SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 3


Jin Seon Mi keluar dari mobilnya mengejar orang yang pernah berjanji akan melindunginya saat ia masih kecil dulu, namun Jin Seon Mi tak berhasil menemukan orang itu. Padahal orang yang dicarinya ada di belakangnya sedang memperhatikannya. 


Tiba-tiba seorang anak kecil datang menghampiri Jin Seon Mi. Ia menuntun Jin Seon Mi menuju ke suatu tempat. Anak kecil itu lalu menghilang begitu saja saat mereka telah sampai di tempat tujuan. Jin Seon Mi melihat orang yang sedang dicarinya sedang berdiri di lantai atas tempat ia berada sekarang.  Jin Seon Mi memberanikan diri untuk menghampirinya.


“Wow, Nak! Oh, kau sudah tua! Kau tidak mati dan mampu bertahan. Aku bangga padamu!” kata Son O Gong.
“Aku berusaha bertahan hidup dan tidak mati. Tapi peri tetap tak berubah masih sama seperti dulu."
“Apa mungkin, kau masih mencariku?”
“Kau baru muncul sekarang, Peri.”
“Aku tidak muncul begitu saja. Aku hanya kebetulan lewat saja."
“Sudah kuduga. Aku penasaran mengapa orang yang menipuku baru sekarang muncul lagi."
“Aku tidak punya kesempatan untuk muncul. Kau tidak pernah memanggil namaku."
Jin Seon Mi jadi teringat kembali bagaimana dulu orang yang ia anggap sebagai peri membuatnya tak bisa mengingat nama peri itu sendiri. 

Son O Gong bertanya pada Jin Seon Mi kenapa dia tidak berusaha mencarinya. Jin Seon Mi beralasan kalau perinya tidak terlalu berharga baginya, jadi ia tidak mencarinya lagi. 

Awalnya ia sempat berpikir bahwa Son O Gong sangatlah hebat setelah mengaku-ngaku padanya sebagai peri. Tapi, setelah ia menjadi dewasa ia baru tahu kalau Son O Gong tak lain adalah seorang roh jibang, roh yang terjebak di rumah seperti dulu.

“Apa mungkin namamu roh jibang?” tanya Jin Seon Mi sinis.
“Apa kau memanggilku sebagai roh jibang dan roh biasa?” Son O Gong tak terima mendengarnya.
“Apa bukan? Kalau begitu lupakan saja! Ah, kau bilang hanya kebetulan lewat, kan? Aku tidak akan menghentikanmu dengan memanggilmu. Jadi silahkan lewat saja!”

Son O Gong merasa heran dengan apa yang terjadi pada sikap Jin Seon Mi? Ia pernah mendengar kalau manusia akan menjadi pemarah saat mereka menua. Jin Seon Mi sebagai anak yang meminta bantuannya, setidaknya dia imut. Jin Seon Mi tua terlihat menyedihkan dengan omelannya. 

Son O Gong beranggapan pasti sulit bagi Jin Seon Mi menghadapi dirinya walau ia hanya roh biasa. Ia tak bisa tinggal diam. Ia lalu meminta nomor ponsel Jin Seon Mi agar ia bisa mengirim jimat untuk Jin Seon Mi.

“Kau ingin nomorku? Wow! Lalu, kau mau memberitahuku namamu?”
“Jika aku memberitahu namaku begitu saja, apa kira-kira itu memang nama asliku?”
“Lalu jika aku memanggil nama aslimu, kau akan muncul untuk melindungiku, kan?”
“Benar. Telpon aku jika kau dalam masalah! Tapi, aku tidak bisa menjamin kalau aku akan menjawabnya."
“Mengapa aku harus menelpon? Kau bilang kau akan datang jika kupanggil namamu."
Son O Gong terkejut mendengarnya.

Jin Seon Mi melanjutkan perkataannya, “Aku tahu nama aslimu. Aku ingat. Aku sudah tahu siapa namamu. Kalau begitu, aku permisi dulu. Aku sibuk."

Jin Seon Mi lalu pergi meninggalkan Son O Gong. Son O Gong terdiam tak percaya Jin Seon Mi bisa ingat dengan namanya. Ia kemudian pergi menyusul Jin Seon Mi.


“Hei, Jin Seon Mi tua! Bagaimana kau bisa berbohong? Bagaimana kau bisa tahu namaku?”
“Aku baru saja ingat."
“Itu bukan sesuatu yang bisa kau ingat."
“Kalau begitu, jangan percaya jika tidak mau!”
Jin Seon Mi terus saja berjalan sampai Son O Gong menghentikannya.

“Berani-beraninya kau mencoba menipuku? Jika benar tahu, coba panggil! Kau tidak tahu, kan? Tidak, kan?”
“Kau takut, kan? Aku bisa memanggil namamu?”
“Hei!” Son O Gong berteriak pada Jin Seon Mi. “Kau tau siapa aku? Dengan titik titik titik namaku, bahkan Dewa Langit akan menggigil. Itulah aku! Jadi, jangan bohong padaku mulai sekarang! Bilang saja kau tidak tahu!"
“Baiklah, anggap saja aku tidak tahu!"
“Ugh, dasar! Jika tidak tahu, berarti tidak tahu. Apa maksudmu, anggap saja aku tidak tahu?" Son O Gong semakin kesal pada Jin Seon Mi.
“Aku tidak akan memanggilmu. Jadi, anggap saja aku tidak tahu! Sampai kapanpun aku tidak akan memanggilmu. Bukan karena aku tidak bisa. Aku harus menua dengan baik. Aku mengetahui semuanya sendiri dan menjalani hidup yang baik dengan melindungi diri sendiri. Saat melakukan itu, aku tidak perlu memanggil peri untuk melindungiku."
“Kau tidak memerlukannya? Kurasa kau tumbuh dengan baik. Baiklah. Aku akan melanjutkan perjalananku. Aku akan memberi saran bagus. Menualah dengan pelan-pelan!” kata Son O Gong sambil berlalu meninggalkan Jin Seon Mi yang sedang berusaha menahan air mata sedihnya.

                                                  
Woo Ma Wang datang ke kantor Jin Seon Mi untuk menemui Jin Seon Mi. Lee Han Ju menyambutnya dengan antusias dan mengenali Woo Ma Wang sebagai juri acara pencarian bakat yang selalu mengatakan, “Kau lolos!”

“Wow... Anda sangat keren (setuju)!” puji Lee Han Ju.
Woo Ma Wang hanya tertawa mendengar pujian Lee Han Ju. Ia kembali menanyakan apakah Jin Seon Mi ada di kantor. Lee Han Ju mengatakan Jin Seon Mi sedang tidak di kantor dan mempersilahkannya menunggu di ruangan Jin Seon Mi, sementara ia akan membuatkan kopi untuk Woo Ma Wang.  

“Wow, Anda punya wajah yang mungil!” Lee Han Joo masih saja mengagumi dan memandangi  Woo Ma Wang. Ia bahkan sampai menelepon teman-temannya dan memberitahukan kalau ia baru saja bertemu seseorang. Ia memberikan clue siapa orang itu, “Kau lolos!” Lee Han Ju menirukan gaya Woo Ma Wang saat mengatakan, “Kau lolos!”


Woo Ma Wang masuk ke ruangan Jin Seon Mi dan mengamati sekelilingnya. Dia mengambil kartu nama Jin Seon Mi dari meja. Ia lalu mengambil foto Jin Seon Mi kecil dan neneknya di meja dan mengamati foto itu.

“Benar. Ini memang dia!” Woo Ma Wang jadi ingat kembali saat pertama ia bertemu dengan Jin Seon Mi kecil.

Woo Ma Wang melihat lisensi Jin Seon Mi sebagai CEO perusahaan real estate tergantung di dinding. Woo Ma Wang memuji Jin Seon Mi yang telah berhasil menjadi CEO perusahaan real estate. Ia berpikir meskipun Jin Seon Mi adalah Sam Jang, ternyata Jin Seon Mi hidup seperti biasa.


Woo Ma Wang kemudian mengamati sebuah brankas dengan kacamata yang bisa melihat isi brankas itu. Wow, lihat ini! Dia menghasilkan banyak uang dengan kemampuan Sam Jang. Berapa banyak bongkahan emasnya? Woo Ma Wang merasa takjub dengan kekayaannya Jin Seon Mi.


Woo Ma Wang secara tidak sengaja tersandung sandal pororo Jin Seon Mi. Ia lalu mengambilnya. Dia melihat sandal itu sudah jelek. “Jika dia kaya, seharusnya ia beli sandal yang lebih baik. Apa ini? Dia kan bukan pengemis,” komentar Woo Ma Wang.


Woo Ma Wang tiba-tiba mengendus-endus sendal itu. Ia penasaran apakah sandal itu juga memiliki bau Sam Jang.

“Apa ini bau Sam Jang? Kudengar Sam Jang berbau bunga teratai. Astaga. Hanya bau busuk? Tidak! apa ini bau bunga teratai? Ah, apa ini... ugh!” Woo Ma Wang semakin mendekatkan hidungnya pada sandal Jin Seon Mi bahkan sampai mengipasi sandal itu agar baunya sampai ke hidungnya. 

“Ah, bunga teratai. Bukan? Bunga teratai. kudengar baunya enak. Apa ini bunga teratai?” Woo Ma Wang tak sengaja melihat bayangan dirinya di kaca yang sedang mengendus-endus sandal Jin Seon Mi. Ia kaget sendiri dengan  tingkahnya. Ia buru-buru menurunkan sendal Jin Seon Mi. Ia mengomeli dirinya sendiri yang sudah bersikap bodoh dengan menciumi sandal. 

Woo Ma Wang lalu melemparkan sandal itu, namun kemudian dengan cepat menangkapnya kembali. Ia kembali menciumi sandal itu dengan lebih ganas dari sebelumnya. Woo Ma Wang berulang kali mencium sandal itu dan menikmati baunya dengan ekspresi mupeng-nya yang lebay. Ia bahkan sampai menempel-nempelkan sandal itu ke seluruh tubuhnya agar bau sandal itu menyebar di tubuhnya. “Ah, aku ingin menempelkannya di hidungku! Plester! Plester!” Woo Ma Wang jadi gaje sendiri. (ngakak pisan liat ahjussi satu ini dah)


Tanpa sepengetahuannya Lee Han Ju datang membawakan kopi. Woo Ma Wang berbalik, wajahnya berubah menjadi malu, namun ia buru-buru kembali memasang wajah cool-nya. (backsound sapi terdengar lagi, mooo... hahaha

Woo Ma Wang dan Lee Han Ju sama-sama terkejut. Woo Ma Wang yang terlanjur malu di hadapan Lee Han Ju karena telah mengendus-endus sandal Jin Seon Mi, segera melemparkan sandal itu sembarangan dan pamit pergi dengan penuh wibawa. Lee Han Ju yang juga terkejut melihat tingkah aneh Woo Ma Wang sampai menjatuhkan kopinya dan melongo tak percaya dengan tingkah aneh Woo Ma Wang.


Woo Ma Wang masih tetap mempertahankan sikap wibawanya sampai ia keluar kantor, namun kemudian ia merasa malu sendiri dengan tingkahnya tadi di dalam. “Sangat memalukan!” ucap Woo Ma Wang berulang kali. Ia buru-buru masuk ke mobil saking malunya.


Di dalam mobil, Ma Ji Young menanyakan apakah Woo Ma Wang berhasil bertemu dengan Sam Jang.

“Tidak, aku tidak bertemu dengannya. Aku sangat malu di depan karyawan kantornya. Bagaimanapun juga, aku yakin karyawan itu mengenal wajahku. Bagaimana jika dia mempostingnya di medsos?”
“Haruskah aku membunuhnya?” tanya Ma Ji Young.
“Iya, bunuh dia!” perintah Woo Ma Wang tanpa berpikir.
“Eh, Lupakan!” Woo Ma Wang  meralatnya. “Sekarang kita sudah tahu di mana keberadaan Sam Jang. Ayo kembali sekarang. Ayo kembali!”
Ma Ji Young segera  menuruti perintah Woo Ma Wang. Sementara itu, Woo Ma Wang melihat kembali kartu nama Jin Seon Mi yang ia bawa dari kantor Jin Seon Mi tadi.


Jin Seon Mi akan menyebarang jalan tapi sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Pengemudi mobil itu turun. Dia adalah pria yang tadi dimaki-maki oleh Jin Seon Mi di jalanan.

“Hei, berhenti di situ! Aku menangkapmu. Kau wanita itu, kan? Wanita gila br*ngsek yang memakiku. Akhirnya aku menemukanmu. Aku menangkapmu!” seru pengemudi itu.

Pria itu sangat marah dan akan menyerang Jin Seon Mi. Jin Seon Mi bersiap akan menghalaunya dengan payung. Tapi pengemudi itu tidak bisa menjangkau Jin Seon Mi. Tangannya tiba-tiba kram, lalu bergerak-gerak di luar kendali memukul-mukul kepalanya sendiri. Pengemudi dan Jin Seon Mi jadi bingung dengan apa yang terjadi. Rupanya itu semua terjadi, karena ulah Son O Gong yang berada tak jauh dari tempat mereka. Son O Gong mengendalikan tangan pengemudi itu dengan membuat pengemudi itu mengikuti gerakan tangan yang Son O Gong lakukan. (haha cie yang diam-diam jadi pelindung)


“Hei, berhati-hatilah! Jika kita bertemu lagi, tamat riwayatmu!” pengemudi itu segera pergi ketakutan dengan masih memukul-mukul kepalanya.


Son O Gong berjalan mendekati Jin Seon Mi.
“Karena kau bilang kau tidak membutuhkanku, kupikir kau jago bertarung tapi hanya payungmu itu yang jadi andalanmu."
“Ponselku ada di sini dan ada CCTV juga di sini. Ini bisa melindungiku dengan baik,” kata Jin Seon Mi.
“Baiklah. Meskipun tidak mungkin, katakan saja kau ingat namaku. Lalu kenapa kau tidak memanggilku?”
“Yang melarikan diri itu siapa, ya? Mengapa kau sendiri yang marah karena aku tidak memanggilmu?”
“Setelah mendengar aku tidak dibutuhkan, aku tersinggung. Seolah-olah kau sedang meremehkanku. Aku harus periksa. Panggil aku. Siapa namaku?” Son O Gong mendekatkan tangannya ke telinganya bersiap mendengar Jin Seon Mi memanggil namanya.


“Baik. Aku akan memanggil namamu. Peri, namamu... Namamu adalah...” belum sempat Jin Seon Mi melanjutkan perkataannya, ponselnya berbunyi dan ia menerima panggilan itu.
“Ya, Han Joo. Maaf aku tidak bisa menjawab teleponmu. Aku bertemu seseorang di jalan."

Son O Gong tersinggung karena diabaikan Jin Seon Mi hanya gara-gara sebuah panggilan telepon. Ia minta Jin Seon Mi cepat bicara dan menutup teleponnya. “Kau tidak lihat orang yang sedang bicara denganmu?” Son O Gong terus menganggu pembicaraan Jin Seon Mi di telepon.

“Orang yang kutemui ini tidak begitu penting. Aku akan segera ke sana,” kata Jin Seon Mi pada Lee Han Ju lalu menutup teleponnya.
“Orang tidak penting ini telah menunggu lama saat tersinggung. Trik apa yang ingin kau mainkan sekarang?” protes Son O Gong.
“Trik untuk membuatmu waspada. Aku yakin kau merasa sangat nyaman karena aku tidak bisa memanggilmu. Mulai sekarang, tetaplah waspada karena kau tidak akan pernah tahu kapan aku akan memanggilmu."
“Kalau begitu, panggil aku! Aku akan membunuhmu jika kau salah. Tadinya karena kau memanggilku Peri, aku akan mengakhirinya sebagai sebuah dongeng yang lucu. Tapi bercandamu terlalu jauh. Haruskah peri ini mengakhiri kisah dongengnya dengan darah?” Son O Gong mulai marah hingga matanya sekilas mengeluarkan warna merah.


Son O Gong berjalan mendekati Jin Seon Mi yang tampak ketakutan. Jin Seon Mi akhirnya mengakui kalau dia tidak tahu nama Son O Gong dan hanya berpura-pura.

“Tadinya aku bangga padamu karena masih mengingatku. Jadi aku menyapamu. Tapi, beraninya kau berpura-pura padaku?” kata Son O Gong.
“Pernahkah kau berpikir kalau aku mungkin akan memanggilmu?”
“Tentu saja tidak. Aku tahu kau tidak akan pernah bisa memanggilku."
“Begitu rupanya. Aku telah menunggu peri itu selama 25 tahun terakhir. Aku bertanya-tanya jika saja dia datang melindungiku. Aku putus asa. Akhir dongeng yang bahagia dengan peri dan harapan yang berlangsung 25 tahun, kini telah berakhir hari ini," ucap Jin Seon Mi sedih.


“Aku muncul untuk mengatakan bahwa aku bukan peri yang dulu."
“Aku tahu. Tapi aku tidak tahu alasan aku menunggumu."
Jin Seon Mi meninggalkan Son O Gong dengan perasaan sedih.


Son O Gong menemui salah seorang temannya yang merupakan seorang bartender. (Sepertinya dia ini adiknya Jenderal Es, karena memanggil Jenderal Es dengan sebutan oppa dan lagi teko punya Jenderal Es sekarang ada di dia) Son O Gong tersenyum melihat teko yang sudah ia berikan pada Jenderal Es ada di hadapannya. Temannya datang dan bertanya apakah benar Son O Gong yang telah memberikan teko itu pada oppa-nya. Karena teko itu hangat dan manis, ia merasa teko itu lebih cocok dengannya.

Son O Gong tak menjawab pertanyaan itu, ia malah mulai curhat kalau sekarang ia sedang ingin minum bukannya makan es krim. Di saat seperti ini Son O Gong merasa ingin menghabiskan sebanyak 12 botol minuman. Ia menceritakan hari ini ia baru saja bertemu seorang anak yang ia kenal sejak lama dan kini muncul lebih tua. Anak itu membuat Son O Gong merasa tidak nyaman.

“Kau pasti melakukan kesalahan pada anak itu?” tanya temannya itu.
“Iya. Tapi aku tidak merasa terganggu dengan hal itu sama sekali. Tapi dia bilang dia menungguku selama 25 tahun dengan putus asa. Aku tidak tahu itu. Tapi, itu sangat membuatku khawatir."

“Putus asa berarti sesuatu yang seperti ini,” teman Son O Gong kemudian menyodorkan minuman beralkohol pada Son O Gong. “Selama 25 tahun, karena tidak pernah diizinkan, kau tidak bisa melupakannya dan akhirnya kau menginginkannya lebih banyak,” kata temannya kemudian.

Son O Gong tahu persis perasaan yang diceritakan temannya itu di mana ia sendiri ingin sekali minum alkohol, tapi selama 25 tahun ia dihukum tidak boleh minum. “Kau membuat perasaanku memburuk!” kata Son O Gong marah.

Temannya meminta maaf karena malah membuat perasaan Son O Gong lebih buruk dengan ucapannya. “Ugh, aku harus menyingkirkan perasaan gelisah ini. Aku harus segera menemukan Sam Jang dan memakannya,” tekad Son O Gong.


Jin Seon Mi sedang berjalan menuju rumahnya. Wanita yang kerasukan roh boneka pengantin wanita sedang mengintainya dari dalam mobil. Ia mengira Jin Seon Mi adalah kekasih Son O Gong, karena ia sempat melihat mereka sedang mengobrol bersama tadi siang. “Wanita itu bersama orang yang menyingkirkan suamiku,” ujarnya.

Jin Seon Mi masuk ke dalam rumahnya. Bingkai foto di rumahnya tiba-tiba terjatuh sendiri.  Jin Seon Mi melihat ke sekeliling ruangan. Setelah memastikan tak ada apa-apa, ia kemudian masuk ke kamarnya. Sebuah boneka pengantin wanita dekat bingkai foto yang tadi terjatuh di pajang tengah mengawasi kepergian Jin Seon Mi dari ruangan itu.


Saat sedang mengikat rambut di kamarnya, Jin Seon Mi merasakan sebuah boneka berjalan menghampirinya di belakangnya. Boneka itu kemudian kabur saat Jin Seon Mi melihat ke arahnya. 


Jin Seon Mi keluar dari kamarnya dan melihat boneka itu duduk di kursi ruang tamu. Mata boneka itu bergerak-gerak. Jin Seon Mi dengan sigap mengambil payung kuning jimatnya. Boneka itu kemudian berubah menjadi sesosok pengantin wanita asli. Jin Seon Mi menyadari kalau sosok pengantin wanita itu adalah iblis yang mirip dengan makhluk yang menggigitnya tempo hari.


Tiba-tiba beberapa lampu gantung di rumahnya pecah. Listrik di rumahnya pun menjadi padam. Boneka itu menghilang begitu listrik padam. Jin Seon Mi mulai mencari-cari boneka itu. Tangan boneka muncul dari bawah kursi, tapi kemudian masuk lagi ke bawah kursi itu. Jin Seon Mi mencoba memeriksa bagian bawah kursi. Ia tidak melihat apapun di sana. Padahal boneka itu ada di dekat sana dan mencoba mengeluarkan tangannya lagi saat Jin Seon Mi tak melihat ke arah sana. 


Jin Seon Mi mencari ke arah lain. Tiba-tiba bingkai foto dirinya melayang dan menghantam dirinya. Tangan Jin Seon Mi terkena pecahan kaca dan mengeluarkan darah hingga menetes ke lantai. 


Jin Seon Mi lari ke dalam kamar dan membungkus lukanya. Ia berkata ia tidak boleh berdarah. Dan benar saja Jin Seon Mi tidak boleh terluka, karena jika ia mengeluarkan darah, aroma tetesan darahnya itu akan menyebar hingga mengundang datangnya para roh-roh jahat ke tempat Jin Seon Mi berada. 


Woo Ma Wang pun ikut merasakan bau darah sucinya Jin Seon Mi. Son O Gong juga datang ke tempat asal bau darah Sam Jang berada. Ia mulai mengalahkan para roh jahat yang berniat mendekati Sam Jang mangsa miliknya.


Sementara itu, Jin Seon Mi masih berjuang mengusir boneka pengantin wanita. Boneka pengantin wanita itu hendak masuk ke kamar Jin Seon Mi. Jin Seon Mi segera menahan pintu kamarnya dengan tubuhnya agar boneka itu tidak bisa masuk. 


Namun, boneka yang menggedor-gedor kamar Jin Seon Mi tiba-tiba menghilang. Jin Seon Mi heran. Ia mulai memberanikan diri keluar kamar. Ia mengambil payung dan benda yang tampak seperti pemantik api. Jin Seon Mi membawa kedua benda itu keluar kamar. Di luar ia mendapati Son O Gong baru saja menghancurkan boneka pengantin wanita itu.


Son O Gong membalikkan badannya dan berdiri melihat Jin Seon Mi ada di hadapannya.
“Peri?”
“Kau Jin Seon Mi!” Son O Gong terkejut melihat Jin Seon Mi ada di sana.
“Apa kau datang untuk melindungiku?” tanya Jin Seon Mi.

Son O Gong melihat ada luka bekas gigitan di pundak Jin Seon Mi sama seperti bekas gigitan roh jahat boneka kayu pengantin laki-laki yang pernah dikalahkannya tempo hari. Son O Gong lalu menarik Jin Seon Mi mendekat.


“Sial! Kau adalah Sam Jang?” kata Son O Gong terkejut sekaligus kecewa.


Woo Ma Wang datang ke rumah Jin Seon Mi dan mengusir semua roh yang masih ada di sana. Dia lalu berdiri dan merasakan sesuatu, “Sial! B*jingan itu juga menemukan Sam Jang," Woo Ma Wang kemudian berteriak tak terima Son O Gong telah menemukan Sam Jang.


Setelah melihat luka di pundak Jin Seon Mi, Son O Gong mendorongnya menjauh.
“Kau sungguh datang untuk menyelamatkanku?” wajah Seon Mi tampak tak percaya melihat perinya datang menyelamatkannya.

“Tidak. Aku datang untuk memakanmu!” kata Son O Gong sungguh-sungguh. 


Komentar:

Wahh... seru... baru episode satu aja udah nagih, nih. Hantunya serem banget, sampai ke bawa-bawa mimpi. Nekad sih, sudah tahu drama ini ada hantunya malah nonton malam-malam, saking penasarannya sama drama ini.

Om Woo Ma Wang paling lucu. Suka banget dengan ekspresi lebay-nya itu. Son O Gong juga bikin gemes, nakal-nakal licik menggemaskan gimana gitu. Kebayang gimana stress-nya Woo Ma Wang ngadepin tingkah Son O Gong. Makanya, ia sendiri bilang untuk nyindir Son O Gong kalau mungkin dirinya akan ditawari jadi dewa sekaligus mengurus monyet yang belum dewasa kaya Son O Gong. Tapi, dasar Son O Gong nih ga peka sama sindiran Woo Ma Wang. Hahaha.

Woo Ma Wang sama Son O Gong ini sama-sama sedang berusaha untuk menjadi dewa. Kayanya Woo Ma Wang sudah mempersiapkan diri menjadi dewa selama 1.000 tahun. Nah, kalau Son O Gong sendiri tadinya ia memang seorang dewa, tapi karena berbuat kesalahan ia dikurung di Gunung Marmer sampai Jin Seon Mi kecil datang membebaskannya. Kasian banget Son O Gong ini, dia paling suka minum alkohol tapi ia mendapat hukuman untuk tidak minum alkohol, jadi dia cuma bisa ngumpulin alkoholnya dulu. Sekarang Son O Gong sedang berusaha untuk menjadi dewa lagi agar bisa mencabut hukumannya dengan  cara mengusir roh-roh jahat di dunia, tapi ia malah terus-terusan buat kerusakan di dunia manusia. Haduh...

Tapi ya memang begitulah sifat Son O Gong. Ia juga bisa dibilang punya sifat licik, udah  tega menipu gadis kecil kaya Jin Seon Mi. Kasian Jin Seon Mi, padahal Jin Seon Mi sangat berharap ia punya peri pelindung yang bisa melindunginya dari hantu-hantu yang mengganggunya. 

Son O Gong sendiri tahu persis kalau perjanjian yang dibuat antara dewa seperti dirinya dengan manusia tidak bisa dilanggar begitu saja. Sampai kapanpun akan tetap berlaku. Makanya, ia tidak bisa membatalkan kontraknya begitu saja kecuali Jin Seon Mi menarik perjanjian itu kembali. 

Dan sekarang Son O Gong kena batunya. Sam Jang yang dicarinya ternyata adalah Jin Seon Mi orang yang menyelamatkan dirinya sekaligus harus dia lindungi karena memang ia ditakdirkan sebagai pelindung Jin Seon Mi gara-gara perjanjian di Gunung Marmer itu. Dan fakta Jin Seon Mi menjadi Sam Jang adalah karena ia dihukum telah menyelamatkan Son O Gong. Hmm...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW DRAMA KOREA BLACK: Tragedi Keserakahan Manusia

MENYUSUN MISTERI ALUR HITAM DRAMA KOREA BLACK

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 7 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 10 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 1 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 5 PART 2

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 9 PART 1

SINOPSIS HWAYUGI EPISODE 6 PART 2