SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 3 PART 2
Sebelumnya Sinopsis Hwayugi
Episode 3 Part 1
Jin
Seon Mi terkejut melihat Son O Gong ada di hadapannya.
“Kenapa
kau bisa datang?” tanya Jin Seon Mi.
“Kau
kan yang memanggilku. Aku tidak tahu
kalau kau juga bisa memanggilku tengah malam di tempat tidur seperti ini.”
“Siapa
yang memanggilmu ke tempat tidur? Aku tidak memanggilmu.”
“Kau
kan memanggilku.”
“Aku
tidak tahu, kalau kau akan datang hanya dengan aku menyebut namamu saja.”
“Sepertinya
tidak begitu. Aku hanya akan muncul jika kau memikirkanku sepenuh hati dan memanggil
namaku. Kau pasti sedang memikirkanku, kan?”
“Mulai
sekarang aku tidak akan memikirkanmu lagi. Aku hanya akan memikirkanmu saat aku
benar-benar dalam bahaya. Kau bisa pergi sekarang!”
Son
O Gong menolak sambil bersenandung, “Tak mau? Kenapa? Berapa yang akan
kau berikan?”
Son O Gong mulai melihat-lihat
rumah Jin Seon Mi. Ia melihat isi kulkas Jin Seon Mi yang tidak ada makanan
sama sekali. Jin Seon Mi berdalih, kalau ia tidak suka makan sendirian di
rumah. Ia tak punya keluarga, teman, ataupun pacar. Jadi, ia lebih suka makan
di luar rumah.
“Mulai sekarang kan ada aku.
Panggil saja aku jika kau butuh! Aku akan menunggumu memanggilku,” kata Son O Gong. (Aw)
Jin Seon Mi sejenak tersentuh dengan perkataan Son O Gong. Tapi ia langsung menolak mentah-mentah tawaran Son O Gong untuk memanggilnya. Jin Seon Mi tak akan melakukannya, kecuali ia dalam situasi akan mati.
“Lalu aku harus bagaimana? Apakah
aku harus mati karena merindukanmu?” tanya Son O Gong. (Duh, andai perkataan
ini tulus)
Jin Seon Mi terkejut kenapa Son O
Gong bisa merindukannya. Son O Gong kesal, semua itu tentu saja karena Geum
Gang Go sialan yang dipakainya ini. Son O Gong meminta Jin Seon Mi untuk
melepaskannya saja jika ia tak mau Son O Gong menyukainya. Jin Seon Mi kembali
menolak. Son O Gong makin kesal. Ia benar-benar bisa gila karenanya. Ia lalu
pergi menghilang dari pandangan Jin Seon Mi.
Son O Gong muncul di sebuah taman.
Ia yang masih kesal pada Jin Seon Mi melampiaskan kekesalannya dengan memukul
batu besar hingga terbelah menjadi dua. Son O Gong berteriak.
”Meskipun aku
kesal sampai mati, tapi aku sudah merindukannya secepat ini, aku bisa apa?”
gumam Son O Gong. (aw, Son O Gong galau nih)
Pagi harinya, Jin Seon Mi dan Lee Han Ju
mengunjungi sebuah rumah yang akan dijual oleh pemiliknya, karena di rumahnya
itu seringkali terdengar suara, “Duk!Duk!Duk!Duk!Duk” dari rumah bagian atas.
Lee Han Ju menyarankan apa sebaiknya pemilik rumah berunding terlebih dahulu
dengan pemilik rumah bagian atas sebelum ia menjualnya.
Pemilik rumah merasa sepertinya
itu bukan suara dari rumah atas, karena ia terus-terusan mendengar suara itu
sepanjang waktu. “Syuuuttt!” tiba-tiba Jin Seon Mi menyuruh semuanya diam.
Suara “Duk!Duk!Duk!Duk!Duk” kembali terdengar.
Jin Seon Mi mencoba mencari
sumber suara itu. Ia masuk ke sebuah kamar dan mengamati sekeliling kamar. Jin
Seon Mi terkejut melihat sesosok wanita bergelantungan di langit-langit kamar
sambil memukul-mukulkan kepalanya sendiri ke langit-langit kamar. Jin Seon Mi
sudah siap-siap membuka payung kuning jimatnya saat Lee Han Ju datang ke kamar
itu. Lee Han Ju berkomentar kalau suara di rumah
itu sangat berisik. Sepertinya suara itu memang dari atas, tapi mereka bilang
rumah di atas kosong.
Jin Seon Mi menjelaskan pada Lee
Han Ju, kalau suara itu memang bukan dari atas, tapi dari rumah ini. Lee Han Ju
jadi bingung sendiri dengan penjelasan Jin Seon Mi. Lalu apa penyebabnya?
Suara “Duk!Duk!Duk!Duk!Duk” tiba-tiba berhenti terdengar. Hantu di atas langit-langit kamar melihat ke arah Jin Seon Mi. Matanya sangat banyak. (kaget banget pas liat nih hantu)
Suara “Duk!Duk!Duk!Duk!Duk” tiba-tiba berhenti terdengar. Hantu di atas langit-langit kamar melihat ke arah Jin Seon Mi. Matanya sangat banyak. (kaget banget pas liat nih hantu)
Jin Seon Mi segera membuka
payungnya. Ia menyuruh Lee Han Ju untuk
keluar dari kamar itu. “Lagi? Lagi?” tanya Lee Han Ju yang tak habis pikir
dengan tingkah Jin Seon Mi. “Ya memang aku harus keluar,” kata Lee Han Ju.
Jin Seon Mi menurunkan payungnya
sedikit. Hantu itu masih ada di hadapannya. Jin Seon Mi mengambil kacang merah
di tasnya. Ia akan melemparkan kacang merah itu pada si hantu, namun si hantu
sudah tidak ada di hadapannya lagi. Jin Seon Mi mengedarkan pandangannya ke
sekelilingnya.
Tiba-tiba hantu itu menyerangnya dari arah atas. Jin Seon Mi
segera mengarahkan payungnya pada si hantu yang kemudian ditepis oleh si hantu.
Si Hantu akan menyerang Jin Seon Mi, namun tak berhasil karena Son O Gong
segera datang dan mengusir si hantu.
“Son O Gong?” Jin Seon Mi heran
bagaimana bisa Son O Gong datang ke tempatnya saat ini.
“Kau harusnya memanggilku," kata Son O Gong.
“Oh, aku lupa kalau kau akan
datang jika aku memanggilmu."
“Ah, terlalu. Tadi bisa saja jadi
kesempatanmu mati tanpa aku ketahui. Ah, aku datang karena aku merindukanmu,
tapi kau malah kehilangan kesempatan terbaikmu.”
“Tidak. Sepertinya kau ingin aku
segera mati. Selama ini aku baik-baik saja berkat payungku. Aku tidak akan mati
hanya karena hantu macam itu," kata Jin Seon Mi dengan sedikit marah.
“Jangan marah! Jika kau marah,
aku merasa sakit. Saat orang yang kau cintai marah, tentu saja hati akan sakit.
Jadi, kau jangan marah! Jika kau marah, kau lepaskan saja gelang ini!” Son O Gong
menunjukkan gelang Geum Gang Go pada Jin Seon Mi. (kenapa
setiap kata manis dari mulut Son O Gong, ujung-ujungnya minta dilepasin
dari perasaan cintanya itu?Haduhh)
“Aku tidak akan marah, jadi
berhenti menggangguku saat aku bekerja dan mengikutiku kemanapun! Pergi!”
“Pergi...? Pergi...? Bagaimana bisa kau
bilang pergi padaku dengan mudah seperti itu?” Son O Gong yang kecewa lalu pergi setelah
mengatakan, kalau sikap Jin Seon Mi ini benar-benar menyakitkannya.
Setelah Son
O Gong pergi, Jin Seon Mi diam-diam tersenyum. Walau seolah ia tak suka dengan kedatangan Son O Gong,
ternyata diam-diam ia merasa senang, karena Son O Gong telah melindunginya.
Woo Ma Wang sedang mencoba jas
barunya ditemani Ma Ji Young dan PK. PK tiba-tiba mengeluh, jika saja ia tahu
Son O Gong bisa keluar dengan mudah, ia tidak akan mengkhianati Son O Gong
seperti itu. Woo Ma Wang berkomentar meskipun ia mengkhianatinya, itu tidak
akan membuat Son O Gong terganggu.
PK kesal karena Woo Ma Wang juga ikut-ikutan mengatakan hal seperti itu padanya. Itu membuat hatinya sakit, padahal ia benar-benar setia pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang menyindir PK, kalau babi gemuk di luar sana tetap akan menjadi babi gemuk di sini. (ga ngerti maksud sindirannya, hahaha. mungkin maksudnya PK sekali berkhianat , tetap berkhianat tidak mungkin bisa setia)
PK kesal karena Woo Ma Wang juga ikut-ikutan mengatakan hal seperti itu padanya. Itu membuat hatinya sakit, padahal ia benar-benar setia pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang menyindir PK, kalau babi gemuk di luar sana tetap akan menjadi babi gemuk di sini. (ga ngerti maksud sindirannya, hahaha. mungkin maksudnya PK sekali berkhianat , tetap berkhianat tidak mungkin bisa setia)
Woo Ma Wang kemudian menanyakan
pada Ma Ji Young, bukankah warna jas barunya membuatnya terlihat gemuk. Ma Ji
Young menyangkalnya. Ia memuji Woo Ma Wang sangat sempurna sebagai figur yang
tidak akan ditemui pada diri manusia.
Woo Ma Wang setuju, tapi banyak manusia bodoh yang merasa akan menjadi seperti dirinya jika mereka berusaha keras dan kemudian mereka malah menghancurkan dirinya sendiri.
Woo Ma Wang setuju, tapi banyak manusia bodoh yang merasa akan menjadi seperti dirinya jika mereka berusaha keras dan kemudian mereka malah menghancurkan dirinya sendiri.
PK berkomentar, di kalangan
selebriti pun jika mereka tampil sempurna, ia akan terlihat spirit evil-nya. PK mencontohkan Yoo Jae
Seok Hyung misalnya. Woo Ma Wang
menyangkalnya, kalau Yoo Jae Seok akan baik-baik saja dengan karakter
belalangnya sejak dulu. Tidak akan ada yang tahu kalau Yoo Jae Seok benar-benar
belalang asli. Meskipun ia tampil sebagai belalang di acara Infinite Challenge, semua orang hanya
akan tertawa melihatnya. (Hah?)
“Benarkah?” PK seakan mendapat
ide, begitu mendengarnya. Ia harusnya juga berubah jadi babi saat melakukan
konser agar konsernya menjadi lucu.
“Silahkan! Jika kau lakukan itu di depan
artis yang kau sukai, aku akan benar-benar mengubahmu jadi babi sebenarnya.”
“Tidak. Itu tidak akan lucu,” kata PK ketakutan.
PK kemudian bertanya, Woo Ma Wang
akan pergi ke mana dengan berpakaian rapi seperti itu. Woo Ma Wang menjawab
kalau ia akan pergi menemui Sam Jang.
Woo Ma Wang mencium cincin kristalnya yang di
dalamnya terdapat darah Sam Jang. PK lalu minta Woo Ma Wang memberikan cincin
itu padanya.
“Ah, baunya sangat enak,” kata PK kegirangan.
Woo Ma Wang marah pada PK. Ia menghentakkan
kakinya ke lantai hingga membuat PK melayang dan kesulitan bernapas. Woo Ma
Wang menjatuhkan PK ke lantai. Woo Ma Wang kemudian menasehati PK untuk tidak
menginginkan yang bukan haknya.
Jin Seon Mi sedang membaca buku
di kantornya, saat Lee Han Ju datang membawakan makanan untuknya. Jin Seon Mi
membuka bungkusan makanannya begitu Lee Han Ju keluar.
“Apa kau makan sendirian?” tanya
Son O Gong yang tiba-tiba datang mengejutkannya.
Jin Seon Mi menegaskan kalau ia
sekarang tidak memanggil Son O Gong. “Aku tahu,” jawab Son O Gong. Mulai sekarang,
Jin Seon Mi harus memanggil Son O Gong saat ia makan atau saat ia kesepian. Son O Gong
akan menemaninya.
“Kau harus panggil aku! Aku akan menunggu! Jika aku
menunggumu, kau pasti akan terganggu. Bahkan jika kau meletakkan sendokmu, kau
akan memikirkanku.”
“Aku tidak akan memikirkanmu
ataupun memanggilmu, jadi pergilah!”
“Kalau begitu sampai bertemu lagi
saat waktu makan selanjutnya!” Son O Gong lalu menghilang setelah mengucapkan selamat makan pada Jin Seon Mi.
Jin Seon Mi membuka makanannya. Ada
kacang membentuk tanda hati di makanannya. (cie)
Saat waktu makan selanjutnya, Son
O Gong benar-benar datang menemui Jin Seon Mi. Kali ini ia datang membawakan
boneka monkey untuk Jin Seon Mi. Sepertinya Jin Seon Mi tidak suka ditemani
olehnya, jadi ia memberikan boneka itu untuk menemani Jin Seon Mi. Son O Gong
memperkenalkan boneka itu sebagai Son Yuk (6) Gong.
“Aku tak bisa berkata-kata lagi,”
kata Jin Seon Mi.
“Benar kan, ini sangat kekanakkan? Kalau begitu
lepaskan gelang ini! Jika kau tidak mau melepaskannya, Son Chil (7) Gong atau
Son Pal (8) Gong akan datang menemuimu. Kau bisa jadi gila, kan?” (masih
nge-modus aja nih Son O Gong buat lepasin gelang)
“Pergi!” ucap Jin Seon Mi. Son O gong melemparkan Son Yuk Gong pada Jin Seon Mi dan
menghilang. Jin Seon Mi lagi-lagi diam-diam tersenyum pada Son Yuk Gung pemberian Son O Gong.
Di waktu makan berikutnya, Jin
Seon Mi makan sambil ditemani Son Yuk Gong. Diam-diam dia juga menantikan
kedatangan Son O Gong. Namun, Son O Gong tak kunjung datang. Jin Seon Mi
mengajak bicara Son Yuk Gong, kenapa hyung-nya, Son O Gong tidak datang. Padahal dia
sudah memesan dua porsi. Haruskah ia memanggilnya karena sayang makanannya jika
dibuang. Ah, tidak perlu.
Jin Seon Mi akhirnya memutuskan untuk tidak memanggilnya. Ia makan sosis sendiri dan menawarkan sosis itu pada Son Yuk Gong. Jin Seon Mi malah menjawabnya sendiri dengan gaya Son O Gong sambil bersenandung, “Tak mau? Kenapa? Berapa yang akan kau berikan?” (cie ada yang kangen)
Jin Seon Mi akhirnya memutuskan untuk tidak memanggilnya. Ia makan sosis sendiri dan menawarkan sosis itu pada Son Yuk Gong. Jin Seon Mi malah menjawabnya sendiri dengan gaya Son O Gong sambil bersenandung, “Tak mau? Kenapa? Berapa yang akan kau berikan?” (cie ada yang kangen)
Son O Gong yang ditunggu Jin Seon
Mi ternyata sedang menemui Jenderal Es seperti biasa. Jenderal Es bertanya,
biasanya Son O Gong pergi setiap jam makan siang kenapa hari ini tidak. Son O
Gong membenarkan kalau ia tidak akan pergi lagi, karena wanita keras kepala itu
(Jin Seon Mi) tidak mau memanggilnya, jadi ia juga akan menjadi keras kepala
seperti dirinya.
“Mungkin saja, sekarang dia
sedang menunggu Anda di sana!” kata Jenderal Es. Son O Gong menyangkalnya itu
tidak mungkin. Ia tidak akan pergi ke sana. Padahal dalam kenyataannya, Jin Seon Mi memang sedang menunggu kedatangan Son O Gong seperti yang dikatakan Jenderal Es.
Di sebuah pedesaan, sepasang
suami istri hendak pergi ke Seoul dengan mobil bak-nya. Seekor anjing terus
menggonggong dekat mobil bak itu. Pemiliknya menegur anjing itu untuk tidak
terus menggonggong. Rupanya anjing itu terus menggonggong karena melihat zombie yang hidup berkat kupu-kupu dari darah Sam Jang ada di dalam bak mobil tersebut.
Woo Ma Wang dan Ma Ji Young
berada di kantor Jin Seon Mi. Lee Han Ju membawakan mereka kopi. Lee Han Ju menyampaikan
kalau Jin Seon Mi sedang keluar. Woo Ma Wang mengerti, ia kan menunggunya.
Woo
Ma Wang melihat sandal pororo Jin Seon Mi. Ia teringat saat menciumi sandal itu
dan ketahuan oleh Lee Han Ju. Woo Ma Wang lalu pura-pura menggerak-gerakkan badannya,
padahal ia sedang berusaha mengendus bau Sam Jang pada sandal Jin Seon Mi.
Lee
Han Ju yang menyadari Woo Ma Wang terus-terusan menatap sandal Jin Seon Mi, buru-buru memakai
sandal itu.
Lee han Ju kemudian menanyakan
maksud kedatangan Woo Ma Wang mencari CEO-nya. Woo Ma Wang menjawab kalau
kedatangan mereka untuk membuat kontrak dengan Jin Seon Mi. Lee Han Ju tak
percaya mendengarnya. Apakah dengan begitu CEO-nya akan menjadi artis seperti
Suzy dan yang lainnya? Akhir-akhir ini bahkan anjing sembarangan atau sapi sembarangan bisa
menjadi apapun.
Ma Ji Young tersinggung saat
mendengar Lee Han Ju menyebut anjing sembarangan. (rupanya Ma Ji Young ini dari
kalangan siluman anjing, ya?). Ma Ji Young protes pada Lee Han Ju. Lee Han Ju
lalu membela diri apakah ia harus mengganti kalimatnya dengan “anjing b*jingan atau sapi b*jingan?” Ma Ji Young tambah tersinggung mendengarnya. Untung saja, Lee Han Ju
tiba-tiba mendapat telpon. Ia pun permisi keluar.
Ma Ji Young meminta ijin pada Woo
Ma Wang agar ia bisa memakan Lee Han Ju. Woo Ma Wang mencoba menenangkannya,
tapi ia malah menyinggung soal ucapan Lee Han Ju yang menyebut Ma Ji Young anjing
b*jingan. Ma Ji Young tidak suka mendengarnya. Woo Ma Wang buru-buru meralatnya
dan membela Lee Han Ju, kalau Lee Han Ju mungkin tidak bermaksud mengatakan itu padanya.
Jin Seon Mi akhirnya datang ke
kantor. Ia menyapa Woo Ma Wang dan Ma Ji Young. Jin Seon Mi dan Woo Ma Wang
bicara berdua. Woo Ma Wang memberikan sandal baru untuk Jin Seon Mi, karena
beberapa waktu lalu ia melihat sandal Jin Seon Mi sudah jelek. Jin Seon Mi
berterima kasih. Ia bertanya-tanya apakah Woo Ma Wang datang hanya untuk
memberikannya sandal baru.
Tentu saja tidak Woo Ma Wang datang untuk memberi
dan menerima. Tapi, Jin Seon Mi tidak punya apa-apa untuk diberikan pada Woo Ma
Wang.
Woo Ma Wang kembali mengingatkan
kalau ia sudah pernah memberi Jin Seon Mi Geum Gang Go. Itu semua tidak gratis.
Ada kompensasinya. Woo Ma Wang kemudian menawarkan sebuah kontrak dengan Lucifer Entertainment pada Jin Seon Mi. Jika
Jin Seon Mi menolak, maka ia harus mengembalikan Geum Gang Go itu. Jin Seon Mi
sedikit ragu untuk menyetujuinya.
Di
Lucifer Entertainment.
Ma Ji Young berpikir kalau Jin
Seon Mi tidak mungkin menolak kontrak itu untuk kelangsungan hidupnya.
Bagaimanapun Woo Ma Wang akan segera menjadi Dewa dengan bantuan Son O Gong.
Woo Ma Wang tetiba kaget sekaligus
senang melihat namanya ada di pencarian pertama di internet. Ma Ji Young memberikan ucapan
selamat padanya. Woo Ma Wang mencoba merendah, kalau itu bukan sesuatu yang
perlu diberi selamat, toh ia sudah
sering masuk top search sebelumnya.
“Foto Woo Hwi.. Foto lama Woo
Hwi.. sebenarnya foto apa yang mereka bicarakan?” kata Woo Ma Wang. Woo Ma Wang
segera meng-klik foto dirinya yang sekarang sedang viral di internet.
“Bukankah ini foto yang kau ambil
100 tahun lalu? Para manusia pasti tidak bisa membayangkan kalau orang dalam foto itu
benar-benar Anda. Aku juga ada di sampingmu saat itu. Kenangan lalu jadi
teringat kembali,” kata Ma Ji Young.
Woo Ma Wang terlihat berpikir
sejenak menatap foto dirinya. “Rupanya waktu itu...?” Ma Ji Young seolah mengerti
perasaan Woo Ma Wang yang mungkin sedang teringat kenangan 100 tahun lalu. Ia segera
mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan diri untuk mengurus foto-foto itu. Ia kemudian pamit pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang masih duduk tak
bergerak. Pikirannya sedang mengembara ke masa-masa 100 tahun lalu.
Woo Ma Wang membuka kotak yang
berisi foto-foto lamanya. Sebuah foto mengingatkannya pada masa pendudukan
Jepang di Korea.
Saat itu, seorang wanita dikejar-kejar oleh segerombolan pria
berseragam dan bersenjata. Wanita itu tertembak tepat di hadapannya. Wajah wanita
itu mengingatkan Woo Ma Wang pada seseorang. Woo Ma Wang saat itu menangis
melihat wanita itu tertembak hingga mati di hadapannya.
Woo Ma Wang kini menuju ke suatu
ruangan rahasia. Ia membuka sebuah lukisan wanita cantik yang sedang memegang
sebuah kipas. Woo Ma Wang menatapnya dengan tatapan mendalam.
Ia teringat saat
di kahyangan, wanita dalam lukisan itu juga dikejar-kejar hingga menjatuhkan
diri dari kahyangan. “Dalam kehidupan ini pun, di manapun dan apapun deritamu,
apa kau hidup?” gumam Woo Ma Wang sambil menitikkan air mata. (Ah, siapa dia? Kenapa
Woo Ma Wang nangis? Istrinya Woo Ma Wangkah? hmm)
Bersambung ke Sinopsis Hwayugi Episode 3 Part 3
Komentar