SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1



Saat sedang makan malam, Sa O Jeong memberikan obat pada Son O Gong untuk meredakan flu-nya. Woo Ma Wang bertanya-tanya bagaimana bisa Son O Gong terkena flu. Sa O Jeong menjelaskan pada Woo Ma Wang kalau Son O Gong terserang flu saat tadi salju turun.



“Salju? Apa hari ini ada salju turun?” tanya Woo Ma Wang sambil mengedipkan matanya.
“Ya, tadi turun sebentar. Saat salju turun aku jadi terkena flu,” jawab Son O Gong.
“Kau bukanlah seseorang yang bisa terkena flu seperti itu,” kata Woo Ma Wang sambil terus mengedipkan matanya lagi.
“Benarkah? Hei zombie kau mau mati? Kau bilang aku terkena flu,” kata Son O Gong pada Bu Ja.
“Itu benar kau sedang terserang flu. Saat salju turun, hal itu bisa saja terjadi. Karena aku sudah mati, aku tidak mungkin terkena flu. Walaupun begitu, aku yakin dengan ingatanku. Itu adalah flu,” jawab Bu Ja.

Suasana hati Son O Gong berubah menjadi buruk saat mendengar penjelasan Bu Ja. Woo Ma Wang lalu bertanya lagi apa Son O Gong benar-benar terkena flu. Woo Ma Wang menduga pasti ada sesuatu yang serius telah terjadi pada Son O Gong. Son O Gong menjawab hal itu tidak ada.

“Walau begitu kau tetap saja sedang sakit, kan?” tanya Woo Ma Wang lagi.
“Kenapa? Karena aku sedang sakit, jadi kau merasa senang?” sindir Son O Gong.
“Tentu saja aku senang,” jawab Woo Ma Wang dengan mata yang masih terus-terusan berkedip-kedip.
“Apa sebegitu senangnyakah dirimu, sampai dari tadi kau terus mengedip seperti itu?” tanya Son O Gong.
“Ini adalah efek samping (darah Sam jang). Ini semua karena dirimu.”


Son O Gong menjadi merasa bersalah pada Woo Ma Wang begitu mendengarnya. Untuk membayar perbuatannya pada Woo Ma Wang, Son O gong menawarkan haruskah ia juga ikut berkedip-kedip seperti Woo Ma Wang. Son O Gong lalu menyuruh Bu Ja ikut untuk berkedip juga. 



Bu Ja langsung menurut, tapi Bu Ja mengalami kesulitan saat akan mengedipkan matanya, karena matanya akhir-akhir ini sering terjatuh.
“Aku tidak bisa mengedip lagi,” keluh Bu Ja.


Sa O Jeong ingin ikut-ikutan berkedip juga, tapi ia langsung dilarang oleh Woo Ma Wang. “Jangan lakukan! Aku akan segera baik-baik saja. Sesuatu yang baik akan segera terjadi,” kata Woo Ma Wang.
“Apa hal baik yang akan terjadi itu?” tanya Bu Ja.
“Ini masalah perusahaan. Karena itulah, di rumah ini aku ingin mengundang manusia.”
“Manusia seperti apa yang akan kau undang?” tanya Bu Ja lagi.
“Dia dari Amerika. Dia seorang sutradara film yang sangat smart dan gentle. Tapi jika mengundang manusia, kita juga memerlukan bantuan manusia lainnya. Jadi, aku akan mengundang Sam Jang juga, tak apa kan Dewa Agung?”
“Lakukan saja!” jawab Son O Gong yang tak terlalu peduli dengan hal itu.
“Kalau begitu mereka berdua akan diundang bersama-sama dan mereka berdua akan bertemu.”


Woo Ma Wang tertawa puas sambil membayangkan Sam Jang bertemu dengan Sutradara film dan mereka pun akhirnya saling jatuh cinta. Woo Ma Wang terus tertawa saat membayangkannya. Ia lalu berkata pada Son O Gong sambil matanya berkedip-kedip untuk segera menantikan sesuatu darinya. Son O Gong tak terlalu peduli dengan perkataan Woo Ma Wang. Ia malah mengomentari mata Woo Ma Wang yang terus-terusan berkedip.

“Ma Wang, haruskah aku memukul matamu agar tidak terus berkedip lagi?” tanya Son O Gong.
“Tak perlu! Mataku akan segera baik-baik saja. Khawatirkan saja matamu!” kata Woo Ma Wang sambil membuka matanya lebar-lebar dengan tangannya lalu tertawa puas.


“Oh, sekarang aku bisa!” Seru Bu Ja tiba-tiba.
Kali ini Bu Ja bisa mengedipkan matanya, tapi matanya menjadi terbalik. Son O Gong mendesah melihatnya. Woo Ma Wang menyuruh Bu Ja untuk berhenti mengedipkan mata, karena mata Bu Ja bisa keluar. Woo Ma Wang lalu ngomel-ngomel pada Son O Gong, “Kenapa kau menyuruh zombie untuk mengedipkan matanya dan membuat matanya hampir keluar?”

Son O Gong malah balik mengomeli Bu Ja setelah diomeli Woo Ma Wang seperti itu, “Kau yang harusnya berada di peti mati, tapi aku malah menyuruhmu mengedipkan mata, itu adalah kemewahan untukmu.”

Bu Ja jadi cemberut mendengarnya. Son O Gong lalu menyuruh Bu Ja untuk mendekat padanya, ia akan memukul belakang kepala Bu Ja dan mengeluarkan bola mata Bu Ja. Bu Ja menolaknya. Ia menegaskan kalau ia akan terlihat menyeramkan jika matanya copot. Bu Ja langsung lari ke kamarnya.


Son O Gong langsung mengejarnya sambil terus berteriak padanya, kalau ia zombie harusnya ia tetap bertingkah sebagai zombie. Sa O Jeong juga langsung pergi dari meja makan begitu mereka saling kejar-kejaran. Tinggal Woo Ma Wang yang duduk seorang diri di meja makan. Ia bergumam sendiri sambil terus mengedipkan matanya dan mengumpat pada Son O Gong, “Monyet gila itu, akan kubuat matamu menangis darah, karena cemburu hahahaha.”


Jin Seon Mi sedang berada di bar-nya Ha Seon Nyeo. Ha Seon Nyeo bertanya pada Jin Seon Mi, apakah ia sudah menanyakan apa yang diketahuinya pada Son O Gong saat Geum Gang Go itu dibekukan. Jin Seon Mi terdiam, ia teringat kembali saat ia bertanya pada Son O Gong apa ia cantik dan Son O Gong menjawabnya, “Ya. Cantik. Karena aku mencintaimu.”

Jin Seon Mi kemudian bercerita pada Ha Seon Nyeo kalau ia merasa perkataan Son O Gong terlihat tulus tapi juga tidak. Biasanya dia selalu berkata, ”Karena aku mencintaimu” (dengan ekspresi biasa), tapi barusan dia berkata, “Karena aku mencintaimu” (dengan ekpresi serius). (Entahlah saya juga gak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresi yang diperlihatkan Jin Seon Mi saat mengucapakan keduanya. Wkwkwk)

“Itu seperti sama saja,” komentar Ha Seon Nyeo.

Jin Seon Mi bersikeras itu tidak sama. Ia lalu mempraktekkan kembali perbedaan kebiasaan cara Son O Gong berkata, ”Karena aku mencintaimu” dengan cara ia mengatakan itu saat Geum Gang Go dibekukan. Jin Seon Mi mendesah karena perasaannya menjadi bingung setelah menanyakan itu pada Son O Gong.

“Kau tak perlu bingung. Oppa-ku tidak bisa membekukan Geum Gang Go. Aku lebih kuat darinya. Apa gunanya Jenderal Es bisa membekukannya, jika aku bisa mencairkannya,” kata Ha Seon Nyeo.
“Apa? Jadi, kalian berdua mempermainkanku? Jenderal Es dan Ha Seon Nyeo, kalian dua saudara monster, sedang mempermainkanku?”
“Karena itulah... daripada dengan monster, kau harus bergaul dengan manusia lagi.”
“Tidak ada seorang manusia yang cocok denganku. Jika ada seseorang seperti itu, aku juga pasti akan menyukai manusia lagi.”
“Jadi maksudmu kau menyukai monster?”
“Siapa yang menyukai monster?” kata Jin Seon Mi yang jadi salah tingkah.
“Jin Seon Mi, daripada merasa bingung, temuilah orang yang mencintaimu! Jika kau terus menyerahkan hatimu pada monster, kau akan berada dalam bahaya.”


Jin Seon Mi pulang ke rumahnya. Ia masih memikirkan kata-kata Ha Seon Nyeo barusan. Jin Seon Mi berpikir bahwa akan berbahaya jika ia kehilangan pikirannya pada Son O Gong. Son O Gong tiba-tiba muncul hingga membuat Jin Seon Mi terkejut. Son O Gong bertanya apa yang dimaksud “bahaya” oleh Jin Seon Mi.


“Kalau kau merasa dalam bahaya, kenapa kau tidak memanggilku?” tanya Son O Gong.
“Aku tidak memanggilmu, tapi kenapa kau datang?”
“Aku datang karena aku merindukanmu. Aku bahkan juga bisa mati,” kata Son O Gong.


Son O Gong lalu menyuruh Jin Seon Mi duduk di dekatnya. Son O Gong menyerahkan sebuah termos pada Jin Seon Mi saat Jin seon Mi sudah duduk di dekatnya. Son O Gong menyuruh Jin Seon Mi membukanya dan memakannya. Itu adalah obat untuk mencegah Jin Seon Mi terkena flu yang dibuat oleh Sa O Jeong.

“Bukankah dia orang yang memproduksi handphone itu?”
“Benar. O Jeong sangat suka memasak. Masakannya sangat enak.”
“Kalau begitu sampaikan terima kasihku pada adikmu itu.”
“Kau katakan saja sendiri! Kalau kau berbicara langsung pada termos itu, dia mungkin akan mendengarnya.”
“Benarkah?” tanya Jin Seon Mi yang langsung menuruti saran dari Son O Gong.
“Dia tidak menjawab,” kata Jin Seon Mi dengan wajah polos.


Son O Gong beralasan mungkin itu sedang gangguan. Ia menyuruh Jin Seon Mi untuk mengirimkan pesan saja pada Sa O Jeong. Jin Seon Mi langsung percaya saja dengan perkataan Son O Gong, “Pesan?”
“Ya. Atau video call saja,” kata Son O Gong sambil merebut tutup termos dari tangan Jin Seon Mi dan memperlihatkannya pada Jin Seon Mi.



Jin Seon Mi kemudian tersadar kalau ia baru saja ditipu oleh Son O Gong.
“Kau sedang mempermainkanku, ya?” tanya Jin Seon Mi, kesal.
“Tentu saja. Kau ternyata bodoh, ya? Kau mempercayainya. Apa tutup termos ini adalah handphone?”
“Apa mempermainkan manusia sangat menyenangkan bagimu?” tanya Jin Seon Mi lagi.
“Ya,” jawab Son O Gong sambil meniup tutup termos dan menyerahkannya pada Jin Seon Mi, “sekarang ini sudah bisa berfungsi, cobalah!”

Jin Seon Mi segera mengambil tutup termos itu dan memasangkannya kembali pada termos. “Tidak perlu. Aku akan meneleponnya langsung. Karena aku manusia, jadi beginilah caraku menghubunginya, caraku tidak sama dengan cara monster sepertimu,” kata Jin Seon Mi sambil memperlihatkan handphone-nya.

Son O Gong sejenak terdiam, ia lalu berkata pada Jin Seon Mi, “Rupanya kau masih marah padaku ya, karena aku berniat melenyapkanmu?”
“Kenapa aku harus marah? Akulah yang bodoh. Kau pernah bilang kalau kau adalah pemangsa terkuatku, kan? Tapi aku malah merasa nyaman denganmu sehingga aku sejenak jadi melupakannya.”
“Benarkah? Aku sudah mengatakannya dengan pasti, aku tidak akan membiarkanmu mati. Jika itu terjadi, hatiku akan terasa sakit. Karena itu kau tidak akan mati, aku akan melindungimu.”
“Karena Geum Gang Go?”
Iya...  Sekarang kau tak perlu khawatir. Sam Jang, kau akan aman. Aku sungguh-sungguh. Kau bisa percaya padaku!” kata Son O Gong.
Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Kau selalu berbohong padaku.”
“Makanlah makanan hangat dan tidurlah dengan nyenyak. Jika kau ingin mengatakan sesuatu untuk diceritakan padaku, gunakan termos ini!”
“Apa kau menipuku lagi? Aku tak akan percaya!”


Son O Gong lalu menghilang. Diam-diam Jin Seon Mi merasa penasaran, apakah termosnya benar-benar berfungsi untuk melakukan panggilan ataukah tidak. Ia pun mencoba untuk mengatakan sesuatu pada termos itu. Tapi Jin Seon Mi langsung tersadar, apa yang bisa dia harapkan dari perkataan Son O Gong.

Jin Seon Mi jadi teringat kembali saat Son O Gong mengatakan padanya bahwa dia cantik, karena dia mencintainya. Jin Seon Mi berkata pada dirinya sendiri kalau perkataan Son O Gong yang itu juga pasti palsu. Ia tak boleh tertipu olehnya. “Aku tidak akan percaya! Sama sekali tidak akan percaya lagi padanya!” kata Jin Seon Mi.

Suara Son O Gong tiba-tiba muncul dari dalam termos dan mengatakan kepadanya kalau Jin Seon Mi sangat mudah dibodohi, bahkan sejak dia masih kecil sampai sekarang. Jin Seon Mi yang kesal mendengarnya cepat-cepat menutup termos itu rapat-rapat“Jangan tertipu! Kalau sampai tertipu oleh monster, itu akan berbahaya,” gumam Jin Seon Mi.


Seorang siswa sedang berada di perpustakaan. Dia mendapat pesan dari temannya yang menanyakannya ada di mana. Siswa itu menjawab ia sedang berada di perpustakaan sekolah, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Temannya lalu memperingatkannya soal rumor adanya hantu di perpustakaan. Sekelebat bayangan hitam tiba-tiba muncul di langit-langit perpustakaan, namun siswa itu tak menyadarinya. Ia malah sibuk membalas pesan dari temannya dan mengatakan kalau rumor hantu itu pasti hanya lelucon saja.


Saat mengangkat wajahnya dari layar handphone-nya, siswa itu melihat seorang gadis cantik sedang duduk tak jauh dari tempat duduknya. Gadis itu memandang ke arahnya. Dalam hatinya, siswa itu bertanya-tanya mengapa gadis itu memandangnya seperti itu. Gadis itu lalu tersenyum padanya dan membuatnya menjadi senang. 

Siswa itu lalu kembali mengirim pesan pada temannya dan mengatakan kalau hantu itu tidak ada, tapi ada wanita cantik di perpustakaan itu. Saat ia sedang mengetik pesannya, tiba-tiba si gadis sudah duduk di hadapan siswa itu dengan secepat kilat. Siswa itu berkomentar, “Kau bisa berpindah dengan cepat.” Gadis itu hanya menjawabnya dengan tersenyum.

Balasan dari temannya masuk ke handphone-nya, “Rumor hantu di perpustakaan itu sangat cantik dan juga ia tidak punya kaki.”  Siswa itu tersenyum pahit setelah membaca pesan itu. Ia lalu pura-pura menjatuhkan handphone-nya. Saat ia akan mengambil handphone itu, ia melihat gadis di hadapannya itu ternyata tidak memiliki kaki. Ia lalu berteriak ketakutan.


Esok harinya, Sa O Jeong sedang berbelanja di pasar ikan. Saat ia sedang memilih-milih ikan yang akan dibelinya, Sa O Jeong mendengar sebuah suara sedang memanggilnya.
“Lihatlah ke sini! Monster sungai. Sebelah sini!” kata suara itu.
Sa O Jeong segera menghampiri sumber suara itu.
“Apa kau yang tadi memanggilku?” tanya Sa O Jeong pada seekor gurita yang ada dalam aquarium di pasar itu. Gurita itu ternyata adalah seorang pangeran. Ia meminta Sa O Jeong untuk membawanya keluar dari sana.


Sa O Jeong lalu membawa gurita itu ke perusahaan Woo Ma Wang dan memberi tahu Woo Ma Wang kalau gurita itu adalah anak kedua Raja Naga dari laut timur dan dia telah kehilangan kekuatannya saat terjebak jaring nelayan. Dia dihukum karena dia mencoba menjual obat untuk putri duyung yang jatuh cinta pada manusia agar bisa mendapatkan sepasang kaki. Tetua Soo Bo Ri yang juga sedang berada di sana menertawakan cerita dari Sa O Jeong Ia tidak menyangka hal itu bisa terjadi pada anaknya Raja Naga.

Sa O Jeong selanjutnya meminta Woo Ma Wang untuk merawat gurita itu, karena ia sedang ada urusan penting, terlebih Woo Ma Wang juga sudah berteman dekat dengan Raja Naga. Woo Ma Wang tentu saja tidak suka dengan permintaan Sa O Jeong. Ia bahkan sudah direpotkan oleh seekor monyet, juga oleh zombie, dan sekarang ditambah lagi dengan gurita.


Woo Ma Wang menawarkan pada Tetua Soo Bo Ri untuk merawat gurita itu saja. Woo Ma Wang lalu meninggalkan Tetua Soo Bo Ri yang terus berteriak sambil mengejarnya dan mengatakan kalau ia tidak mau melakukannya. Sepeninggal mereka, kotak pendingin tempat gurita itu tiba-tiba terbuka dengan sendirinya.


Alice sedang bicara dengan Ma Ji Young tentang proyek kerjanya. Alice mengatakan pada Ma Ji Young, kenapa ia tidak bisa diizinkan ikut dalam audisi film. Ma Ji Young beralasan karena Alice tidak bisa berakting dan aktingnya seperti kaki anjing. Alice lalu mengatakan ia ingin mendiskusikannya langsung dengan Ketua Woo (Woo Ma Wang) soal audisi film itu. Ma Ji Young langsung melarangnya.

“Kalau begitu apa aku harus datang langsung ke rumah Ketua Woo?” tanya Alice dengan sinis.

Ma Ji Young menjadi kesal dengan sikap Alice, tapi ia mencoba menahan kekesalannya itu. Ia meminta Alice untuk menunggu sebentar, ia akan bicara dulu dengan Ketua Woo.



“Haruskah aku membunuhnya?” gumam Ma Ji Young saat ia sudah pergi menjauh dari Alice.


Ma Ji Young lalu mencari Woo Ma Wang di kantornya, tapi Woo Ma Wang tidak ada di sana. Ma Ji Young melihat kotak pendingin tempat pangeran gurita sudah terbuka. Ia langsung menduga kalau pangeran gurita pasti sudah berkeliaran ke mana-mana.


Alice sekarang ada di kamar mandi untuk memperbaiki riasannya. Alice teringat ucapan Ma Ji Young yang menghina aktingnya seperti kaki anjing. Alice jadi kesal saat mengingatnya.


Saat itu, tiba-tiba pangeran gurita datang menghampiri Alice dan menyerangnya. Alice menjerit ketakutan melihatnya. Suasana kamar mandi tiba-tiba menjadi gelap, namun tak lama kemudian berubah terang kembali.


Alice duduk di bangku closet sambil mengangkat satu kakinya. Alice tersenyum sinis sambil mengibaskan rambutnya. Alice menggerak-gerakkan badanya seperti orang yang sedang pegal karena telah lama tak bergerak. Alice akan berjalan keluar kamar mandi, tapi ia malah hampir terpeleset, sehingga ia segera membuang sepatu hak tingginya.


Sementara itu, Ma Ji Young masih mencari-cari keberadaan pangeran gurita. Saat itu, Ma Ji Young berpapasan dengan Alice yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Alice!”
“Oh,” jawab Alice sekenanya.
Ma Ji young segera memberhentikan Alice.
“Kau bukan Alice,” kata Ma Ji Young.
Alice memandang ke arah Ma Ji Young dan berkata dalam hatinya, “Apa aku ketahuan?”
“Apakah Anda adalah pangeran?” tanya Ma Ji Young dengan sopan.
“Benar. Aku adalah putra kedua dari laut timur, Ong Yong,” jawab Alice.


Alice yang telah dirasuki pangeran gurita sekarang dibawa menghadap Woo Ma Wang oleh Ma Ji Young. Alice duduk dengan posisi kaki mengangkang, sehingga membuat Woo Ma Wang tidak suka melihatnya.

“Ong Yong-ah, kembalilah ke laut!” kata Woo Ma Wang.
“Aku tidak bisa kembali begitu saja. Ada sesuatu yang sedang kucari. Selama aku mencarinya, aku akan meminjam tubuh wanita ini.”
“Kau tidak bisa menggunakan tubuh itu secara sembarangan.”
“Kenapa? Apa ada masalah dengan tubuh ini? Dari sudut pandang manusia, tubuh ini bukankah sangat bagus?” tanya pangeran gurita sambil memegang dada Alice hingga membuat Woo Ma Wang dan Ma Ji Young terkejut.

Pangeran gurita lalu mencium bau tubuh Alice. Ia merasa tubuh Alice juga tidak bau dan tubuhnya sehat-sehat saja.
“Jangan! Tubuh itu sangat berharga sebagai selebriti. Jika kau ada dalam tubuh itu, semuanya akan berakhir.”
“Apa aku salah memilih tubuh?” gumam pangeran gurita.


Ma Ji Young lalu menginformasikan pada Woo Ma Wang kalau setelah ini Alice ada jadwal syuting iklan, jadi mereka harus bagaimana. Pangeran gurita menawarkan diri untuk melakukannya. Ma Ji Young buru-buru melarangnya, namun ia menjadi urung mengatakan kata-katanya saat pengeran gurita dengan cepat mengatakan, asalkan Woo Ma Wang membantunya mencarikan gadis yang sedang dicarinya saat ini, ia akan membantu Woo Ma Wang dengan berpura-pura menjadi Alice dengan baik. 

Woo Ma Wang berpikir sejenak. Ia lalu menyuruh Ma Ji Young menelepon PK untuk membantu pangeran gurita, sementara ia akan memanggil Sam Jang.
“Apa Anda akan baik-baik saja?” tanya Ma Ji Young yang masih khawatir dengan kondisi Woo Ma Wang saat di dekat sam Jang.
“Keukbok (Aku sudah sembuh. “Kata yang biasa dikatakan Dokko Jin di Best Love, Woo Ma Wang di masa lalu”). Aku bisa melakukannya,” jawab Woo Ma Wang.


Di Hanbit Real Estate, Lee Han Ju bertanya apakah Jin Seon Mi benar-benar tidak berpacaran dengan Son O Gong.
“Hubungan kita hanya sebatas perjanjian dia akan melindungiku saja.”
“Kalau begitu, apa Anda mau ikut kencan buta? Hoobae-ku memintaku untuk mengenalkanmu padanya.”

Jin Seon Mi bertanya apa hoobae-nya Lee Han Ju tidak apa-apa sampai mau berkencan dengannya. Hoobae Lee Han Ju justru berpendapat Jin Seon Mi adalah seorang CEO yang misterius, sehingga ia tertarik pada Jin Seon Mi. Lee Han Ju mengibaratkan kalau Hoobae-nya itu adalah laki-laki yang selembut kopi, sementara Son O Gong itu seperti cola. “Upss!” Lee Han Ju langsung menutup mulutnya karena menyadari ia telah berkata buruk pada Son O Gong.


Jin Seon Mi bertanya ada apa dengan Lee Han Ju. Lee Han Ju menjelaskan kalau akhir-akhir ini banyak hal aneh terjadi padanya setelah mengumpat Son O Gong. 


Setelah mendengar cerita Lee Han Ju itu, Jin Seon Mi langsung mengambil termos yang diberikan Son O Gong dan berkata pada termos itu, “Kau? Kau mendengarnya, kan? Jangan pernah lagi mempermainkan Lee Han Ju!” Jin Seon Mi langsung menutup termos itu. Sementara Lee Han Ju memandang ke arah Jin Seon Mi dengan tatapan aneh.

“Lee Han Ju-ssi, mulai sekarang, meskipun dia tidak ada, kau tidak boleh mengumpatnya. Itu bahaya!”
“Ya,” jawab Lee Han Ju, ketakutan. “CEO, soal kencan buta itu akan lebih baik jika kau tidak melakukannya. Kau sepertinya sibuk,” kata Lee Han Ju sambil buru-buru meninggalkan Jin Seon Mi.
“Padahal aku ingin sekali menemui lelaki yang selembut kopi itu,” gumam Jin Seon Mi.


Di luar ruangan kerja Jin Seon Mi, Lee Han Ju menelepon istrinya dan curhat kalau ia merasa ketakutan dengan tingkah CEO-nya. Lee Han Ju bahkan sampai hampir menangis saat meminta istrinya mengizinkannya berhenti bekerja di perusaahan Jin Seon Mi saja. Woo Ma Wang tiba-tiba datang saat Lee Han Ju sedang menelepon istrinya itu. Lee Han Ju langsung menutup teleponnya dan langsung menyapa Woo Ma Wang.


“Hari ini Anda sendiri yang langsung menemui CEO?” tanya Lee Han Ju.
“Ya. Ada sesuatu yang penting yang harus dibahas.”
“Soal acara? CEO bahkan tidak muncul di TV, jadi sebenarnya ada acara penting apa?”
Woo Ma Wang beralasan kalau acara kali ini sangat penting dan ada kaitannya dengan orang yang memiliki darah kerajaan.
“Ah, begitu,” kata Lee Han Ju sambil manggut-manggut.
“Ya.. bisa dibilang begitu.”


Saat itu, efek samping dalam diri Woo Ma Wang kambuh lagi. Mata Woo Ma Wang kembali berkedip-kedip lagi. Lee Han Ju malah ketakutan melihat Woo Ma Wang berkedip seperti itu, karena terlihat seperti sedang merayunya.



“Ya. Saya mengerti,” jawab Lee Han Ju sambil mengedipkan matanya untuk membalas kedipan mata Woo Ma Wang.

Woo Ma Wang kembali berkedip lagi hingga membuat Lee Han Ju semakin takut. Lee Han Ju lalu ikut-ikutan terus mengedipkan matanya. Ia kembali menelepon istrinya saat Woo Ma Wang sudah masuk ke ruangan Jin Seon Mi. Ia mengatakan kalau Ketua Woo sepertinya bertingkah sok akrab dengannya. Lee Han Ju lalu memutuskan, ia akan tetap bekerja di tempat Jin Seon Mi. Lagipula anak mereka masih punya impian untuk menjadi selebriti.


Woo Ma Wang sekarang sedang berbicara dengan Jin Seon Mi di ruangan kerja Jin Seon Mi. Ia mengutarakan maksudnya untuk meminta bantuan Jin Seon Mi dalam menemukan putri duyung yang sedang dicari pangeran gurita. Pangeran gurita itu telah membuatkan obat yang bisa mengubah ekor putri duyung dengan kaki, karena putri duyung itu jatuh cinta pada manusia. Mata Woo Ma Wang terus-terusan berkedip saat sedang menjelaskan itu semua.

“Kenapa Anda terus-terusan berkedip seperti itu?” tanya Jin Seon Mi.
“Ini hanya efek samping kecil.”



Woo Wa wang lalu mengambil kacamata hitamnya dalam saku jasnya agar Jin Seon Mi tidak merasa terganggu lagi dengan matanya yang terus berkedip.
“Kau hanya perlu menemukan putri duyung itu dan mengirimnya ke laut.”
“Putri duyung adalah monster. Apa mungkin monster bisa jatuh cinta pada manusia?” tanya Jin Seon Mi.
“Hmm... tidak ada yang tidak mungkin. Kau juga sudah dicintai oleh seorang monster.”
“Itu hanyalah perasaan cinta palsu karena Geum Gang Go.”

Woo Ma Wang menyarankan Jin Seon Mi untuk mencintai dan dicintai oleh manusia lagi saja. Tapi, bagi Jin Seon Mi tak ada manusia yang bisa mencintainya seperti itu.
“Bagaimana kalau ternyata ada orang yang mencintaimu? Apa kau juga akan mencintai orang itu?” tanya Woo Ma Wang.
“Tentu saja. Jika ada orang yang seperti itu, buatlah kami berkencan.”
“Baiklah. Kalau begitu carilah putri duyung itu, sementara aku akan mencari seorang manusia yang bisa mencintaimu. Jika kau berkencan nanti, seseorang mungkin akan patah hatinya,” kata Woo Ma Wang sambil tertawa.


Di rumahnya, Sa O Jeong membahas soal pangeran gurita dengan Son O Gong. Pangeran gurita ternyata sebenarnya tidak berniat untuk mencari putri duyung, tapi ia datang berniat untuk menusuk seorang manusia pengkhianat.




NOTE:
Minggu kemarin, saat menulis sinopsis episode 5 dan 6, saya dengan sok-sokannya menulis langsung sinopsisnya sebelum subtittle Hwayugi keluar, karena subtittle Hwayugi biasanya  lamaaaaa banget keluarnya dan bikin ga sabar. Udah kaya nunggu jodoh aja pokoknya. Padahal saya sendiri ga ngerti juga Bahasa Korea. Cuma ada beberapa kosakata yang dimengerti setelah lama suka nonton drama korea.

Mungkin udah hampir delapan tahun jadi penggemar drama korea. Harusnya dengan waktu selama itu udah mahir ya, Bahasa Korea-nya. Hmm. Tapi ga pernah diniatin belajar juga, jadinya ya beginilah sok-sokan ngerti padahal nggak.

Dan hasilnya untuk sinopsis kemarin, setelah saya nonton ulang menggunakan subtittle, ternyata banyak sekali bagian yang salah saya pahami, akhirnya terjemahannya salah, deh. Duh. Tapi sekarang saya sudah revisi kesalahannya, kok. 

Cuma ga semuanya saya betulin yang sekiranya masih sama dengan terjemahan yang sebenarnya, saya ga ganti. Yang paling fatal tuh saat nulis nama kekasihnya Woo Ma Wang dengan nama Na Cheol Nyeo padahal namanya Na Chal Nyeo. Wkwk.

Karena itu, maaf banget kalo misalnya di sinopsis kali ini juga ada beberapa bagian yang salah saya terjemahkan. Terutama pas nerjemahin percakapan mereka.

Saya sering ngerasa pusing pas denger percakapan mereka, karena ga ngerti. Kalo udah gitu teh suka jadi sedih sendiri dan bingung pas nulis sinopsis, pengen langsung berhenti aja nulisnya. Tapi akhirnya, malah maksa nyambung-nyambungin part yang dimengerti dan malah nambah-nambahin atau  malah ngurangin ceritanya. Wkwkwk. 

Ya... begitulah saya, kalo lagi addict sama satu drakor. Apapun dilakukan supaya cepet memuaskan rasa penasaran tentang drakor yang saya suka itu.

Sekali lagi maaf banget ya, kalo misalnya ada salah-salah dalam menuliskan sinopsis ini. Semoga kalian yang membaca sinopsis saya tidak merasa kecewa. Anggap saja sinopsis ini sebagai obat pereda penasaran pada Drama Hwayugi. Untuk obat penyembuhnya sendiri pas subtittle-nya sudah keluar, ya.

So, Happy Reading, Readers! Thank U.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2