SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 3
Sebelumnya Sinopsis Hwayugi Episode 6 Part 2
PK berbicara dengan Tetua Soo Bo Ri di bar Ha Seon Nyeo
tentang Sam Jang.
“Jika
seorang monster memakan Sam Jang, seberapa besar kekuatan yang akan
dimilikinya? Misalnya jika aku mencoba mencicipinya sedikit saja, bisakah aku
mengalahkan Dewa Agung?”
“Kenapa
kau bertanya begitu? Memangnya apa kau sanggup untuk memakannya? Kau bilang kau
akan berkencan dengannya?”
“Ey..
kapan aku bilang akan berkencan dengannya.. aku sama sekali tidak punya
perasaan untuknya. Apapun yang terjadi pada Sam Jang, aku samaaa sekali tak
peduli.”
Tetua
Soo Bo Ri kemudian memperingatkan PK untuk jangan coba-coba mengganggu Sam
Jang. Jika sesuatu terjadi pada Sam Jang, maka banyak
hal buruk yang akan
terjadi. Tetua Soo Bo Ri tidak akan
dipromosikan, Woo Ma Wang tidak akan
menjadi Dewa, Son O Gong tidak akan pergi
ke langit dan juga
Bu Ja pun akan lenyap.
“Memangnya
apa hubungan Bu Ja dengan Sam Jang?”
“Bu
Ja terbangun karena darahnya Sam Jang. Jika Sam Jang lenyap, tentu
saja Bu Ja juga akan lenyap,” kata Tetua Soo Bo Ri.
“Dia
kan tinggal memakan batu kehidupan saja.”
“Apa
kau pernah melihat mayat hidup mampu hidup dengan energi batu kehidupan itu?”
PK
jadi memikirkan perkataan Tetua Soo Bo Ri. Tapi, satu-satunya hal yang
dipikirkan PK adalah Bu Ja. Dia tidak ingin Bu Ja mati. (cie... tuh kan, jangan-jangan ada cinta
di sini).
Woo
Ma Wang sedang bersama Ma Ji Young di kantornya. Warna merah yang ada di pipi
Woo Ma Wang sudah hilang, tapi warna merah itu sekarang sudah berpindah ke
dadanya. Woo Ma Wang menanyakan pada Ma Ji Young apakah ia ingin melihat warna
merah di dadanya itu. Ma Ji Young tentu saja menolak untuk melihatnya.
“Bagaimanapun
syukurlah, warna merah itu tidak kelihatan, karena aku memakai baju,” kata Woo
Ma Wang.
Ma
Ji Young kemudian berjanji akan melakukan apapun yang diperlukan untuk Woo Ma
Wang agar ia tidak menderita lagi (sweet). Woo Ma Wang heran kenapa Ma Ji Young tiba-tiba berpikiran serius seperti itu.
Di
luar kantor Woo Ma Wang, Ma Ji Young menelepon Jin Seon Mi dan menanyakan ia
sudah sampai di mana. Rupanya Ma Ji Young menyuruh Jin Seon Mi untuk datang ke
Lucifer Entertainment. Saat itu PK menguping pembicaraan Ma Ji Young dan Jin
Seon Mi di telepon.
“Apa
kau sedang memanggil Sam Jang ke sini?” tanya PK mengejutkan Ma Ji Young.
“Benar.”
“Apa
yang akan kau lakukan?”
Ma
Ji Young mengeluarkan pisau dari dalam saku jaketnya, “Aku akan menusuk Sam
Jang. Jika bau darah Sam Jang ada di sekitar sini, Ma Wang pasti tidak akan
bisa menahan dirinya lagi.”
PK
mengatakan Dewa Agung pasti tidak akan diam saja. Ma Ji Young mengungkapkan ia
akan menahan Dewa Agung, sehingga Woo Ma Wang bisa memakan Sam Jang.
“Tapi
Kau bukan orang yang bisa menandingi Dewa Agung. Kau tahu sendiri, kan?”
“Meskipun
hanya sampai lima detik pun, itu sudah cukup bagi Ma Wang untuk membunuh Sam
Jang?”
PK
menghela nafas. Sepertinya PK sedang mempertimbangkan haruskah ia membantu
melenyapkan Sam Jang atau tidak.
PK
akhirnya memutuskan menemui Woo Ma Wang di kantornya, tapi ia hanya mengintip
Woo Ma Wang dari kejauhan. Ia masih mempertimbangkan apa yang harus
dilakukannya saat ini.
Jin
Seon Mi sudah sampai di tempat parkir Lucifer Entertainment. Ma Ji Young
berjalan menuju tempat parkir dengan membawa pisau di balik punggungnya.
PK
mendekati Woo Ma Wang yang sedang tertidur di kursi kerjanya. PK mencoba
membangunkan Woo Ma Wang.
“Kenapa?”
tanya Woo Ma Wang begitu ia terbangun.
PK
terbata-bata menyampaikan maksudnya pada Woo Ma Wang, “Itu...”
“Kenapa?”
tanya Woo Ma Wang lagi.
Ma
Ji Young sudah semakin dekat ke tempat Jin Seon Mi berada. Jin Seon Mi langsung
menyapa Ma Ji Young begitu ia melihatnya. Ma
Ji Young tak basa-basi lagi dengan Jin Seon Mi. Ia langsung mengayunkan
pisaunya pada Jin Seon Mi dan mengatakan ia sungguh-sungguh minta maaf padanya.
Pisau itu berhasil tertancap di dada. Jin Seon Mi shock.
Son
O Gong tiba-tiba sudah ada di hadapan Jin Seon Mi. Woo Ma Wang juga ada di
sana. Ia berdiri di balik punggung Son O Gong sambil menahan kesakitan karena
dadanya lah yang terkena tusukan pisau dari Ma Ji Young. Ma Ji Young
terkejut karena pisaunya malah menusuk Woo Ma Wang.
“Ma
Wang, kau pasti kesakitan,” kata Son O Gong.
“Benar..
Aku sakit.”
“Hey,
Sekretaris Anjing (ini bukan umpatan, ya), jika kau melakukan ini sekali lagi,
kau akan mati,” ancam Son O Gong pada Ma Ji Young.
“Meskipun
dia tidak mati di tanganmu, dia akan mati di tanganku,” kata Woo Ma Wang. Ma Ji
Young merasa bersalah dan meminta maaf.
Sementara
itu, Jin Seon Mi hanya bisa menghela nafas dan tak percaya melihat apa yang
terjadi di hadapannya. Ia bertanya pada ketiga orang itu untuk menjelaskan apa
yang sebenarnya terjadi, karena ia satu-satunya manusia yang ada di sana
sehingga tidak bisa memahami situasi yang barusan terjadi.
“Apakah
barusan Sekretaris Ma akan mencoba menusukku?” tanya Jin Seon Mi pada Ma Ji Young. Ma
Ji Young mengakuinya. Jin Seon Mi bertanya apa alasannya.
“Karena
Ma Wang menginginkanmu,” jawab Ma Ji Young.
“Ma
Wang-nim? Memangnya kenapa?” tanya Jin Seon Mi.
Woo
Ma Wang menjelaskan kalau ia telah meminum sedikit darah Jin Seon Mi. Jin Seon
Mi bertanya bagaimana itu bisa terjadi.
“Aku
yang memberikannya,” kata Son O Gong.
“Kau
yang memberikannya? Kenapa? Karena kau ingin aku lenyap?” tanya Jin Seon Mi
pada Son O Gong.
“Ya.”
Jin
Seon Mi kemudian pergi dari sana dengan perasaan sedih setelah mendengarnya.
Di
dalam kantor Lucifer Entertainment, Woo Ma Wang sedang menahan rasa sakit di
dadanya akibat tusukan tadi.
“Ma
Wang, apa kau merasa sangat kesakitan?” tanya Ma Ji Young.
“Aku
bisa menahanya. Tapi, dibandingkan denganku, Son O Gong pasti lebih merasa
kesakitan. Semua ini, dialah yang telah menciptakannya. Dia kena batunya sendiri,” kata Woo Ma Wang sambil tertawa, tapi tawanya langsung lenyap
berganti rintihan begitu dadanya terasa sakit lagi.
Ma
Ji Young kembali minta maaf pada Woo Ma Wang. Ia meminta Woo Ma Wang untuk membunuhnya saja seperti yang dikatakan Woo Ma Wang tadi di tempat parkir.
“Ya,
aku akan membunuhmu. Tapi bukan sekarang. Aku akan segera mengurusnya. Sampai saat itu,
jangan biarkan orang lain membunuhmu. Ini perintah. Jadi mulai sekarang tanpa izinku, jangan
biarkan dirimu dibunuh orang lain,” kata Woo Ma Wang.
Ma Ji Young terharu mendengar perkataan Woo Ma Wang. Ia berjanji akan melakukan yang diperintahkan Woo Ma Wang.
Ma Ji Young terharu mendengar perkataan Woo Ma Wang. Ia berjanji akan melakukan yang diperintahkan Woo Ma Wang.
Jin
Seon Mi menangis sendirian di dalam mobilnya. Ia mengingat semua perkataan
menyakitkan dari Son O Gong yang menginginkannya lenyap. Jin Seon Mi akan
menghapus air matanya dengan tisu. Saat ia mengambil tisu itu, ia menemukan
kunci gembok di dalam tisu itu.
Jin Seon Mi jadi teringat saat Son O Gong mengatakan sesuatu yang manis akan tetap manis, sesuatu yang disukai akan tetap disukai. Jin Seon Mi menjadi menyesal telah mempercayai omongan Son O Gong.
Jin Seon Mi jadi teringat saat Son O Gong mengatakan sesuatu yang manis akan tetap manis, sesuatu yang disukai akan tetap disukai. Jin Seon Mi menjadi menyesal telah mempercayai omongan Son O Gong.
Jin
Seon Mi pergi ke gembok cinta untuk melepaskan gembok yang telah
dipasangkannya. Lelaki yang sebelumnya, mengawasi Jin Seon Mi saat membeli gembok melihat Jin Seon Mi berlari menuju ke gembok cinta. Lelaki itu
tersenyum melihatnya.
Jin Seon Mi mencari-cari gemboknya. Lelaki yang tadi
melihat Jin Seon Mi, berjalan mendekat dari arah belakang Jin Seon Mi dan siap memotong rambut Jin Seon Mi. Jin Seon Mi menyadari keberadan orang itu di
belakangnya. Ia segera berbalik melihatnya.
“Jadi
kau rupanya? Roh jahat yang suka memotong rambut itu?”
“Melupakan
kenangan sedih karena cinta, tentu harus dengan memotong rambut. Jika aku memotong
rambutmu, hatimu tak akan merasakan sakit lagi,” kata roh jahat.
Roh jahat itu meminta Jin Seon Mi untuk menyerahkan rambutnya saja padanya dengan begitu Jin Seon Mi tidak akan merasakan sakit hati lagi.
Roh jahat itu meminta Jin Seon Mi untuk menyerahkan rambutnya saja padanya dengan begitu Jin Seon Mi tidak akan merasakan sakit hati lagi.
Jin
Seon Mi berpikir, “Rasa sakit dalam hati akan menghilang?” Jin
Seon Mi lalu memejamkan matanya.
Roh jahat itu sudah siap untuk memotong rambutnya. Jin Seon Mi mengingat saat Son O Gong mengalungkan syal padanya dan berkata jika ini bukan cinta, lalu apa yang dirasakannya itu. Ia ingat saat Son O Gong melakukan apapun untuknya sesuai dengan apa yang disukainya.
Roh jahat itu sudah siap untuk memotong rambutnya. Jin Seon Mi mengingat saat Son O Gong mengalungkan syal padanya dan berkata jika ini bukan cinta, lalu apa yang dirasakannya itu. Ia ingat saat Son O Gong melakukan apapun untuknya sesuai dengan apa yang disukainya.
Jin
Seon Mi berkata dalam hati ia tidak ingin melupakan itu semua. Ia lalu
memanggil Son O Gong pelan. Son O Gong datang dan melenyapkan roh jahat itu dengan
sekali tepukan di pundak roh jahat itu.
Jin
Seon Mi membuka matanya dan Son O Gong sudah berdiri di hadapannya. Son O Gong
berkata pada Jin Seon Mi untuk memotong rambutnya di salon saja, walau bagaimanapun
Jin Seon Mi memotong rambutnya, di matanya Jin Seon Mi tetap cantik, karena ia
mencintai Jin Seon Mi.
“Aku
tak peduli bagaimana diriku di matamu. Yang perlu kau lakukan adalah memastikan
aku sebagai Sam Jang selamat.”
“Baiklah, sesuai
perintahmu aku akan melindungimu,” kata Son O Gong sambil melenyapkan gunting
yang digunakan roh jahat itu dengan sekali tiupannya.
Pagi
itu, suasana hati Sa O Jeong sudah membaik karena berhasil membersihkan noda di
cangkirnya.
Ma
Ji Young berpapasan dengan PK saat ia sedang bejalan di Lucifer Entertainment.
Ma Ji Young masih kesal pada PK karena telah menghancurkan rencananya untuk membunuh
Sam Jang.
“Ey,
kau ini kenapa? Jika aku tidak melapor pada Ma Wang, mungkin kau sudah mati
di tangan Dewa Agung,” kata PK.
Ma
Ji Young tersenyum mendengarnya, “Jo Pal Gye-nim, kenapa kau melakukannya? Kau
pernah bilang ingin ikut memakan Sam Jang walau hanya sesuap, tapi kenapa kau
berubah pikiran?” (karena PK tak mau Bu Ja lenyap, wkwkwk)
PK
menjelaskan ia lebih takut dengan hal buruk yang akan terjadi, daripada memakan
sesuap darah Sam Jang.
“Oh,
Bu Ja!” seru PK tiba-tiba begitu Bu Ja keluar dari ruangan di belakang Ma Ji
Young. Ternyata saat itu PK sedang menunggu Bu Ja selesai latihan di sana. PK
lalu mengajak Bu Ja pulang tanpa mempedulikan Ma Ji Young. Ma Ji Young speechless
melihat mereka mengabaikan dirinya.
Woo
Ma Wang sekarang sudah kembali ke rumah. Woo Ma Wang, Son O Gong, Bu Ja, dan PK
sedang bersiap untuk menyantap makan malam. Son O Gong menatap Woo Ma Wang
dengan tatapan tidak suka. Woo Ma Wang yang melihatnya hanya geleng-geleng
kepala.
Sa O Jeong datang membawakan makanan untuk mereka. Malam ini karena
suasana hati Sa O Jeong sudah membaik, ia membuatkan makanan yang mewah lagi
untuk mereka. Bu Ja memuji masakan Sa O Jeong malam ini adalah yang terbaik.
“Sa
O Jeong, hari ini apa sesuatu yang baik terjadi padamu?” tanya PK.
“Ya..
saya sudah berhasil membersihkan noda di cangkir itu,” jawab Sa O Jeong.
“Jadi
kau tidak membuangnya dan berhasil membersihkannya?” tanya PK lagi
“Ya.”
PK
memuji kehebatan Sa O Jeong. Bu Ja tiba-tiba mengatakan karena malam ini banyak
makanan, ia sudah memanggil Jin Seon Mi, tapi ia tidak mau datang. Son O Gong
hanya diam saja mendengarnya.
PK bertanya-tanya kenapa Sam Jang tidak mau
datang. Woo Ma Wang menyahut tentu saja ia pasti tidak mau makan bersama
seorang pengkhianat. Son O Gong balas menyindir Woo Ma Wang, mungkin
Sam Jang tidak datang karena tidak mau makan bersama seorang predator baginya.
“Apakah
kalian berdua telah melakukan kesalahan pada Eonni?” tanya Bu Ja. Woo Ma Wang dan
Son O Gong hanya diam saja. Sa O Jeong menyuruh mereka berdua untuk saling
berdamai saja dan menyelesaikan masalah mereka dengan Sam Jang. Woo Ma Wang dan Son O Gong
saling menatap tidak suka.
Di
Lucifer Entertainment, Jin Seon Mi menemui Woo Ma Wang dan Ma Ji Young. Woo Ma
Wang mengatakan pada Jin Seon Mi kalau ia sudah tidak akan berbahaya lagi bagi Jin Seon
Mi. Darah Jin Seon Mi sudah dinetralisir dalam tubuhnya. Jadi, Jin Seon Mi
sudah tak perlu lagi menghindarinya.
“Tapi,
jika Ma Wang-nim berubah pikiran, kapanpun Anda bisa menyerang saya, kan?”
“Aku
sudah bertekad untuk menyelamatkan seseorang. Jadi aku tidak mungkin memakanmu,
karena aku membutuhkanmu untuk menyelamatkan orang itu. Kau bisa
mempercayaiku,” kata Woo Ma Wang.
Woo Ma Wang lalu meminta Ma Ji Young untuk
memberikan penjelasan pada Jin Seon Mi soal kejadian kemarin.
“Sam
Jang, maafkan aku. Ma Wang tidak memerintahkannya. Mulai sekarang aku tidak akan
melakukan hal seperti itu lagi,” kata Ma Ji Young.
Jin
Seon Mi berkata ia memang sudah mendengar permintaan maaf, tapi ia tidak
merasakan perasaan bersalah yang sungguh-sungguh dari Ma Ji Young. Woo Ma Wang
melirik ke arah Ma Ji Young.
Jin Seon Mi merasa permintaan maaf itu tidak tulus, jadi ia hanya akan menerima perkataan Woo Ma Wang sebelumnya yang akan membunuh Ma Ji Young jika ia mencoba membunuhnya lagi.
Jin Seon Mi merasa permintaan maaf itu tidak tulus, jadi ia hanya akan menerima perkataan Woo Ma Wang sebelumnya yang akan membunuh Ma Ji Young jika ia mencoba membunuhnya lagi.
Jin
Seon Mi keluar dari kantornya Woo Ma Wang. Saat itu, ia berpapasan dengan
lelaki yang dulu memotretnya di gembok cinta. Lelaki itu mempersilahkan Jin Seon
Mi lewat dengan sopan. Jin Seon Mi tidak menyadari orang itu adalah orang yang
memotretnya di gembok cinta, hanya lelaki itu yang menyadari siapa Jin Seon Mi.
Jin Seon Mi membungkuk memberi salam pada orang itu saat ia sudah masuk ke dalam lift. Lelaki itu membalasnya dan tersenyum padanya.
Jin Seon Mi membungkuk memberi salam pada orang itu saat ia sudah masuk ke dalam lift. Lelaki itu membalasnya dan tersenyum padanya.
Jin
Seon Mi di kantornya sedang memikirkan sesuatu sambil memandangi kunci
gemboknya. Lee Han Ju datang sambil membawa es krim dari toko Jenderal Es untuk
Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mengira Son O Gong yang membelikannya untuknya. Tapi
ternyata bukan, Lee han Ju lah yang membelinya sendiri.
“Aku
tidak sedang menunggunya. Kenapa aku harus menunggu orang itu?” kata Jin Seon
Mi kesal.
“Ah..
karena bertengkar dengan pacar, dia bahkan tak membelikanmu es krim.”
“Dia
bukan pacarku.”
“Ya
memang ketika setiap saat ia membelikannya dan sekarang tidak, pasti kau sangat
marah. Kau pasti tak mau memakan es krim lagi, kan?”
“Memangnya
dia siapa sampai aku jadi tidak suka makan es krim lagi. Tak ada hubunganya.”
“Kalau
begitu makanlah es krimnya.”
“Tidak
usah.” Jin Seon Mi ngambek dan keluar kantornya.
Lee
Han Ju mendesah dan menjelekkan Son O Gong karena setiap waktu dia selalu
muncul dan mempermainkan perasaan Jin Seon Mi dengan selalu membelikannya es krim
stroberi.
Lee Han Ju akan duduk di kursi Jin Seon Mi untuk menikmati es krimnya. Tiba-tiba kursi itu bergerak mundur, sehingga membuat Lee Han Ju terjatuh. Ternyata Son O Gong kembali mengerjai Lee Han Ju lagi dari kedai es krim Jenderal Es. Ia kesal Lee Han Ju telah menjelek-jelekkannya.
Lee Han Ju akan duduk di kursi Jin Seon Mi untuk menikmati es krimnya. Tiba-tiba kursi itu bergerak mundur, sehingga membuat Lee Han Ju terjatuh. Ternyata Son O Gong kembali mengerjai Lee Han Ju lagi dari kedai es krim Jenderal Es. Ia kesal Lee Han Ju telah menjelek-jelekkannya.
“Hyung-nim,
sekarang Ma Wang sudah menetralisir darah Sam Jang, rencana itu tidak bisa lagi
dilakukan. Hari ini padahal merupakan hari terdingin, sayang sekali,” kata
Jenderal Es.
Son
O Gong malah curhat sekarang Jin Seon Mi membencinya, meski Woo Ma Wang sudah menetralisir darahnya. Jenderal Es menyuruh Son
O Gong untuk berdamai dengan Sam Jang. Son O Gong berkata ia sudah
melakukannya, ia sudah mengatakan dirinya cantik dan ia mencintainya, tapi Jin
Seon Mi masih tetap membenci dirinya. Jenderal Es berkomentar itu karena Son O
Gong tidak tulus mengatakannya.
“Karena
Geum Gang Go ini, bagaimana aku bisa tulus,” kata Son O Gong.
“Sam
Jang memiliki ketulusan, karena dia adalah manusia. Kenapa dia membenci Anda, Anda harus mendengar isi perasaanya. Dengan begitu ia bisa memaafkan Anda.”
Lelaki
yang memotret Jin Seon Mi sekarang tengah melakukan meeting dengan
Woo Ma Wang untuk membicarakan film yang akan mereka produksi bersama. Lelaki itu ternyata merupakan seorang produser film. Ia merasa film “Wooja” yang akan
mereka produksi akan sangat fantastik hasilnya.
Woo
Ma Wang lalu bertanya tentang aktris yang diinginkan produser itu untuk bermain
di film itu. Produser itu ternyata sudah memiliki gambaran sendiri dipikirannya untuk aktris yang akan bermain di filmnya. Gambaran itu berasal
ingatan masa kecilnya dulu saat ia bertemu dengan seorang gadis kecil yang
selalu membawa payung.
Produser
itu memperlihatkan sketsa wajah gadis kecil itu pada Woo Ma Wang. Gadis itu
adalah cinta pertamanya produser itu. Woo Ma Wang mengenali gadis dalam sketsa
itu adalah Jin Seon Mi saat ia masih kecil. (saingan O Gong muncul nih).
Jin
Seon Mi menemui Jenderal Es di kedainya. Jenderal Es mengatakan baru saja Son O
gong pergi dari sana. Jin Seon Mi berkata kalau ia ke sana bukan untuk mencari
Son O Gong, ia hanya datang untuk makan es krim kesukaannya. Jin Seon Mi
tiba-tiba melihat sebuah jam pasir di atas meja, ia merasa penasaran dan
mengambilnya.
“Ku
dengar Anda sangat membenci Son O Gong-nim?” tanya Jenderal Es.
Jin
Seon Mi beralasan, itu karena perasaan Son O Gong juga palsu padanya. Jenderal Es
menawarkan pada Jin Seon Mi untuk mencoba membantunya dengan menahan waktu. Ia
bisa membekukan gelang Geum Gang Go di tangan Son O Gong sampai waktu
dalam jam pasir habis.
Dengan begitu, Jin Seon Mi bisa tahu perasaan Son O Gong padanya yang sebenarnya, apakah ia tulus atau tidak. Malam ini adalah malam terdingin, sehingga malam ini adalah waktu yang tepat karena kekuatan yang dimiliki Jenderal akan lebih kuat saat malam ini.
Dengan begitu, Jin Seon Mi bisa tahu perasaan Son O Gong padanya yang sebenarnya, apakah ia tulus atau tidak. Malam ini adalah malam terdingin, sehingga malam ini adalah waktu yang tepat karena kekuatan yang dimiliki Jenderal akan lebih kuat saat malam ini.
Son
O gong berada di gembok cinta dan menatap gembok yang dipasang oleh Jin Seon
Mi sebelumnya. Ternyata, saat Jin Seon Mi memasangkan gembok itu, diam-diam Son O Gong melihatnya
dari kejauhan. Son O Gong bergumam sendiri, “Memahami perasaan manusia, ternyata
sangatlah sulit.”
Malam
itu salju turun dan tanpa Son O Gong sadari gelang Geum Gang Go di tangannya
membeku. Jin Seon Mi datang ke gembok cinta dan menemukan Son O Gong di
sana. Jin Seon Mi teringat kata-kata Jenderal Es, saat salju turun, itu adalah saat
terbaik untuknya bisa mengetahui isi hati Son O Gong.
“Son
O Gong, aku ingin tahu, apakah saat ini aku cantik?” tanya Jin Seon Mi tiba-tiba.
Saat
itu, gelang Geum Gang Go di tangan Son O Gong semakin membeku. Waktu dalam jam
pasir pun masih terus berjalan.
“Ya.
Cantik. Karena aku mencintaimu,” jawab Son O Gong. Jawaban itu seolah menunjukkan perasaan tulus dari dalam hati Son O Gong tanpa pengaruh gelang Geum Gang Go. Jin Seon
Mi tersenyum mendengarnya.
Bersambung ke Sinopsis Hwayugi Episode 7
Komentar