagi,” kata roh jahat. 

Roh jahat itu meminta Jin Seon Mi untuk menyerahkan rambutnya saja padanya dengan begitu Jin Seon Mi tidak akan merasakan sakit hati lagi.

Jin Seon Mi berpikir, “Rasa sakit dalam hati akan menghilang?” Jin Seon Mi lalu memejamkan matanya. 

Roh jahat itu sudah siap untuk memotong rambutnya. Jin Seon Mi mengingat saat Son O Gong mengalungkan syal padanya dan berkata jika ini bukan cinta, lalu apa yang dirasakannya itu. Ia ingat saat Son O Gong melakukan apapun untuknya sesuai dengan apa yang disukainya.


Jin Seon Mi berkata dalam hati ia tidak ingin melupakan itu semua. Ia lalu memanggil Son O Gong pelan. Son O Gong datang dan melenyapkan roh jahat itu dengan sekali tepukan di pundak roh jahat itu.


Jin Seon Mi membuka matanya dan Son O Gong sudah berdiri di hadapannya. Son O Gong berkata pada Jin Seon Mi untuk memotong rambutnya di salon saja, walau bagaimanapun Jin Seon Mi memotong rambutnya, di matanya Jin Seon Mi tetap cantik, karena ia mencintai Jin Seon Mi.

“Aku tak peduli bagaimana diriku di matamu. Yang perlu kau lakukan adalah memastikan aku sebagai Sam Jang selamat.”
“Baiklah, sesuai perintahmu aku akan melindungimu,” kata Son O Gong sambil melenyapkan gunting yang digunakan roh jahat itu dengan sekali tiupannya.


Pagi itu, suasana hati Sa O Jeong sudah membaik karena berhasil membersihkan noda di cangkirnya.


Ma Ji Young berpapasan dengan PK saat ia sedang bejalan di Lucifer Entertainment. Ma Ji Young masih kesal pada PK karena telah menghancurkan rencananya untuk membunuh Sam Jang.

“Ey, kau ini kenapa? Jika aku tidak melapor pada Ma Wang, mungkin kau sudah mati di tangan Dewa Agung,” kata PK.
Ma Ji Young tersenyum mendengarnya, “Jo Pal Gye-nim, kenapa kau melakukannya? Kau pernah bilang ingin ikut memakan Sam Jang walau hanya sesuap, tapi kenapa kau berubah pikiran?” (karena PK tak mau Bu Ja lenyap, wkwkwk)

PK menjelaskan ia lebih takut dengan hal buruk yang akan terjadi, daripada memakan sesuap darah Sam Jang.


“Oh, Bu Ja!” seru PK tiba-tiba begitu Bu Ja keluar dari ruangan di belakang Ma Ji Young. Ternyata saat itu PK sedang menunggu Bu Ja selesai latihan di sana. PK lalu mengajak Bu Ja pulang tanpa mempedulikan Ma Ji Young. Ma Ji Young speechless melihat mereka mengabaikan dirinya.


Woo Ma Wang sekarang sudah kembali ke rumah. Woo Ma Wang, Son O Gong, Bu Ja, dan PK sedang bersiap untuk menyantap makan malam. Son O Gong menatap Woo Ma Wang dengan tatapan tidak suka. Woo Ma Wang yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala. 

Sa O Jeong datang membawakan makanan untuk mereka. Malam ini karena suasana hati Sa O Jeong sudah membaik, ia membuatkan makanan yang mewah lagi untuk mereka. Bu Ja memuji masakan Sa O Jeong malam ini adalah yang terbaik.


“Sa O Jeong, hari ini apa sesuatu yang baik terjadi padamu?” tanya PK.
“Ya.. saya sudah berhasil membersihkan noda di cangkir itu,” jawab Sa O Jeong.
“Jadi kau tidak membuangnya dan berhasil membersihkannya?” tanya PK lagi
“Ya.”

PK memuji kehebatan Sa O Jeong. Bu Ja tiba-tiba mengatakan karena malam ini banyak makanan, ia sudah memanggil Jin Seon Mi, tapi ia tidak mau datang. Son O Gong hanya diam saja mendengarnya. 

PK bertanya-tanya kenapa Sam Jang tidak mau datang. Woo Ma Wang menyahut tentu saja ia pasti tidak mau makan bersama seorang pengkhianat. Son O Gong  balas menyindir Woo Ma Wang, mungkin Sam Jang tidak datang karena tidak mau makan bersama seorang predator baginya.


“Apakah kalian berdua telah melakukan kesalahan pada Eonni?” tanya Bu Ja. Woo Ma Wang dan Son O Gong hanya diam saja. Sa O Jeong menyuruh mereka berdua untuk saling berdamai saja dan menyelesaikan masalah mereka dengan Sam Jang. Woo Ma Wang dan Son O Gong saling menatap tidak suka.


Di Lucifer Entertainment, Jin Seon Mi menemui Woo Ma Wang dan Ma Ji Young. Woo Ma Wang mengatakan pada Jin Seon Mi kalau ia sudah tidak akan berbahaya lagi bagi Jin Seon Mi. Darah Jin Seon Mi sudah dinetralisir dalam tubuhnya. Jadi, Jin Seon Mi sudah tak perlu lagi menghindarinya.

“Tapi, jika Ma Wang-nim berubah pikiran, kapanpun Anda bisa menyerang saya, kan?”
“Aku sudah bertekad untuk menyelamatkan seseorang. Jadi aku tidak mungkin memakanmu, karena aku membutuhkanmu untuk menyelamatkan orang itu. Kau bisa mempercayaiku,” kata Woo Ma Wang. 

Woo Ma Wang lalu meminta Ma Ji Young untuk memberikan penjelasan pada Jin Seon Mi soal kejadian kemarin.

“Sam Jang, maafkan aku. Ma Wang tidak memerintahkannya. Mulai sekarang aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi,” kata Ma Ji Young.

Jin Seon Mi berkata ia memang sudah mendengar permintaan maaf, tapi ia tidak merasakan perasaan bersalah yang sungguh-sungguh dari Ma Ji Young. Woo Ma Wang melirik ke arah Ma Ji Young. 

Jin Seon Mi merasa permintaan maaf itu tidak tulus, jadi ia hanya akan menerima perkataan Woo Ma Wang sebelumnya yang akan membunuh Ma Ji Young jika ia mencoba membunuhnya lagi.


Jin Seon Mi keluar dari kantornya Woo Ma Wang. Saat itu, ia berpapasan dengan lelaki yang dulu memotretnya di gembok cinta. Lelaki itu mempersilahkan Jin Seon Mi lewat dengan sopan. Jin Seon Mi tidak menyadari orang itu adalah orang yang memotretnya di gembok cinta, hanya lelaki itu yang menyadari siapa Jin Seon Mi. 

Jin Seon Mi membungkuk memberi salam pada orang itu saat ia sudah masuk ke dalam lift. Lelaki itu membalasnya dan tersenyum padanya.


Jin Seon Mi di kantornya sedang memikirkan sesuatu sambil memandangi kunci gemboknya. Lee Han Ju datang sambil membawa es krim dari toko Jenderal Es untuk Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mengira Son O Gong yang membelikannya untuknya. Tapi ternyata bukan, Lee han Ju lah yang membelinya sendiri.


“Ah.. rupanya kau sedang menunggu orang itu,” kata Lee Han Ju.
“Aku tidak sedang menunggunya. Kenapa aku harus menunggu orang itu?” kata Jin Seon Mi kesal.
“Ah.. karena bertengkar dengan pacar, dia bahkan tak membelikanmu es krim.”
“Dia bukan pacarku.”
“Ya memang ketika setiap saat ia membelikannya dan sekarang tidak, pasti kau sangat marah. Kau pasti tak mau memakan es krim lagi, kan?”
“Memangnya dia siapa sampai aku jadi tidak suka makan es krim lagi. Tak ada hubunganya.”
“Kalau begitu makanlah es krimnya.”
“Tidak usah.” Jin Seon Mi ngambek dan keluar kantornya.


Lee Han Ju mendesah dan menjelekkan Son O Gong karena setiap waktu dia selalu muncul dan mempermainkan perasaan Jin Seon Mi dengan selalu membelikannya es krim stroberi. 

Lee Han Ju akan duduk di kursi Jin Seon Mi untuk menikmati es krimnya. Tiba-tiba kursi itu bergerak mundur, sehingga membuat Lee Han Ju terjatuh. Ternyata Son O Gong kembali mengerjai Lee Han Ju lagi dari kedai es krim Jenderal Es. Ia kesal Lee Han Ju telah menjelek-jelekkannya.


“Hyung-nim, sekarang Ma Wang sudah menetralisir darah Sam Jang, rencana itu tidak bisa lagi dilakukan. Hari ini padahal merupakan hari terdingin, sayang sekali,” kata Jenderal Es.

Son O Gong malah curhat sekarang Jin Seon Mi membencinya, meski Woo Ma Wang sudah menetralisir darahnya. Jenderal Es menyuruh Son O Gong untuk berdamai dengan Sam Jang. Son O Gong berkata ia sudah melakukannya, ia sudah mengatakan dirinya cantik dan ia mencintainya, tapi Jin Seon Mi masih tetap membenci dirinya. Jenderal Es berkomentar itu karena Son O Gong tidak tulus mengatakannya.


“Karena Geum Gang Go ini, bagaimana aku bisa tulus,” kata Son O Gong.
“Sam Jang memiliki ketulusan, karena dia adalah manusia. Kenapa dia membenci Anda, Anda harus mendengar isi perasaanya. Dengan begitu ia bisa memaafkan Anda.”


Lelaki yang memotret Jin Seon Mi sekarang tengah melakukan meeting dengan Woo Ma Wang untuk membicarakan film yang akan mereka produksi bersama. Lelaki itu ternyata merupakan seorang produser film. Ia merasa film “Wooja” yang akan mereka produksi akan sangat fantastik hasilnya.

Woo Ma Wang lalu bertanya tentang aktris yang diinginkan produser itu untuk bermain di film itu. Produser itu ternyata sudah memiliki gambaran sendiri dipikirannya untuk aktris yang akan bermain di filmnya. Gambaran itu berasal ingatan masa kecilnya dulu saat ia bertemu dengan seorang gadis kecil yang selalu membawa payung.


Produser itu memperlihatkan sketsa wajah gadis kecil itu pada Woo Ma Wang. Gadis itu adalah cinta pertamanya produser itu. Woo Ma Wang mengenali gadis dalam sketsa itu adalah Jin Seon Mi saat ia masih kecil. (saingan O Gong muncul nih).


Jin Seon Mi menemui Jenderal Es di kedainya. Jenderal Es mengatakan baru saja Son O gong pergi dari sana. Jin Seon Mi berkata kalau ia ke sana bukan untuk mencari Son O Gong, ia hanya datang untuk makan es krim kesukaannya. Jin Seon Mi tiba-tiba melihat sebuah jam pasir di atas meja, ia merasa penasaran dan mengambilnya.

“Ku dengar Anda sangat membenci Son O Gong-nim?” tanya Jenderal Es.

Jin Seon Mi beralasan, itu karena perasaan Son O Gong juga palsu padanya. Jenderal Es menawarkan pada Jin Seon Mi untuk mencoba membantunya dengan menahan waktu. Ia bisa membekukan gelang Geum Gang Go di tangan Son O Gong sampai waktu dalam jam pasir habis. 

Dengan begitu, Jin Seon Mi bisa tahu perasaan Son O Gong padanya yang sebenarnya, apakah ia tulus atau tidak. Malam ini adalah malam terdingin, sehingga malam ini adalah waktu yang tepat karena kekuatan yang dimiliki Jenderal akan lebih kuat saat malam ini.

Son O gong berada di gembok cinta dan menatap gembok yang dipasang oleh Jin Seon Mi sebelumnya. Ternyata, saat Jin Seon Mi memasangkan gembok itu, diam-diam Son O Gong melihatnya dari kejauhan. Son O Gong bergumam sendiri, “Memahami perasaan manusia, ternyata sangatlah sulit.”


Malam itu salju turun dan tanpa Son O Gong sadari gelang Geum Gang Go di tangannya membeku. Jin Seon Mi datang ke gembok cinta dan menemukan Son O Gong di sana. Jin Seon Mi teringat kata-kata Jenderal Es, saat salju turun, itu adalah saat terbaik untuknya bisa mengetahui isi hati Son O Gong.

“Son O Gong, aku ingin tahu, apakah saat ini aku cantik?” tanya Jin Seon Mi tiba-tiba.

Saat itu, gelang Geum Gang Go di tangan Son O Gong semakin membeku. Waktu dalam jam pasir pun masih terus berjalan.


“Ya. Cantik. Karena aku mencintaimu,” jawab Son O Gong. Jawaban itu seolah menunjukkan perasaan tulus dari dalam hati Son O Gong tanpa pengaruh gelang Geum Gang Go. Jin Seon Mi tersenyum mendengarnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2