SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 2 PART 1

Sebelumnya Sinopsis Hwayugi Episode 1 Part 3


Siang itu, teman-teman Jin Seon Mi kecil sedang bermain-main di halaman sebuah gereja. Semua teman-temannya berlari berebut menyentuh pohon yang ada di sana. Jin Seon Mi juga tertarik mengikuti apa yang teman-temannya lakukan. 

Teman-teman Jin Seon Mi tidak suka melihat Jin Seon Mi ikut bermain dengan mereka. Mereka kembali mengolok-olok Jin Seon Mi. Karena Jin Seon Mi ikut-ikutan menyentuh pohon itu, mereka mengatakan kalau pohon itu akan membawa sial. Salah seorang temannya bahkan sampai meludahi pohon itu agar tidak tertular sial. Mereka lalu pergi meninggalkan Jin Seon Mi.


Jin Seon Mi menangis dan mengelus pohon itu, “Maaf. Karena aku menyentuhmu, anak-anak tidak mau di dekatmu lagi."

Jin Seon Mi kemudian melihat tangannya terluka karena tergores dahan pohon saat mengelus pohon itu. Darah yang keluar dari lukanya mengeluarkan aroma sedap hingga menarik perhatian wanita yang sedang berada di atas pohon itu.


“Hei! Ayo main denganku!” tiba-tiba sebuah suara dari atas pohon memanggil Jin Seon Mi dan mengajaknya untuk bermain dengannya. Jin Seon Mi mendongak ke atas pohon. Seorang wanita dengan wajah menyeramkan sedang duduk di atas pohon itu.

“Apakah Eonni yang memanggilku?” tanya Jin Seon Mi.
“Kau memiliki bau yang enak. Ayo main denganku. Sini!” wanita itu mengulurkan tangannya pada Jin Seon Mi dari atas pohon. Jin Seon Mi membalas uluran tangan itu tanpa ragu-ragu. Tangan wanita itu perlahan semakin memanjang menggapai tangan Jin Seon Mi hingga membuat Jin Seon Mi terangkat.


Saat Jin Seon Mi ditarik ke atas pohon, roh nenek Jin Seon Mi datang menyelamatkannya dan mengusir roh pennggu pohon itu.

Roh Nenek Jin Seon Mi merasa khawatir karena telapak tangan Jin Seon Mi terluka. Nenek kemudian berpesan agar Jin Seon Mi berhati-hati dan jangan sampai terluka lagi.


“Nenek, apa aku harus selalu bersembunyi sendiri?” tanya Jin Seon Mi.
“Tidak, seseorang akan segera muncul untuk melindungimu. Sampai saat itu tiba, Seon Mi-ku, kau harus hidup dengan baik dan berani! Karena takdir orang itu adalah untuk melindungimu."
Nenek tertawa lalu menghilang dari pandangan Jin Seon Mi.

Jin Seon Mi dewasa kini sedang berada bersama orang yang dimaksud neneknya sebagai pelindungnya, yaitu Son O Gong. Son O Gong membantu membalut tangan Jin Seon Mi yang berdarah. 


Son O Gong mengatakan jika para roh mencium bau darah Jin Seon Mi, maka mereka akan datang karena Jin Seon Mi adalah Sam Jang. “Aku awalnya ingin memakan Sam Jang. Tapi begitu melihat wajahmu, aku terkejut. Bagaimana bisa aku memakan orang yang kukenal?”

Jin Seon Mi sangat berterima kasih pada Son O Gong karena telah melindunginya.
“Apa hubungan kita hanya biasa? Ini salah satu kontrakku 25 tahun lalu,” kata Son O Gong.
“Kau bilang kau tidak pernah memikirkanku sekalipun."
“Memangnya itu sungguh-sungguh? Aku hanya berpura-pura. Mulai sekarang, akan banyak roh jahat yang mengejar Sam Jang. Ah, itu tidak akan terjadi. Selama ini aku tidak ingin diganggu, jadi aku memikirkan hal lain. Tapi sekarang, aku harus bersungguh-sungguh melindungimu. Mari kita buat kontrak lagi. Mari lupakan kontrak 25 tahun lalu dan buat yang baru dan tepat. Lalu pertama-tama, kita akan memutuskan kontrak lamanya. Setuju?” Son O Gong mencoba mengelabui Jin Seon Mi agar mau memutus kontrak mereka dulu.

Son O Gong mengulurkan telapak tangannya. Jin Seon Mi juga mengulurkan telapak tangannya. Wajah Son O Gong tampak tidak sabar menanti Jin Seon Mi membalas uluran telapak tangannya. Jin Seon Mi menyadari perubahan raut wajah Son O Gong yang matanya berbinar-binar menyiratkan ketidaksabaran. Saat telapak tangan Jin Seon Mi akan menyentuh telapak tangan Son O Gong, ia dengan cepat mengepalkan telapak tangannya dan urung menyentuh telapak tangan Son O Gong.


“Kenapa? Apa? Kita tidak sedang bermain batu, gunting, kertas. Kita sedang membuat kontrak!” Son O Gong kecewa karena Jin Seon Mi urung menyentuh telapak tangannya.
“Kau pikir aku masih anak 25 tahun yang lalu? Kau mencoba menipuku dengan memutuskan kontrak lamanya, kan? Kenapa? Kau ingin memakanku juga, kan? Tapi karena kontrak lama itu jadi tidak bisa?” Jin Seon Mi sangat kesal mengetahui akal licik Son O Gong.
“Benar. Di antara mereka yang memburumu, akulah pemangsa terkuat. Jin Seon Mi, maksudku, Sam Jang. Pilih saja aku yang akan memakanmu!"
“Jika kau bisa memakanku, cobalah!” Jin Seon Mi berdiri lalu pergi meninggalkan Son O Gong. Son O Gong menyusulnya dan menghadang Jin Seon Mi.


“Kau sungguh ingin aku mencobanya?” tanya Son O Gong.
Jin Seon Mi tidak memperdulikan Son O Gong dan kembali berjalan meninggalkan Son O Gong.


Son O Gong menghadangnya lagi dan menyudutkannya ke dinding. Jin Seon Mi memalingkan wajahnya dari Son O Gong. Son O Gong marah lalu memukul dinding itu hingga berlubang dan melayang di luar rumah.
“Dasar wanita keras kepala!” ucap Son O Gong.


Tetua Soo Bo Ri sedang bertemu dengan Woo Ma Wang. Mereka sedang membicarakan Son O Gong. Woo Ma Wang merasa heran kenapa Son O Gong tidak langsung memakan Sam Jang.
“Kurasa dia merasa bersalah untuk memakannya begitu cepat atau ada sesuatu yang membuatnya ragu. Pasti ada sesuatu,” kata Woo Ma Wang.


Son O Gong dan Jin Seon Mi sekarang sedang minum di sebuah kedai. Jin Seon Mi bertanya apakah Son O Gong sungguh akan memakannya jika mereka tidak memiliki kontrak.

“Apa yang membuatmu tidak mengerti? Aku sudah jelaskan semuanya dengan sempurna."
“Aku curiga karena kau menjadi baik."
“Itu tidak benar,” kilah Son O Gong.
“Meskipun aku tidak memanggilmu karena tidak tahu namamu, tapi bagaimana bisa kau memakan anak kecil yang kau janjikan untuk kau lindungi?”
“Bahkan jika bukan aku, kau akhirnya akan tertangkap dan dimakan roh jahat lainnya. Karena kau Sam Jang."
Jin Seon Mi lalu bertanya apa sebenarnya Sam Jang itu.


Woo Ma Wang sedang berbicara dengan Ma Ji Young tentang Sam Jang yang juga sedang menanyakan apa itu Sam Jang pada Woo Ma Wang. Woo Ma Wang menjelaskan kalau Sam Jang adalah manusia dengan darah suci yang telah menerima tugas kerajaan Surga. Dirumorkan dia akan muncul sebelum terjadi keresahan besar di dunia fana. Dan Jin Seon Mi muncul sebagai Sam Jang, karena itu sebagai hukuman telah melepaskan Son O Gong.

“Tapi jika kau pahami, bisa dikatakan aku juga bertanggung jawab sebagian dalam mengubah takdirnya,” kata Woo Ma Wang.
“Jadi, sesuai permintaan Tetua Soo Bo Ri, Anda berniat melindunginya?”
Woo Ma Wang tidak menjawabnya, karena ia sebenarnya juga tergoda dengan bau darah Sam Jang.

Saat Woo Ma Wang datang ke rumah Jin Seon Mi tadi, ia menemukan tetesan darah Jin Seon Mi di lantai rumah Jin Seon Mi. Dia menjentikkan jarinya untuk mengambil tetesan darah itu dan memasukkannya ke dalam bola kristal di cincinnya. Woo Ma Wang menghirup bola kristal itu. 


Woo Ma Wang mengatakan pada Ma Ji Young kalau bau darah Sam Jang itu telah membangunkan nafsunya untuk pertama kalinya dalam seribu tahun dan akan berbahaya jika Sam Jang berada di dekatnya. Ma Ji Young lalu menyarankannya untuk menjauh dari Sam Jang.

“Bagaimanapun, setidaknya aku bisa menahannya karena sedang bertugas, tapi bagaimana Dewa Agung bisa menahannya? Son O Gong juga roh, bukan?” Woo Ma Wang merasa heran.
“Jika kita mempertimbangkan semua fakta dia sudah menjadi Dewa. Dia mungkin telah dikeluarkan dari surga, tapi seorang Dewa tetap berbeda tingkatnya. Jika Anda tidak tahan, apa aku harus membawa Sam Jang? Anda mau memakannya?”
“Lupakan! Sudah kubilang, aku sekarang sedang menjalankan tugasku. Aku juga harus menjadi orang luaaar biasa (mooo... suara sapi muncul lagi hahaha) yang bertindak sebagai Dewa. Kau boleh pergi,” kata Woo Ma Wang menahan rasa kesal karena mendengar ucapan Ma Ji Young. Ia bahkan lebih kesal lagi saat mendengar Ma Ji Young menyebut Son O Gong sebagai dewa yang berbeda tingkat dengannya.

Son O Gong memberitahu Jin Seon Mi kalau mulai sekarang pasti akan semakin banyak roh yang mencoba menerkam Jin Seon Mi. Ia meminta Jin Seon Mi untuk menyerah saja dengan hidupnya.


“Apa?” Jin Seon Mi tak percaya mendengar permintaan Son O Gong.
“Lagipula hidupmu seperti sudah rusak oleh standar manusia normal. Ini sedikit memuakkan sejak kau bisa melihat hantu dan tidak punya teman. Bagaimana jika kau mengakhiri hidup ini dan menunggu kehidupan yang selanjutnya? Jika kau mengatakan untuk menyerah di hidup ini, dengan begitu kontraknya akan batal, sehingga aku akan memakanmu tanpa rasa sakit. Karena kita sudah saling mengenal, bukankah aku pemangsa yang paling nyaman untukmu? Maksudku, daripada hidupmu berakhir dengan cemas, karena tidak tahu siapa yang akan datang dan memakanmu. Apa itu setelah seminggu atau setengah bulan di bawah perlindunganku, aku akan memberimu kesempatan memilih waktu untuk mengakhiri hidupmu,” rayu Son O Gong.

“Apa? Aku tidak membutuhkan kesempatan itu. Aku tidak melihat hantu selama satu atau dua hari. Tidak ada alasan bagiku untuk cemas. Aku tidak akan pernah menyerah pada hidupku. Aku akan terus menua dan hidup sampai keriput!”
Jin Seon Mi marah dan pergi meninggalkan Son O Gong.
“Ah, karena kontrak itu, semuanya hancur. Tapi bagaimana dia bisa menjadi Sam Jang?” Son O Gong penasaran sendiri.


Jin Seon Mi berjalan sendirian sambil menahan kekesalannya, “Bagaimana aku bisa tertipu dengan kebohongannya untuk melindungiku? Br*ngsek!"


Tiba–tiba seorang roh jahat datang menyerang Jin Seon Mi. Jin Seon Mi berusaha melawan, tapi roh itu berhasil menjatuhkan payung Jin Seon Mi dan berhasil menggigit lengan Jin Seon Mi. Son O Gong datang di waktu yang tepat dan mengalahkan roh itu. Son O Gong mendekati Jin Seon Mi dan menarik tangannya. Dia melihat ada bekas luka di tangan Jin Seon Mi.


“Kau tergigit lagi. Kenapa kau terus tergigit?”
“Apa itu tadi?”
“Roh jahat yang mencoba memakanmu. Sekarang kau percaya denganku?”
Mendengar ucapan Son O Gong, Jin Seon Mi menjadi lemas sampai terduduk di tanah.

“Kau sudah tidak waras. Lalu bisakah aku berasumsi kalau kau menyerah dan ingin kumakan?”
“Jadi ini akhir bagiku. Aku benar-benar dikutuk. Peristiwa malang selalu terjadi padaku dan semua orang yang kucintai menjadi tidak bahagia. Jadi aku terima jika aku dibunuh pembunuh berantai atau mati sebelum waktunya karena kecelakaan mobil. Tapi pada akhirnya, aku dimakan oleh roh jahat seperti ini,” kata Jin Seon Mi mengasihani dirinya sendiri.


Jin Seon Mi yang merasa putus asa lalu memohon pada Son O Gong yang terus-terusan menanyakan apakah Jin Seon Mi sudah menyerah dengan hidupnya dan bisa ia makan atau belum. 
“Aku hanya memilikimu. Kau bisa melindungiku seperti tadi."
“Aku hanya melindungi mangsaku."
“Tapi kita sudah membuat kontrak."
“Kau bahkan tidak tahu namaku. Tawaranku itu, pikirkan dengan baik. Aku akan memberi waktu 15 hari, jadi buatlah keputusan."
“Br*ngsek!” Jin Seon Mi mengusap air matanya lalu berjalan pergi dengan kesal.
Son O Gong memanggilnya dan memberi tahu bahwa payungnya terjatuh, tapi Jin Seon Mi tidak mempedulikannya.


Woo Ma Wang baru pulang ke rumahnya. Suasana hatinya berubah jadi kesal begitu melihat mantel bulu Son O Gong tergantung di atas patung kerbau miliknya. Ia bahkan membanting-bantingkan mantel itu ke lantai.


Woo Ma Wang mengancam Son O Gong, ia akan membuang mantelnya jika Son O Gong meletakkannya lagi di patung kerbaunya. Son O Gong yang sedang serius membetulkan payung Jin Seon Mi (cie yang diam-diam peduli nih), malah bertanya kenapa Woo Ma Wang akan membuang patung kerbaunya sendiri padahal patung itu cocok untuk menggantung mantelnya. (Ampun deh ni orang ga ngerti juga)
“Bukan patung kerbauku yang berharga, tapi mantelmu yang akan kulempar keluar. Gantung saja sekali lagi di sana dan aku akan membakarnya."
“Astaga, kenapa kau membuang barang bagus? Kau harus menghargainya agar hidup dengan baik."

Woo Ma Wang kesal mendengarnya, kemudian ia berkomentar mungkinkah karena Son O Gong ini adalah seorang roh yang hemat sehingga ia sampai menjahit sendiri payungnya yang rusak. Son O Gong mengatakan kalau itu adalah payungnya Sam Jang, dia bertemu dengan Sam Jang hari ini.

“Ah, begitu? Aku tak peduli kau memakannya atau tidak selama kau keluar dari rumahku”.
“Sam Jang ternyata anak kecil yang kau kirimkan ke Gunung Marmer saat itu."

Woo Ma Wang mengakui kalau dia sudah tahu siapa Sam Jang itu dan memberi tahu Son O Gong bahwa Jin Seon Mi menjadi Sam Jang karena itu adalah hukumannya yang telah membebaskan Son O Gong dari Gunung Marmer.

“Omong-omong, kenapa kau tidak langsung memakan Sam Jang? Tidak mungkin kau membiarkannya saja. Apa ada alasan lain? Apa kau sungguh menyesal sehingga membiarkan dia pergi dan tidak memakannya?” Woo Ma Wang mulai kepo.

Son O Gong tidak menjawabnya. Tiba-tiba ia berdiri dan mengatakan kalau ia sedang mencoba membuat beberapa saus.


“Saus? Hei, apa mungkin saus untuk memakan Sam Jang?”
“Aku harus pergi, jadi lihat kompornya. Yang perlu kau lakukan adalah mematikan kompor setelah 20 menit dan membiarkannya terbuka. Aku pergi!"

Son O Gong pergi dengan membawa mantelnya dan payung Jin Seon Mi. Woo Ma Wang berbicara sendiri, “Jika dia sudah menyiapkan saus, itu berarti dia akan memakannya, tapi kenapa dia tidak langsung saja?”


Son O Gong duduk di atas gedung dan mengamati Jin Seon Mi yang sedang mencari payungnya di tempat ia diserang roh jahat tadi.

“Melihat dia masih mencari payungnya, kurasa dia belum menyerahkan nyawanya."

Son O Gong kemudian menerbangkan payung itu dan menjatuhkannya di belakang Jin Seon Mi. Jin Seon Mi mengambilnya tapi ia tidak langsung pergi dari sana.


“Lihatlah dia tidak takut! Apa dia tidak berpikir ada sesuatu yang akan keluar dari sana? Jangan berdiri dalam gelap dan cepat pergi!”

Son O Gong lalu menjatuhkan sesuatu dari atas tangga dekat Jin Seon Mi dengan kekuatannya yang membuat Jin Seon Mi terkejut dan segera berlari dari sana.


Jin Seon Mi ada di kamarnya. Ia bertanya pada dirinya sendiri kenapa ia harus menyerah pada hidupnya. Ia tidak boleh menyerah begitu saja. Jin Seon Mi kemudian tidur sambil memeluk payung kuning jimatnya.


Sementara di luar rumah Jin Seon Mi, Son O Gong sedang menungguinya sambil memainkan api lilin dan mengubahnya menjadi kembang api di langit. Ia memandang dinding rumah Jin Seon Mi yang berlubang karena perbuatannya. Son O Gong bergumam sendiri kalau Jin Seon Mi adalah mangsa yang menyebalkan baginya.


Esoknya Jin Seon Mi berada di kantornya masih memikirkan caranya untuk bertahan hidup.
“Benar. Aku hanya perlu mengingat nama orang itu,” kata Jin Seon Mi.

Jin Seon Mi masih ingat ucapan Son O Gong yang mengatakan, “Sekalipun namaku titik titik titik, bahkan Dewa Langit pun takut padaku."

“Titik titik titik. Itu tiga karakter. Jangan menyerah. Karena pepatah mengatakan yang paling susah harus di mulai dengan yang paling dasar."


Jin Seon Mi mulai mencari tahu nama perinya itu dengan membuka daftar nama kliennya dan mengucapkan nama mereka satu per satu dengan keras berharap salah satu kliennya memiliki nama yang sama dengan perinya itu.

“Kim Sang Soon!  Lee Jong Mi! Song Joon Seok! Yoo Yeong Ha!” Sekeras apapun Jin Seon Mi berteriak, perinya tidak muncul-muncul juga.


Lee Han Ju masuk ke ruangannya. “Sejak pagi tadi, kau berteriak menyebut nama pelanggan dengan semangat," kata Lee Han Ju.
“Lee Han Ju. Aku sedang buru-buru sekarang. Aku tidak punya waktu. Jadi tangani segala urusan hari ini!"
“Tentu saja. Jika aku mau makan dan hidup maka aku harus melakukannya. Sendirian,” kata Lee Han Ju kesal.


Lee Han Ju lalu memberitahu bahwa kemarin Ketua Woo Hwi (Woo Ma Wang) datang mencari Jin Seon Mi.
“Siapa itu?”
Lucifer Entertainment. Agensi hiburan dengan bintang papan atas PK, tapi kau tidak tahu? Itu keluar di televisi dan sebagainya. Kau tidak tahu karena hanya mendengarkan radio.”
“Iya. Aku tidak tahu."


Lee Han Ju menunjukkan video Woo Ma Wang saat sedang menjadi juri di ponselnya. Melihat wajah Woo Ma Wang di video itu membuat Jin Seon Mi ingat dengan paman peri yang memintanya mengambil kipas 25 tahun lalu. Jin Seon Mi lalu bertanya pada Lee Han Joo bagaimana caranya agar ia bisa bertemu dengan orang di video itu.


Lee Han Ju dan Jin Seon Mi datang ke stasiun TV tempat Woo Ma Wang menjadi juri acara "Superstar". Lee Han Ju dan Jin Seon Mi berhasil masuk ke stasiun TV berkat kenalan Lee Han Ju yang bekerja di sana.


Di dalam studio stasiun TV tersebut, Woo Ma Wang sedang memberikan penilaiannya terhadap salah seorang peserta audisi “Superstar”. Lagi-lagi Woo Ma Wang meloloskan si peserta dengan menggunakan kartu kesempatan miliknya. Peserta itu padahal tidak bisa menari dengan baik. Hal itu membuat kedua rekan jurinya merasa tidak senang dengan keputusan Woo Ma Wang.


Di belakang panggung saat acara sedang break, Woo Ma Wang yang sedang asyik membaca komentar positif netizen di SNS-nya mendengar dua juri rekannya sedang membicarakan dirinya dengan jelas di hadapannya sendiri.

“Bukankah dia terlalu banyak menggunakan kartu kesempatan?” komentar salah satu juri menyindir Woo Ma Wang.
“Ini bukan kontes amal. Ini seperti komedi. Ini aneh."
“Memalukan sekali. Memangnya dia Park Jin Young atau semacamnya?”
“Apa dia bisa memilih penyanyi yang bagus?”

Ma Ji Young lalu berbisik pada Woo Ma Wang dan menawarkan untuk membunuh dua orang yang sedang menggunjing Woo Ma Wang itu. Woo Ma Wang langsung melarangnya.


Saat itu PD-nim acara “Superstar” masuk ke ruangan itu dan Woo Ma Wang langsung memanggilnya. Woo Ma Wang bertanya pada PD-nim dengan suara keras agar di dengar dua juri itu, “Tentang siaran tadi, jam berapa rating tertinggi penonton Bundang?”
“Iya. Saat Anda mengatakan, "Kau lolos" dan mengeluarkan kartu kesempatan,” jawab PD-nim.
“Apa aku ceroboh dan terlalu sering menggunakan kartu kesempatan itu? Aku pikir terlalu sering menggunakannya bukanlah seperti amal."
“Siapa orang yang tidak punya telinga dalam bermusik itu?” tanya PD-nim mencoba menyenangkan hati Woo Ma Wang.
“Astaga. Mereka bilang itu rating tertinggi penonton di Bundang. Kau... lolos! Itu yang kulakukan," Woo Ma Wang berbicara sambil memperagakan gaya khasnya untuk mengejek dua juri lain.
“Terus lakukan itu! Itu menyenangkan. Aku permisi dulu,” kata PD-nim.
Dua juri yang lain tak bisa berkata-kata lagi mendengar sindiran balik Woo Ma Wang.


Acara audisi “Superstar” kembali dimulai. Ketiga juri sudah bersiap menyaksikan peserta berikutnya yang merupakan seorang gadis muda berusia 16 tahun. Jin Seon Mi tiba-tiba muncul di atas panggung sebagai peserta di acara itu dan mengejutkan para juri dan semua kru acara, termasuk mengejutkan Lee Han Ju. Jin Seon Mi dengan percaya diri berdiri di atas panggung sambil membawa payung kuningnya.


“Dia kelas sembilan? Kurasa tidak. Dia berumur tiga puluh enam tahun. Kurasa ini salah,” komentar salah seorang juri.
Woo Ma Wang langsung mengenali orang yang ada di depannya sekarang adalah Sam Jang.


“Aku tidak dapat bertemu denganmu di agensi dan tidak bisa menghubungimu di stasiun radio, jadi aku langsung kesini. Ini sangat mendesak bagiku. Di masa lalu, kau memilihku. Kau bilang aku punya kemampuan khusus dan lolos. Tolong bantu aku. Aku putus asa,” kata Jin Seon Mi pada Woo Ma Wang.


Sebelum menjawab, Woo Ma Wang memakai kaca mata hitamnya terlebih dulu. “Karena aku telah meloloskan begitu banyak orang, Aku tidak ingat dengan baik."
“Kau tidak ingat denganku?”
“Kurasa kau tidak cukup spesial untuk di ingat. Maaf."
“Sebentar. Aku akan menunjukkannya. Aku akan menunjukkan sekali lagi kemampuan khususku. Tolong biarkan aku menunjukkan bakat khususku yang bisa melihat hal-hal yang tak terlihat."


Jin Seon Mi menunjukkan bekas gigitan roh jahat di tangannya. Jin Seon Mi mulai bernyanyi. Para roh yang mencium bau darah Jin Seon Mi mulai berdatangan mendekati Jin Seon Mi. Jin Seon Mi bernyanyi dengan suaranya yang kurang bagus sambil menghalau para roh dengan payungnya.


Nafsu dalam diri Woo Ma Wang mulai bereaksi mencium bau darah Jin Seon Mi. Begitupun dengan Ma Ji Young. Mata Woo Ma Wang dan Ma Ji Young menjadi merah. Woo Ma Wang berusaha keras menahan dirinya untuk tidak tergoda dengan bau darah Sam Jang.


“Aroma ini, bau ini! Aku sangat ingin memakannya! Tidak! Sadarlah! Ugh! Ugh, sadarlah!” kata Woo Ma Wang pada dirinya sendiri. Woo Ma Wang kembali mengingat saat pertama bertemu Jin Seon Mi. “Tidak! Tidak bisa! Aku harus jadi juri! Tidak! Aroma ini! Oh aroma ini!”


Karena sudah tidak bisa tahan lagi, Woo Ma Wang menghantamkan tangannya ke meja dan membuat para roh jahat yang mengerubungi Jin Seon Mi pergi. Ia lalu meneriakkan, “Kau... Lolos!” pada Jin Seon Mi. Seisi studio heboh tidak percaya dengan keputusan Woo Ma Wang. Semua orang terkejut kenapa Woo Ma Wang bisa meloloskan orang yang tidak bisa bernyanyi dengan baik dan hanya bisa memain-mainkan payung kesana-kemari tidak jelas seperti Jin Seon Mi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2